'Jaya' must be recited after having bowed in obeisance before Narayana (Krishna) and also Nara (Arjuna), the supreme human being, and also the goddess Sarasvati.
'Jaya' wajib dibacakan setelah menundukkan kepala memberi hormat di hadapan Narayana (Krishna) dan juga Nara (Arjuna), manusia tertinggi, dan juga Dewi Sarasvati.
'Jaya' berarti kemenangan, digunakan untuk menyebut Mahabharata
----- First Sloka of Mahabharata [Anukramanika Parva, Adi Parva]
----- Mahabharata BORI Critical Edition
******
Seolah mengucap mantra, permohonan Drupadi menjadi kenyataan.
Krishna tiba-tiba saja muncul, memegang sari Drupadi yang berusaha ditarik Dursasana. Dia menarik sari itu sehingga Dursasana terjatuh. Drupadi yang tidak percaya dengan keajaiban di hadapannya bersimpuh di kaki Krishna.
"Kamu datang, Govinda!" rasa bersyukur itu dipenuhi dengan air mata.
Gopala memegang bahu Drupadi untuk menenangkannya. "Tenang, Sakhi. Aku disini untukmu dan Partha"
Belum reda keterkejutan karena kemunculan Krishna yang ajaib, Rajmata Kunti dan Subadra yang mendengar Drupadi diseret oleh Dursasana dari para pelayan ikut memasuki ruang sidang.
Kedua wanita itu sangat terkejut melihat pemandangan mengerikan di depan mereka.
Ratu Indraprasta, seorang wanita yang murni dan sangat cantik, menantu Dinasti Kuru yang seharusnya mendapat banyak cinta dan kehormatan kini menangis tersedu-sedu. Pakaiannya kotor dan riasannya rusak. Ditambah yang mengotori pakaian itu sebagian besar adalah darah seseorang.
Putra yang Kunti dan Pandu dapatkan setelah satu tahun meditasi yang berat untuk menyenangkan Raja Para Dewa, ramalan kejayaan yang kunti dengar dari langit saat kelahirannya, putranya yang membanggakan keluarga dan menyayangi mereka, kini tergeletak tidak berdaya.
Subadra juga, yang melihat jiji-nya menangis dan suaminya terluka, serta kakaknya yang tiba-tiba ada di istana hanya bisa ikut meratap.
"Bibi, Subadra, bawa Pancali menjauh dari Hastinapura. Kusirku Daruka ada di luar. Aku akan melindungi kalian dari sini" Suara Krishna menyadarkan mereka.
Kedua wanita itu mengangguk. Sedikit menyeret Drupadi dalam prosesnya. Mereka tahu lebih baik mendengarkan dan mempercayai Krishna saat ini.
Pemimpin Dwaraka kini memperhatikan tubuh yang tergeletak dan genangan darah di sekitarnya. Sebuah ingatan dalam kehidupan abadinya terbangun. Bayangan seseorang di masa lalu yang tumpang tindih dengan keadaan Arjuna membangkitkan kenangan itu.
Dia lalu menyebut sebuah nama, yang sudah banyak dilupakan di zaman ini.
"..Nara?" Krishna memanggil. Dan jelas dia tidak mendapat jawaban.
Saat dalam misi mengalahkan iblis Dambodhava dengan seribu baju besinya, Narayana sudah melihat kematian Nara berkali-kali. Dan di kehidupan kali ini, iblis itu, yang terlahir kembali sebagai manusia, dia punya pilihan antara menjadi manusia yang baik atau mati di tangan Nara lagi. Begitulah seharusnya tugas itu diselesaikan.
Manohar mendekat, perlahan. Orang-orang di ruangan itu terlalu terkejut dengan kehadirannya yang mendadak, jadi tidak ada yang mencoba menghentikannya.
Setiap langkah Vasudev terasa berat. Takdir yang dia tanggung memang membuatnya merasakan begitu banyak rasa sakit dan kehilangan. Tapi yang satu ini, satu orang ini saja yang mempengaruhinya dengan sangat buruk. Sahabatnya, Partha-nya, Nara-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabharata What If 1: Arjun Gets Attacked in Dyut Sabha
Historical FictionPara Kurawa yang bosan menunggu Dursasana menyeret Drupadi memutuskan bermain dengan Panduputra Ketiga. Dan hari itu, Penguasa Alam Semesta mendapati dirinya tidak lagi memiliki keinginan untuk bernafas. [Berlanjut ke Book 2 'Mahabharara What if 2:...