AAD 9

5.3K 631 39
                                    

🥀 bagaimana bisa aku bertahan jika kau memintaku untuk pergi 🥀

🥀 Arcturus Angello Dexter 🥀

Sudah seminggu Arcturus berada di negara R, keseharian pemuda itu sangat membosankan karena memang sang kakek sangat disiplin agar dirinya tidak melakukan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan tubuh nya, Arcturus belum sepenuhnya  pulih.

"Sudah minum obat, sayang?" Victoire mengelus lembut pinggang cucunya itu dengan posesif, mereka baru saja selesai makan siang 10 menit yang lalu.

"Sudah, Grandpa." Jawaban yang sangat disukai oleh Victoire saat Arcturus balas memeluk lehernya bermaksud menyembunyikan kepala di leher sang kakek tampan nya itu.

"Good boy, Mon chéri. " Victoire sendiri membalas dengan pelukan Erat di pinggang ramping milik sang cucu yang tengah duduk di pangkuan kokohnya.

Hari ini Negara R dilanda badai salju hampir sepanjang jalan tertutup salju mengakibatkan akses jalan tertutup tapi jika ini adalah Victoire, tidak usah diragukan saat ini saja sudah banyak anak buah dari pria paruh baya itu yang sedang membersihkan jalan dari depan Mansion sampai sepanjang jalan menuju Mansion Bak Istana tersebut.

"Nanti ikut Grandpa mau?"

Arcturus mendongak menatap wajah tampan Victoire dengan penasaran.

"Mau kemana Grandpa, bukannya sekarang akses jalan sedang tertutup salju ya?"

"Kau meremehkan Grandpa mu Sayang, Seorang Dexter seperti ku hal seperti itu sangat mudah." Pipi putih mulus Arcturus itu dikecup sayang akibat terlalu gemas dengan kedua pipi sang cucu yang selalu mudah merona saat menatap dirinya.

"Terserah Grandpa, aku akan ikut saja."

"Good boy, Mon chéri. Benar, jadilah patuh my Angel" tentu saja ucapan akhir tidak Victoire ucapkan melalui mulut.

Sudah seperti kebiasaan bagi Arcturus dan victoire yang selalu melekat dimana pun salah satu berada. Bak lem perangko yang selalu menempel di kertas tak terpisahkan.
Setiap Victoire pulang dari kegiatan Mafia nya selalu ia sempatkan untuk sekadar memeluk pinggang Arcturus atau cuddle melepas penat.

tidak tahu saja Ada orang lain yang kesusahan mencari mereka berdua, lebih tepatnya mencari Putra ketiga Maxzillum itu.

Hampir sudah Maxzillum menggila dibuatnya, keberadaan sang putra tidak temukan dimana pun bahkan di mansion utama milik Victoire sekalipun. Seolah ditelan bumi tak ada satupun bawahan Milik pria paruh baya yang tak lain Ayah nya itu terlihat disana.

Segala cara sudah dilakukan oleh para atma Dexter tapi hanya hasil yang sia-sia yang selalu didapatkan. Arcturus seolah menghilang seperti ucapan nya terdahulu.

"Baby, dimana kau nak? Ayah rindu sekali sayang."

Sebuah bingkai foto Arcturus yang terlihat menawan sangat amat menawan di bingkai dengan sangat besar dan mewah, sepertinya itu foto saat Arcturus mempromosikan salah satu film terkenalnya lima bulan yang lalu, yang bahkan Maxzillum dapat dari Instagram sang anak. Hampir seluruh kamar Maxzillum penuh dengan foto-foto Arcturus dari ukuran kecil sampai Paling besar yang tengah ditatap olehnya.

"little angel, jangan hukum Ayah seperti ini sayang. Beri ayah petunjuk keberadaan mu. Ayah mohon"

Wajah rupawan yang mulai tak terawat itu basah oleh air mata yang tak pernah sekalipun Lelah berhenti. Maxzillum mengerti sangat mengerti jika sang anak selama ini adalah jantung kehidupannya dan semua para atma Dexter. 

🥀Arcturus Angello Dexter🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang