Happy Reading 🎸
Semilir angin berhasil menyapu seluruh bagian wajah manis perempuan yang sedang duduk dengan es krim di tangannya.
Senyumnya tak pernah lepas barang sedetikpun setiap kali ia memasukkan es krim ke dalam mulutnya.
"Enak nggak?" Ravvy bertanya, kemudian diangguki oleh Risya.
"Jadi inget kita makan es krim di wahana dulu," ucap Risya tanpa memalingkan pandangannya.
Ravvy tertawa, laki-laki itu sejenak menerawang udara untuk sekedar membuka kembali memori-memori menyenangkan lima tahun lalu. Di mana dirinya dan tujuh teman seperjuangannya bersenang-senang selayaknya anak remaja. Jika dipikir-pikir lagi, waktu sudah berjalan begitu cepat.
Dari dirinya yang berangan-angan ingin memiliki grub band sendiri sampai pada akhirnya kini sudah terwujud sebagai 7finity dengan beranggotakan tujuh orang.
"Rav, kok bengong?" Risya menepuk pundak Ravvy, membuat laki-laki itu tersadar.
Ravvy terkekeh setelahnya, "Enggak."
Kemudian Risya kembali menikmati es krim nya. Tak sebanyak dulu percakapan mereka, entah karena canggung atau memang sedang tidak ada topik pembicaraan.
Sebenarnya Ravvy sangat tidak suka kondisi seperti ini, tapi kali ini ia tidak punya keberanian untuk berbicara. Jadi biar saja begini dulu, nanti jika sudah sering bertemu mungkin akan bisa seperti dulu.Hingga bermenit-menit mereka hanya duduk seraya menikmati es krim yang tinggal ujung contongnya saja.
"Yah, abis," lirih Ravvy, kemudian membuang bungkus es krim yang tersisa ditangannya.
Kemudian laki-laki itu beralih menatap Risya yang juga sudah selesai memakan es krim nya.
"Keliling bandung, yuk?"Risya mengangguk, "Ayo!"
Akhirnya tanpa basa basi mereka beranjak dari sana.
Dalam perjalanannya, Ravvy sedikit mengulang kembali beberapa adegan yang pernah ia lakukan bersama Risya dulu. Seperti bercerita, meski tak sebanyak dulu. Kemudian beberapa obrolan ringan, teka-teki ala-ala yang laki-laki itu dapat dari Yaksa, kemudian candaan yang masih sama seperti dulu. Sekarang, setiap detik dalam perjalanan jadi lebih berharga. Semenjak perpisahan sekolah, keduanya saling merindukan saat-saat bersama dengan semua kawan-kawan.
Hingga tak terasa langit yang semula biru kini menjelma menjadi semburat merah. Sebab terlalu nyaman untuk bernonstalgia di atas motor.
"Rav, kamu kangen rumah nggak?" perempuan itu bertanya di balik helmnya.
"Kangen," jawab Ravvy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The seven lives 2 | nct dream [On Going ]
Teen FictionThe seven lives 2 Lanjutan dari cerita tujuh bujang. Versi anggota grub band