AAD 4.

7.2K 719 24
                                    

Karena aku tidak bisa berhenti untuk Kematian, Dia dengan baik hati berhenti untukku.🥀🥀

🥀 Arcturus Angello Dexter 🥀

Dokter kembali memasuki ruang inap Tempat Arcturus di rawat, dengan helaan nafas kecil saat selesai membius Arcturus akibat Arcturus terlihat sangat gelisah dan panik Pemuda itu kembali tertidur saat obat bius mulai bereaksi.

Maxzillum meraih kerah baju dokter tersebut dengan wajah yang sudah penuh kepanikan. "Apa yang terjadi dengan putra saya, Bastard!."

Dokter merasakan lehernya tercekik dan Berusaha untuk menjelaskan walaupun sulit.

"Menurut analisis yang terjadi dengan pasien, saya bisa menyimpulkan bahwa pasien mengalami Amnesia disosiatif yang mana berkaitan dengan trauma psikologis atau stres berat, yang merupakan akibat dari sebuah peristiwa traumatis –

– Secara umum, penyebab utama Pasien memiliki gangguan Amnesia disosiatif yaitu trauma masa lalu. Seperti trauma masa anak-anak, penyiksaan fisik, pelecehan seksual, kecemasan yang luar biasa akibat munculnya ingatan menyakitkan.

– Gangguan Amnesia disosiatif sendiri adalah kondisi kesehatan mental yang melibatkan hilangnya hubungan antara pikiran, ingatan, perasaan, lingkungan sekitar, perilaku, dan identitas. Kondisi tersebut antara lain melarikan diri dari kenyataan dengan cara yang tidak diinginkan dan tidak sehat."

Dokter merasakan lehernya benar-benar sakit saat Maxzillum melepaskan tarikan di kerah bajunya saat dia mulai berbicara tentang keadaan Arcturus, Ia melanjutkan ucapannya.

"Dimohon untuk tidak terlalu memaksa Pasien mengingat Ingatan nya tapi lakukanlah secara perlahan-lahan dan tidak menuntut, Dan juga saya sarankan Pasien menjalani pengobatan melalui psikoterapis oleh psikolog dan segera memberikan obat penenang yang saya resepkan saat Pasien menunjukan gejala gelisah dan panik attack."

Dokter kembali menghela nafas saat dia untuk keduakalinya diabaikan setelah selesai berbicara dengan itu ia pun berlalu pergi, sebelumnya mengucapkan kata permisi kepada keluarga Dexter walaupun tidak di tanggapi.

Maxzillum berdiri kaku di dekat Brankar tempat Arcturus berbaring juga Para pria terlihat termenung mendengarkan ucapan dari dokter tadi, Maxzillum meraih telapak tangan Arcturus dengan lembut walaupun dirinya gemetar.

"Mon chéri, Jangan hukum ayah seberat ini, nak, jangan melupakan Ayah dan Keluarga mu, Ayah memang tidak pantas meminta belas kasih mu tapi jangan hukum kami dengan ini"

Pria yang selalu berwajah datar dan dingin ini sudah tidak bisa menahan diri nya lagi, imagenya hancur lebur dengan hukuman dari sang anak tengah.

"Apapun hukuman nya Ayah terima, tapi jangan hukuman ini nak, ayah tidak bisa."

"mon pauvre fils, le fils de son père. Maafkan ayah."

*(Anakku yang Malang, Putra saya)

Xain menepuk pundak adiknya itu dengan tatapan mata yang juga memerah, dirinya bahkan sudah tidak bisa berkata-kata melihat sang keponakan terbaring kembali di brankar rumah sakit.

"Max kau harus istirahat tubuhmu sudah banyak menangis beberapa bulan ini, Our Arcturus tetap milik keluarga Dexter, kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi kesembuhan Little angel nya Dexter."

Xain tau bagaimana tersiksanya keadaan Maxzillum selama tiga bulan Perkembangan kondisi Arcturus yang membuat adik nya itu kalang kabut dan saat sang anak bangun diberikan fakta yang menyakitkan.

"Brother,this is all my fault, jika saja saya tidak melakukan penyiksaan itu semua, Arcturus saya pasti tidak melakukan bunuh diri dan jika saja saya bisa lebih dewasa dan tidak bodoh."

"Kita semua bersalah kak dan we know that, And we can't turn back the past, Arcturus memerlukan dukungan untuk kesembuhan nya." Albert membantu kakaknya keduanya itu untuk duduk di sofa dan memberikan segelas air putih untuk diminum.

