🌼 Si Pirang

74 13 12
                                    

"Aku menyayangi kalian, mohon jangan meninggalkanku."

🌼🌼🌼

"Pstt lily, kau menemaniku ke dapur?" Daisy berbisik kala merasa perutnya butuh asupan. Lily tak menjawab apa-apa, ia sudah tertidur pulas. "Ck,"

"Marlene. . ." sama saja, tak ada jawaban. Gadis bersurai blonde itu sudah kacau, suara dengkurannya keras dan mulutnya yang terbuka lebar, entah dia bermimpi apa.

"Aku lapar," daisy terus menggerutu, dirinya tidak ikut makan malam. Daisy dan jacob scamander malah bermain dengan hewan yang ada di koper kesayangan lelaki itu, mereka bermain tak kenal waktu, beruntung marauders datang dan menyeret daisy ke asrama meninggalkan jacob dengan muka masam.

Daisy tak bisa tidur dengan keadaan lapar, ia memutuskan memakai jaket nya dan mengganti gaun tidurnya dengan celana panjang, malam-malam udara sangat dingin. 

"Semoga saja tak bertemu prefek menyebalkan," ucapnya sekian detik sebelum membuka pintu asrama dan keluar untuk menuju ke dapur.

🌼🌼🌼

Daisy sudah kenyang, kini tujuan terakhirnya ke asrama, tadi ia berpapasan dengan beberapa anak hufflepuff yang melanggar jam malam pula dan ikut makan bersama mereka, ada jacob juga disitu.

"Ayo aku antar ke asrama," jacob mengajak lebih dulu, gadis itu menggeleng. "Tak perlu, asrama kau dekat dengan dapur, aku bisa sendiri," gadis itu tak mau merepotkan. Namun jacob terus memaksa membuat gadis itu mengalah, akhirnya mereka jalan beriringan ke asrama singa.

"Kau sangat suka hewan ya, daisy?" Jacob membuka obrolan di tengah-tengah jalan mereka menuju asrama, tampaknya aman karena tak menemukan tanda-tanda adanya prefek.

Daisy mengangguk keras, "sangat suka." 

"Kau bisa bermain dengan hewan-hewanku," jacob tersenyum senang, ia dan daisy memiliki kesamaan, yaitu sangat suka dengan hewan. "Benarkah?" Balas daisy berbinar, ia sangat menginginkan itu. 

Jacob mengangguk menanggapi, kemudian jacob teringat sesuatu dan merogoh kantongnya. "Oh ya, daisy! Kau melupakan ini, maaf baru memberinya, aku pun pula," jacob memberi kalung salib milik daisy yang si gryffindor itu titipkan saat bermain dengan niffler.

"Ah terimakasih," tangan daisy bergerak ingin mengambil, namun jacob menggerakan tangannya untuk memakaikan kalung itu. 

Daisy mempersilahkan, ia mengangkat rambutnya yang menghalangi tengkuknya. "Selesai, kalung yang cantik," puji jacob melihat kalung yang saat ini sudah terpasang rapi di leher daisy.

"Thanks, dad memberi-"

"Ekhem," mampus ada prefek. "Sangat menggelikan sepasang kekasih berkencan di lorong melanggar jam malam," suara pelan dalam satu tarikan nafas, tangannya memegang satu lentera.

"Malfoy," sapa mereka berdua gelagapan. "Harus aku ambil berapa poin lagi dari asrama kalian?" Balasnya angkuh, kini lentera itu sengaja ia dekatkan ke wajah daisy dan jacob.

Jacob dan daisy tak bisa berkutik, ini salah mereka sendiri melanggar jam malam, apesnya malah bertemu prefek rese yang sedang berpatroli. "10 poin dari gryffindor dan hufflepuff," finalnya angkuh.

"Scamander, kembali ke asrama, cepat," jacob mengangguk dan memandang daisy dengan wajah bersalah, lalu ia putar balik ke asrama hufflepuff, pun daisy yang melanjutkan perjalanan ke asrama gryffindor.

"Aku belum menyuruhmu pergi, evans," ucapnya ketika daisy sudah berjalan tiga langkah kedepan. 

Daisy menahan nafas, kejadian bulan lalu membuatnya agak trauma, untung sekarang hanya ada si pirang ini, tidak dengan antek-anteknya. "Ada apa, malfoy?" Daisy berkata sepelan dan sesopan mungkin tak ingin kejadian lalu terulang lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

нєу, ∂αιѕу! I Sirius Orion BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang