*⁠.⁠✧1✧.*

20.4K 1.3K 31
                                    

Yang jelas terakhir kali yang ia lakukan sebelum terdampar di lokasi aneh ini adalah mengerjakan desain arsitektur di kamarnya semalam suntuk.

Hanya sekali kedipan mata, Cleaire Cornelian. Nama wanita itu, tiba-tiba sudah berpindah tempat. Dari kamar tidurnya yang berantakan seperti kapal pecah menjadi kawasan hutan. Dengan tumpukan koper besar yang ditaruh sembarangan di tanah.

Cleaire mengucek matanya sambil bertanya dalam hati

Aku kayaknya mimpi....

Tapi kok kayak nyata banget?

Ia melirik ketumpukan koper besar itu. Jumlahnya ada 4 dan sangat besar dari ukuran koper biasanya.

ini koper siapa sih? Main taruh sembarangan. Mana dihutan lagi. batinnya heran.

Lalu dengan reflek ia mengeluarkan ponselnya, melihat jam 13.54 lalu beralih menjadi 13.55.

Alisnya berkerut,

Bukannya dalam mimpi jam gak bisa jalan ya? Kok ini bisa?

Ditengah rasa herannya, mata onyx Cleaire mendongkak mendapati suara tapak kaki kuda berjalan dengan roda yang didorong. Terlihatlah kereta kuda sederhana berhenti didepannya dengan seorang pria paruh baya yang tak asing dalam ingatannya.
Pria itu langsung turun dari kereta dan menghampirinya seraya tersenyum lebar, "Astaga Aire!"

"Huh?"

Dia tahu nama panggilanku?

Cleaire tersentak ketika mendapat tepukan dibahunya yang sangat 'ramah' itu, "Kamu Aire kan? Keponakanku Cleaire Cornelian kan?" Dia bertanya dengan senyum lebar tapi nadanya menuntut.

"Y-ya saya Cleaire." Jawab gadis itu dengan cepat.

Pria itu terbahak, "Ohoho senang sekali Paman Bill mu ini melihatmu lagi keponakan kecilku."

Dia memeluknya dengan keras dan Cleaire merasa sesak, "Ah kapan terakhir kali aku melihat keponakan cantikku ini? 10 atau 13? Ah! Lupakan. Yang jelas kamu sangat kecil saat itu.

Ia mengangguk sekenanya, "Iya paman. Tapi bisakah kamu melepaskan pelukanmu? Itu membuatku sesak."

Paman Bill tersadar lalu melepaskan pelukannya dan menggaruk tengkuknya, "Maaf...paman terlalu antusias."

Claire tersenyum canggung,

"Paman akan bawakan barang-barangmu." Pria paruh baya itu segera membawa koper itu kedalam kereta.

"Itu koperku?"

"Ya tentu saja semua koper ini milikmu." Jawab Paman Bill, "Kopermu sangat berat dan besar, apa kamu membawa semua furnitur rumah bersamamu?" Tanyanya jenaka.

Cleaire mendengus, "Aku tidak tahu."

Paman Bill terkekeh, sementara koper terakhir terangkat ke dalam kereta Paman Bill naik ke kursi kusir dan mengulurkan tangannya, "Ayo naik."

Cleaire mengangguk dan menerima uluran tangannya.

Ya setidaknya dalam kebimbanganku ini, aku harus berteduh dari cuaca panas kan? pikir Cleaire.

Duke's GripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang