Bertemu tamu

17 1 0
                                    


Ayyara menatap layar laptopnya tanpa ekspresi yang berarti. Alunan musik pop-rock kesukaannya mengiringi siang hari yang terik ini. Seekor kucing berwarna kuning dengan nama Marie bergerak memutari kaki Ayyara, berusaha mengalihkan atensi gadis yang sudah satu jam berkutat dengan controlling schedule BEM itu. Tak berhasil, kucing itu menggeram rendah dan berpindah ke atas pangkuan Ayyara.

"Oh, haiii lil' beast. You hungry?" Ujar Ayyara mulai mengelus bulu lebat Marie, sementara kucing itu kesenangan karena berhasil mendapat perhatian.

"Okay, let me get you some. Let's goo!" Ayyara mulai beranjak dari posisinya untuk memberi Marie makan.

Setelah memastikan Marie mendapatkan kudapannya, Ayyara keluar dari kamar appartement untuk mengecek kotak surat. Sudah lama ia tidak memeriksanya karena -hei? ini 2024, apa masih ada manusia yang bisa menulis surat dan mengirimkannya lewat kantor pos?.

Langkah kakinya berhenti ketika melihat Lintang diujung tangga. Tubuh yang biasanya tegap dan bersemangat kini terlihat layu tak bertenaga. Ayyara tersenyum tipis sekali sebelum kembali melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah Lintang yang masih berdiri di tempatnya.

"Tang, udah makan?" Tanya Ayyara basa-basi sambil membuka kotak suratnya. Ia sedikit terkejut kala menemukan 4 sampai 5 surat yang ada didalam kotak dengan nomor 9121, nomor kamarnya.

"Belum ya, gua mau mie rebus pakai telur." Ujar Lintang lagi-lagi tanpa semangat. Ayyara menarik tangan laki-laki yang berusia 2 tahun lebih tua darinya itu pelan, mengisyaratkan Lintang untuk mengikuti langkahnya. Keduanya berjalan dalam keheningan.

Bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Cendrawasih membuat Ayyara mengenal Lintang -si laki-laki ENFP. Awalnya Ayyara tidak peduli dengan keramaian yang terjadi diruang BEM setiap kali Lintang menapakkan kaki. Namun kali ini ia tidak bisa menolak saat Harsa-si Ketua BEM- menunjuk Ayyara dan Lintang untuk menjadi ketua dan wakil ketua pelaksana pada kegiatan pameran FST tahun ini. Ayyara memang mahasiswa fakultas sains dan teknologi, tapi Lintang? dia mahasiswa MIPA. Komposisi yang sangat aneh, Harsa ini sudah tidak waras sepertinya.

Setelah mempersilahkan Lintang untuk masuk, Ayyara mulai mengambil langkah menuju dapur. Surat yang dibawanya tadi sudah ia simpan di dalam kamar, mungkin akan ia baca setelah luang. Gadis itu mengambil panci dan mulai mengisinya dengan air untuk kemudian dia panaskan diatas kompor.

"Jangan pedes, telurnya setengah mateng." Kata Lintang sebelum membuka tasnya dan mengeluarkan laptop.

Ayyara tak menghiraukan perkataan Lintang yang sudah sibuk dengan catatan yang berserakan di meja ruang tengahnya, antara sudah hafal kesukaan Lintang atau memang malas untuk menanggapi. Lintang dan Ayyara bagai siang dan malam, air dan minyak, bentuk apapun yang bertentangan akan cocok dengan mereka.

Ketika Lintang selalu punya banyak energi untuk dibagikan kepada semua manusia di sekelilingnya, maka Ayyara selalu meminimalisir penggunaan energi yang ada. Hidup Lintang terlihat merepotkan bagi Ayyara dan hidup Ayyara terlihat membosankan bagi Lintang. Namun siapa sangka hubungan antara langit dan bumi ini bisa menjadi simbiosis mutualisme hingga sekarang. Ketika Ayyara malas menjelaskan, Lintang akan dengan senang hati mewakilkan dan ketika situasi menjadi rumit, Ayyara akan memanfaatkan otak kritisnya untuk menjawab.

 Setelah masakannya selesai, keduanya duduk sambil menatap laptop masing-masing untuk mengurusi surat perizinan. Aroma mie yang menyeruak membuat Marie terbangun dari tidur siangnya dan berjalan mendekati Lintang yang langsung disambut baik olehnya.

Hari ini Lintang tidak banyak bicara. Meski memang keadaannya saat bertemu Ayyara tadi tidak bisa dibilang normal. Biasanya laki-laki itu akan berseru riang sambil bilang "Ayyaaaa! Dirumah lu ada makanan ga?" lalu menyeret paksa gadis itu untuk menuju apartementnya dengan banyaknya celotehan "gua kan udah bilang siapin makanan tuh yang banyak", "cepet dong ya, lelet banget jalannya", "Ya, besok gua kesini lagi", "Aya, kenapa ya kucing lu kok tidur mulu?" dan celotehan lainnya.

Spill The TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang