AAD 1.

9.3K 770 12
                                    

Satu kalimat sederhana yang selalu ada 'Harapan', tapi seperti pepetah lama jangan mengharapkan sesuatu hal yang mustahil terjadi, jangan menyakiti hati, tidak baik.

🥀 Arcturus Angello Dexter 🥀

Plak!!

Suara tamparan keras yang terdengar nyaring di telinga pemuda pemilik kulit seputih salju itu terdiam, menerimanya seolah bukan hal yang besar, saat cetakan telapak tangan terlukis di pipi kanannya, menghiasi wajah rupawan dengan luka yang juga membuat sudut bibir nya berdarah,pertanda sang pelaku penampar tidak main-main saat melakukan nya.

"Bodoh, Berapa kali saya beritahu, Jangan masuk melalui pintu utama,kau tuli!!"

Pria dewasa yang merupakan ayah dari Arcturus itu selalu menatap dingin sang anak tapi apakah dia masih di anggap anak?, Arcturus mulai lelah dengan semua hal yang terjadi selama hidupnya ini, Mata seindah langit yang seperti memiliki bintang itu menatap sang Ayah dengan raut wajah yang sulit ditebak.

"Hama sialan seperti mu tidak pantas melalui pintu utama rumah ku, tapi kau tidak mengerti juga!."

Maxzillum Dexter, Ayah lima anak itu sudah kepalang benci dengan putra tengahnya ini, kekerasan bahkan tidak sedikit dilakukan kepada sang anak.

"Jika pintu samping tidak dikunci ,saya juga tidak Sudi menginjakkan kaki di pintu utama tercinta anda, Tuan Maxzillum yang terhormat."

Maxzillum sedikit tertegun sejenak saat Arcturus untuk pertama kalinya membalas ucapannya, sedari dulu anak itu hanya diam saat diperlakukan dengan kejam, bahkan panggilan Ayah yang biasanya diucapkan lembut oleh Arcturus tidak terdengar.

"Saya rasa anda dan keluarga anda sangat membenci saya, Maka bencilah saya sepuasnya, Jika saya bisa memilih saya akan memilih kembali untuk tidak terlahir di keluarga anda, saya memang bodoh mengiyakan semua ucapan tuhan, Saya menyesal"

Arcturus mengeluarkan isi hati selama ini yang selalu dia pendam, mata berhamburan bintang itu bahkan sudah tidak lagi dikenali oleh Maxzillum, Kebencian dan kekecewaan tampak jelas dimata Arcturus.

"Sesuai kemauan anda sedari dulu, Saya akan berhenti mencari perhatian dengan keluarga terhormat anda, Segenap jiwa saya tidak membutuhkan anda lagi, Ayah"

Arcturus berjalan dengan tatapan kosong dari ruang keluarga itu, mengabaikan tatapan para pria yang berkumpul disana. Rumah ini bukan lagi tempat dia kembali.

'ibu maafkan Arcturus, Arcturus lelah.'

Arcturus mengunci pintu kamar nya mengeluarkan tangisan yang membalut kuat hatinya yang sudah hancur, tangisan tanpa suara yang sangat menyakitkan.

'ibu, bawa Arcturus pergi.'

Arcturus berjalan menuju kamar mandi dan menyalakan air dingin mengisi bathub hingga penuh, dan masuk ke dalamnya sampai membenamkan semua tubuh nya didalam air hingga wajah nya tak lagi nampak, seolah bersatu dalam air gelembung nafas mulai muncul dari dalam air, Arcturus hanya diam seperti dia bisa bernafas dalam air yang jernih itu.

To be continued.🥀

Kasih pendapat nya ya guys, saya baru mulai lagi buat cerita, semoga nggak berhenti ditengah-tengah.

Ini nggak Angst kok,jangan khawatir.
😉🌟🥀

🥀Arcturus Angello Dexter🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang