*⁠.⁠✧43✧.*

6.8K 957 133
                                    

Matthias Von Herdhardt tiba di Frizton setelah menjalani agenda panjangnya dalam kemiliterannya. Dari stasiun Velisport, tanpa beristirahat ia langsung menuju Kadipaten Albion dengan mobil yang sudah dipersiapkan oleh informannya, Joseph Vincent.

Bersama sekertarisnya Hesse, mereka bersama membelah jalanan tua Seraphina. Melewati banyak tempat-tempat indah yang biasanya dikunjungi oleh turis. Shappirenya menatap pemandangan dari balik jendela mobil, ini merupakan ketiga kalinya Matthias menginjakan kaki di Frizton, sebelumnya ia datang untuk mengurusi delegasi kerajaan. Namun kali ini Sang Duke kembali, dengan tujuannya yaitu menemui Cleaire.

Setelah menempuh perjalanan sekitar empat jam, mobilnya akhirnya berhenti di gerbang mansion keluarga Spencer. Seorang penjaga mendekati mobil dan bertanya kepada sopir siapa dan keperluannya, Sang pengemudi itu menjawab dengan tegas, bahwa ia membawa Duke Herhardt yang ingin bertemu dengan Tuan Spencer.

Tak lama berselang gerbang pun terbuka, mesin beroda empat itu melaju pelan ke depan mansion dan berhenti tepat pintu utama. Sang sopir keluar dan membuka pintu untuk Matthias, yang turun dengan langkah tegas. Sorot matanya tajam dan penuh determinasi. Jelaga sedalam samuderanya menatap mansion keluarga Spencer yang berdiri megah dengan arsitektur bergaya klasik yang elegan, berlatar belakang pemandangan Laut Azure yang menakjubkan.

 Jelaga sedalam samuderanya menatap mansion keluarga Spencer yang berdiri megah dengan arsitektur bergaya klasik yang elegan, berlatar belakang pemandangan Laut Azure yang menakjubkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan utama terbuat dari batu hitam yang kokoh, memancarkan kesan kekuatan dan ketahanan. Jendela-jendela besar dengan bingkai putih yang simetris menghiasi setiap lantai, memungkinkan cahaya alami masuk dan menerangi ruangan-ruangan di dalamnya. Atapnya yang miring dengan genting
abu-abu menambah nuansa tradisional pada keseluruhan tampilan mansion. Di bawah langit biru yang cerah, mansion ini tampak seperti tempat tinggal yang sempurna bagi keluarga Spencer.

Jadi ini wilayah teritorial kucing liarku? Lumayan, tapi tak seindah kediaman Herdhardt.

Tanpa menunggu dipersilakan, kaki panjangnya langsung berjalan menuju pintu utama mansion. Mengabaikan tatapan terkejut dan kebingungan para pelayan yang tengah bekerja. Kemudian pintu besar berbahan kayu mahoni itu terbuka lebar ketika Matthias mencapai beranda. Seorang pria tua kisaran umur 65 tahun berdiri dihadapannya dengan kaca mata tebalnya bertengger di batang hidungnya, dua berdehem singkat kemudian berkata, “Selamat datang di mansion keluarga Spencer, Tuan..?"

"Duke Arvis, Matthias Von Herdhardt." kata Hesse mengoreksi.

Anthony terkejut dan segera menunduk dalam-dalam, "Ah, maafkan saya, Duke. Bagaimana saya bisa membantu Anda?"

"Saya ingin bertemu dengan Nona Cornelian." jawab Matthias dengan nada yang tidak bisa ditolak.

"Tentu Duke, namun saat ini Nona muda tengah berada dalam acara penting bersama kolega di belakang mansion. Anda bisa menunggu di ruang tamu selagi saya memanggil Nona Muda untuk menghampiri anda." ujar Anthony sopan.

"Saya tidak suka menunggu." kata Matthias tegas membuat Anthony menggigil, "Tunjukan jalannya."

Anthony mengangguk dengan takut dan mengawal Matthias menuju belakang mansion. Saat berjalan melalui lorong-lorong Matthias memperhatikan interior mansion Spencer didominasi warna putih yang dipenuhi banyak lukisan indah.

Duke's GripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang