"Ayo kesana!" Ujar seorang gadis berambut panjang itu dengan riang. Berbanding terbalik dengan Haru yang masih memaksakan senyumnya, berharap gadis didepannya tidak menyadari betapa banyak luka yang sudah ia sembunyikan sampai sejauh ini.
Haru hanya menurut saat tangannya ditarik menuju wahana bianglala. Satu-satunya wahana yang belum mereka naiki di pasar malam itu. Setelah mengantri cukup lama, keduanya naik setelah dipersilahkan oleh petugas. Iatidak bisa tidak jatuh cinta padanya. Pada gadis yang sudah menemani hidupnya selama 3 tahun terakhir di masa-masa sulitnya.
"Coba saja Satya ada disini, pasti menyenangkan kan?" Runa menatap Haru, menunggu jawaban dari laki-laki di hadapannya yang tak kunjung membuka mulut sejak mereka mengantri tadi.
"Iya Runa, akan menyenangkan." Jawabnya, ia setengah mati menahan sesak di dadanya.
Runa itu milik Satya. Berkali-kali Haru mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak semakin jatuh pada pesona gadis yang tingginya bahkan tidak mencapai pundaknya. Namun hatinya tidak bisa dihentikan, tidak bisa dielakkan. Tangannya bergerak mengambil ponsel di saku celananya, Ia mengetik sebuah pesan singkat dan mengirimnya sebelum kembali memasukkan benda pipih itu ke celananya. Tidak peduli bagaimana respon yang akan didapat setelah ini.
Biarkan dia menikmati malam ini, melebur dengan waktu yang tak akan bisa diulang lagi. Malam ini hanya ada mereka, Haru dan Runa, bukan Satya.
11.4.24