𝖯𝗂𝗇𝗄𝗒 𝗉𝗋𝗈𝗆𝗂𝗌𝖾 🌼
Sirius Black x OC 🐕🦺
Marauders Era 💢🔆
Seluruh karakter dari J.K.R kecuali tambahan dari Saya.
Cover book ofc dari Canva 📚
Cerita ini dimulai dari tahun keempat!
Typo bertebaran 🙏
Selamat membaca! Hope you guys l...
"Dia memberiku ini," kikik daisy genit menunjukkan setangkai bunga daisy berwarna pink secara diam-diam dibawah meja. Lily, marlene, daisy, dan the marauders sedang makan malam di aula.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*GAMBAR DARI PINTEREST.
Daisy mengatakan itu pelan takut keempat lelaki disebelahnya mendengar, dan benar saja, remus mendengar.
"Aku bisa memberimu lebih banyak," lelaki itu tetap melihat makananya, daisy lupa remus memiliki indra yang tajam. Daisy melotot ke arah remus, sirius dan james kebingungan melihat ke arah daisy.
"Tak ada apa-apa." Mereka berdua mengangguk dan lanjut makan sekaligus merencanakan kejahilan yang akan mereka perbuat, targetnya kali ini professor flitwick.
"Cantik bukan? Ah ia sangat tau aku menyukai warna pink!" Dia reflek memeluk marlene disebelahnya dan ditepis ogah-ogahan oleh marlene. Lily dihadapan mereka mendengus kesal, ia kira adiknya akan seperti dirinya, gadis cuek dan dingin kepada pria, ini diberi bunga saja sudah seperti orang gila.
Bunga cantik itu diberi oleh amos diggory, kakak kelas mereka yang satu tingkat diatasnya. Amos memberikannya ke daisy, mengatakan bahwa ia mengingat daisy ketika melihat bunga itu.
"Ya, terserahmu," balas lily jengah. Daisy menaruh rasa kepada kaka kelasnya itu, yang mengetahui hanya marlene dan lily. Mereka berdua dekat saat teman hufflepuff daisy mengenalkan mereka.
Love at the first sight.
Daisy terus memandangi bunga itu di bawah meja. Takut bunga itu rusak, ia diam-diam memasukan ke kantong kecil dan memasukkan lagi ke tas, kali ini ia akan mengingat letaknya.
"Kira-kira detensi apa yang diberikan minnie saat kita menerbangkan professor flitwick?" James membuka suara sembari menyuapkan ikan ke mulutnya. "Jangan bodoh, potter!" Seru lily tajam, ia tak mau lagi kehilangan poin asrama.
"Kalian lihat? Lily flower baru saja mengkhawatirkanku," BUGH.
Daisy tak bergeming, ia masih senyum-senyum seperti orang gila mengingat amos memberinya bunga yang persis seperti namanya. "Kau kenapa daisy?" Peter memandang daisy aneh sekaligus mengerinyit, james dan sirius reflek melihat daisy.
"Ah tak apa kok," balasnya malu-malu, telinganya memerah, sebisa mungkin ia menyembunyikan salah tingkahnya. "Dia baru saja mendapat-"
"Marlene diam!" Teriak daisy membungkam mulut gadis bersurai pirang disampingnya, teriakaan itu membuat beberapa pasang mata melihat, namun daisy tak peduli.
"Mendapat apa?" aura posesif james potter terlihat, sirius tetap dalam tatapan tajamnya. Marlene mencoba melepaskan tangan daisy, daisy tetap mempertahankan harga dirinya.
Sirius kali ini membela marlene, ia membantu marlene agar terlepas dari tangan daisy. Sirius mengunci lengan daisy, membuat marlene dengan mudah menjauh darinya dan duduk disebelah remus. "Jangan ribut-ribut!" Pekik lily tertahan.
"So marlene, dia diberi apa?" Tanya james memandangi daisy yang lengannya masih dikunci oleh sirius, gadis itu meminta bantuan lily, sang kakak jelas tidak akan mau.
"Bunga,"
"Dari?" Tanya james, marlene sempat melihat ke arah daisy yang menggeleng. Sejujurnya marlene merasa agak bersalah, ia tak tahu kalau the marauders tidak mengetahui orang yang daisy taksir.
"Nanti saja di asrama," balasnya memakan sop dihadapannya, sebenarnya itu milik james. "Kenapa tak disini?" Sirius sudah melepaskan tangannya dari lengan gadis di sebelahnya. "Orangnya ada disini," marlene bersikap sok misterius.
Tentu saja the marauders melahap makananya cepat, daisy sebaliknya. Ia sengaja memperlambat aktivitas makannya untuk mengulur wantu, ia tak siap melihat ekspresi the marauders mendengar itu, ia tak mau amos jadi sasaran jahil mereka.
"Cepat makannya daisy, kami semua sudah selesai."
🌼🌼🌼
"Diggory hufflepuff itu?"
The marauders tentu mencibir lelaki tampan dari asrama kuning itu. Marlene sudah memberi tahunya tadi, sirius terus mencibir amos, james tentu ikutan nyinyir.
"Amos itu playboy tau, minggu lalu ia ngobrol mesra dengan seorang hufflepuff, lalu rumornya sekarang ia dekat dengan gadis ravenclaw," sirius menghasut daisy.
"Kau mau diselingkuhi, daisy?" Balas james ikut menghasut. "Nanti nangeeess," timpal peter.
"Si hufflpuff itu partner ramuannya! Yang ravenclaw itu partner patroli! Ia baru saja diangkat jadi prefek!" Daisy tak terima pujaan hatinya dijelek-jelekan.
"Lalu kau apa?" Sarkas remus. "Aku partner hidupnya," kikik daisy sangat sangat sangat genit, gadis itu sengaja memainkan rambutnya. "HUEK," sirius dan james memulai, peter menutup mulutnya jijik dan remus bergidik ngeri.
"Kau kena ramuan cinta, ya!"
"Tidak! Sudahlah aku mau tidur." Final daisy lalu masuk ke kamar tak menghiraukan panggilan keempat lelaki di depan perapian.
🌼🌼🌼
Daisy menaruh bunga itu rapi didalam vas kecil berisi air yang sudah ia sihir agar bunga itu tidak layu, lalu ia melihat bunga itu dengan dalam.
"Tidur daisy, atau aku potong bunga itu," lily mengancam. "Iya aku tidur," balas daisy.
"Kau tau lily? Ternyata ini rasanya diberi barang oleh orang yang disuka," daisy mematikan lampu.
"Daisy, jangan terlalu dalam. Kau tahu, diggory terlalu ramah, sebenarnya ia bersikap seperti itu tak hanya denganmu," lily bersuara pelan.
Daisy menggumam mengiyakan, amos diggory bahkan tak segan memeluk teman lawan jenisnya saking friendly nya beliau.
"Iya aku tahu, aku pun tahu kalau ia tak melirikku, ia hanya ramah, ia memberiku bunga sebagai teman, amos kan pernah memberikan pandora gelang buatannya, ia seperti itu kepada semua orang," balas daisy sepenuhnya sadar.
"Itu kau tahu!" Marlene ternyata belum tidur. "Lagi pula masih banyak lelaki lain, daisy. Kau menyukai diggory karena ia ramah, bukan cinta," ah marlene sangat mengetahui daisy.
"Memang kalau cinta bagaimana?" Daisy bertanya penasaran, sejujurnya ia merasa tak pernah merasakannya.
"Nanti juga kau tahu."
Daisy mengangguk paham dan menutup sebagian tubuhnya dengan selimut,