"Ayah, saya akan memanggil semua psikolog terbaik yang kita miliki, serahkan kepada saya." Alpha sangatlah banyak berbicara panjang sekarang karena ulah Arcturus, sifatnya berubah drastis sejak tiga bulan komanya putra ketiga Maxzillum itu.

"Panggil yang paling terbaik yang kita miliki Al, Ayah mengandalkan mu untuk ini."

Maxzillum terduduk lemas saat mengucapkan itu, Galaxy bahkan sudah memberikan pil penenang untuk Ayahnya.

Earwine dan Earvin juga mulai mencari informasi terkait tentang menangani pasien yang mengalami hal serupa seperti Arcturus, sepertinya The twins setelah ini berencana melanjutkan pendidikan nya menuju jurusan kedokteran.

Sebelumnya mereka belum tahu akan mengambil jurusan apa setelah tamat di Sma nanti, tapi sejak kejadian ini mereka bertekad untuk menjadi  Guardians Angel untuk Arcturus.

Pintu ruang inap Arcturus terbuka menampilkan seorang pria paruh baya yang wajahnya tidak kehilangan ketampanan nya, Mr. Victoire Dexter
Pria yang hampir memasuki umur 70 tahun itu melangkah masuk dengan aura yang tak hilang dari usia mudanya.

Para Dexter memberikan salam hormat kepada kepala keluarga utama The Dexter Family. Victoire berjalan menuju brankar rumah sakit Arcturus untuk mengelus pelan rambut cucu nya itu, yang sering dia perhatikan dari jauh dan selalu menjadikan keselamatan Arcturus sebagai prioritas utama nya, Walaupun yang di jaga tidak mengetahuinya.

"Father–"

Plak~

"Aku akan membawa cucu ku kembali ke Mansion utama Dexter, Kau tidak becus menjadi Ayah.. sudah ku beri tahu dari dulu jika kau tidak menginginkan cucuku, beri dia kepada ku!, Tapi kau memang bodoh Maxzillum Dexter!!."

Ucapan Maxzillum terpotong begitu saja saat Victorie menatap bengis setelah menampar anak kedua nya, Para Dexter yang lain juga terkejut dengan betapa kerasnya bunyi tamparan itu.

"Kau selalu tidak pernah berubah, Maxzillum, Cucuku begitu baik kepada mu yang seorang Ayah yang tak pantas memiliki anak sebaik itu. Bagaimana bisa My Little Angel terlahir dengan darah mu."

Maxzillum merasakan sesak di dadanya, ia tau dirinya bersalah bahkan sangat bersalah dan bajingan.
Tapi dirinya ingin berubah untuk buah hatinya.

"Aku tak pernah mengajarkan kau menjadi Seorang Ayah yang brengsek seperti ini Maxzillum. Hanya karena Arcturus berbeda dengan Dexter lainnya kau menjadi iblis seperti ini."

Victoire berjalan menuju para anaknya, dengan mata Dingin nya menatap geram mereka

"Dan kau berdua,juga tidak menasehati Saudara mu dan ikut bergabung menyiksa cucuku,para bajingan ini bahkan adalah putra ku, tsk."

Xain dan Albert menunduk malu dan bersalah, Victorie adalah Ayah yang hebat untuk keluarga nya mengajar kan hal mandiri bagi mereka dan tidak memaksakan kehendaknya kepada keluarganya.

Tak pernah sekalipun Ayah mereka sebenci ini menatap mereka, sebagaimana pun dingin nya Sang ayah.

"Father, I know I was very wrong about this. Tapi berikan saya kesempatan terakhir kalinya untuk meminta maaf dan memohon ampun kepada putra saya."

Maxzillum berlutut dihadapan kaki sang ayah, merendahkan diri kepada ayahnya yang paling menjaga Arcturus sebagai prioritas utama nya.

"Jangan bawa anak saya, Father, bahkan jika perlu saya akan bersujud mencium kaki mu, hanya... Berikan saya kesempatan, Dad"

Untuk pertama kalinya Maxzillum memanggil Ayahnya itu dengan panggilan 'Dad', karena biasanya jika panggilan itu dipakai maka dipastikan Maxzillum sudah putus asa.

To be continue.🥀🥀

penyakit nya lumayan bikin pusing pas dibaca dan saya research di internet memang susah banget, but im sorry kalau ada yang nggak paham, saya bukan orang ahlinya,tapi seru aja pas tau lebih dari ini, nambah wawasan juga.

Just wanna leave ,bye🏃‍♀️💨

Don't forget to Vote, Dear.




🥀Arcturus Angello Dexter🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang