00: PROLOG

32 2 0
                                    

THE SEVEN LIVES
SEASON 2

Tak terasa hari ini adalah tahun ke lima para remaja itu lulus dari sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa hari ini adalah tahun ke lima para remaja itu lulus dari sekolahnya.
Tak terasa pula tujuh sekawan itu kini telah mewujudkan impian mereka satu-persatu.

Mulai dari Yaksa yang kini mulai mewujudkan impiannya untuk memiliki ladang bunga matahari, Ravvy yang berhasil membangun basecamp dan boyband yang dikenal dengan nama '7finity'.

Lalu Rama yang baru saja mengsahkan rumah makan keduanya. Juga dapat mengetahui alamat rumah orang tuanya dengan bantuan Prama yang sekarang telah tergabung dalam anggota Inteljen.
Lalu Bayu yang kini menjadi guru les musik dan Marcel kini sedang menekuni pekerjaannya dalam bidang mekanik, namun keduanya juga masuk dalam anggota band 7finity.
Terakhir Risya yang telah menggapai impiannya menjadi seniman dengan karya-karya yang banyak dikenal oleh khalayak.

Sekarang mari beralih pada kediaman dua anak kembar. Kalian masih ingat dengan anak-anak laki-laki berotot yang pernah muncul beberapa tahun silam?

"APA-APAAN BESOK UDAH TANGGAL 12!" suara berat itu memenuhi seluruh ruangan.
"Gak fair nih tanggal!" Vano berkacak pinggang menatap kalender yang tergantung disana.

Laki-laki itu kemudian berjalan petantang-petenteng menuju sofa, sedetik kemudian ia menjatuhkan tubuhnya pada sofa itu.

Laki-laki itu melamun setelahnya, namun tanpa aba-aba ia menarik selimut yang ada disampingnya, meremas kuat-kuat lalu menggigitnya hingga nyaris robek. Vano mengepal-kepalkan selimut itu lalu berdiri dan membantingnya ke lantai—

Bruak!

—Lalu menginjak-injaknya, sungguh riuh pagi itu. Ntah kenapa anak laki-laki itu selalu saja mengomel jika tiba waktunya hari libur selesai.

Vano menghentak kakinya ke lantai. Rasa geram memburu hatinya saat membayangkan wajah-wajah itu, wajah-wajah perintilannya.

Namun sesaat setelahnya,

"Ya Allah, gusti pangeran..." tangannya mulai terangkat dan mengadah. "Boleh gak saya minta satu permintaan yang dikabulinnya bisa cepet?"

"Sholat jarang aja minta doa cepet diijabah, sadar diri, van!"

Itu suara Vani yang berada didapur dekat ruang tengah tempat Vano saat ini.

"Diem lo!" balas Vano lalu kembali fokus berdoa. "Hari ini dibikin panjang saja, Ya Allah. Kalau bisa hari ini dibikin sampai satu tahun, gapapa gak usah lama-lama banget. Aamiin."

"Al fatihah—"

"Vano! Beres-beres kek buat besok."

Vani kembali berteriak dari arah dapur. Perempuan itu nampak sudah frustasi dikarenakan seminggu ini ia mengurus kembarannya sendirian.

"Besok Papa sama Mama belum pulang. Lo bakal dijemput om Siwon."

"Nggak! Gua bilang gak mau balik kesana, ya gak mau!"
Lantas laki-laki itu menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya.

The seven lives 2 | nct dream [On Going ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang