Sesi 2

5 1 0
                                    

Bentala.. Kamu udah baik-baik aja?

Tanya seseorang dalam pesan nya.

Dari Andin, teman yang mengajaknya bekerja di travel sebagai tour leader. Sebenarnya Andin bukan teman baiknya, hanya saja dia merupakan kekasih dari teman SMAnya yang bernama Stevo. Kebetulan Tala, Stevo dan Andin berada pada satu organisasi kerelawanan. Tentu saja Tala juga diajak oleh Stevo diorganisasi tersebut, ya begitulah kira-kira alur cerita Tala bisa mengenal Andin.

Udah kok, Ndin. Kan ngga kenapa-kenapa juga

Balas Tala segera setelah membacanya.

Ngga kenapa-kenapa gimana?! Orang sampe pingsan gitu! Kamu hampir ketabrak bus loh, La..

Tala diam membaca balasan dari Andin. Kejadian seminggu yang lalu mulai teringat lagi, khususnya dibagian terpenting yang membuat Tala sendiri bingung dengan dirinya sendiri.

Mungkin sekitar dua atau tiga minggu lalu, Stevo menelpon Tala. Ia menanyakan pada Tala, apakah sudah bekerja atau belum. Tentu saja Tala jawab 'belum', Stevo bilang kalau Andin ingin menawari Tala pekerjaan freelance di sebuah travel  sebagai tour leader, mendengar hal itu Tala langsung meng'iya'kan tawaran itu. Walaupun dia sendiri belum tahu pekerjaan macam apa itu. Yang ia tahu ia bisa bekerja, mendapatkan uang dan tidak dirumah.

Setelah menetapkan tanggal keberangkatan tugas, Tala mendapatkan dua jadwal selama dua hari berturut-turut untuk menemani anak sekolah menengah pertama study tour ke Cirebon dari dua sekolah yang berbeda. Tala sempat ragu sebenarnya, pertama dia masih belum mengerti pekerjaannya, kedua juga karna jadwal yang lumayan berat karena harus bolak balik Cirebon selama dua hari. Tapi keraguan nya ia tepis jauh-jauh, barangkali tidak ada lagi pengalaman sehebat ini nantinya.

Akhirnya, briefing h-1 sebelum keberangkatan tiba. Tala sudah mengerti tugas dan tanggung jawab yang akan ia kerjakan sebagai tour leader atau singkatnya disebut TL. Seperti memberikan pelayanan terbaik pada client selama berwisata. Kemudian menemani, membimbing serta memberi informasi selama kegiatan dan menciptakan kesan baik selama kegiatan wisata.

Semua berjalan baik-baik saja. Tala berangkat jam empat pagi, menjalankan tugasnya sebisa dan sebaik mungkin hingga tiba dirumah jam 12 malam. Keesokannya pun begitu, rutinitas yang berulang selama dua hari, meskipun begitu Tala senang, ia mendapatkan banyak pengalaman.

Bisa dibilang Tala ini ekstrovert kalau sudah bertemu dengan orang lain, ia cepat akrab dengan orang lain, senang berinteraksi dengan orang lain. Tapi entah mengapa ia tidak bisa melakukannya terus menerus seperti dulu, energi nya cepat sekali terkuras. Setelah bekerja dua hari itu, Tala membutuhkan waktu tiga hari untuk merecharge energinya, ia merasa badan nya lelah tapi bukan tubuhnya, Tala akan tidur berjam-jam dan tidak ingin berinteraksi dengan siapapun, bahkan hanya untuk sekedar membalas pesan dia tidak mau.

Setelah tiga hari itu, Tala mendapat kabar bahwa ia diminta untuk ikut trip ke Jogja sebagai TL lagi selama tiga hari. Jika sebelumnya Tala hanya dibutuhkan selama dua hari dan hanya one day trip, kali ini dia diminta untuk trip panjang ke Jogja. Dengar-dengar dia mendapatkan rating tinggi dari client berdasarkan perjalanan dua hari nya kemarin, jadi mungkin itu sebab nya ia langsung diajak trip ke Jogja walaupun Tala terbilang masih sangat baru menjadi TL. Tala juga tidak menyangka bisa diajak seperti itu, dia pikir pekerjaan nya sudah selesai. Ya, karena memang pekerjaan ini musiman dan Tala hanya dibutuhkan diwaktu kemarin saja.

Tala tidak mau kehilangan kesempatan, ia dengan cepat bilang bersedia saat ditawari hal itu. Setidaknya dia akan 'kelihatan sibuk' untuk  beberapa hari.

Semuanya berjalan lancar di hari pertama trip. Tala sampai di hotel Jogja sekitar pukul sembilan malam, briefing untuk hari esok, membereskan barang bawaannya, menyiapkan keperluan untuk trip hari kedua, mempelajari rundown dan track perjalanan besok, baru akhirnya ia bisa beristirahat. Sebenarnya malam itu Tala merasakan tidak enak badan, perutnya yang sedikit terasa sakit dan kepala nya yang terus terasa pusing sejak siang tadi. Tapi ia mencoba menahan nya, pikirnya ia hanya butuh istirahat yang cukup dan maksimal malam ini, supaya besok bisa pulih dan bekerja dengan baik.

Tapi nyatanya tidak, Tala merasakan badan nya semakin sakit. Hanya saja dia tidak mau terlihat sakit, dia mau bersikap profesional seperti apa yang dikatakan leader nya semalam saat briefing. Ia tetap menjalankan tugasnya seperti biasa, mengarahkan siswa siswi untuk sarapan dan kembali ke bis untuk ketempat wisata hari kedua.

Kegiatan hari kedua ini cukup padat, Tala dan rombongan mempunyai jadwal untuk pergi ke Keraton Jogja, Benteng Vredeburgh, Malioboro, Candi Prambanan dan  wisata Jeep Merapi Lava Tour.

Kondisi Tala semakin memburuk, perutnya terasa makin sakit, dia terlihat pucat sampai beberapa teman TL lainnya menyuruhnya istirahat dulu. Dia tetap mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Padahal badannya sudah mulai sempoyongan.

Selesai dari Keraton, rombongan melanjutkan perjalanan ke Benteng Vredeburgh dan Malioboro. Karena bis yang diparkirkan di depan Bank Indonesia memang mengharuskan rombongan pergi dengan berjalan kaki dan berbaris agar tidak ada yang berpencar atau membuat kegaduhan dijalan.

Diperempatan jalan menuju banteng Vredeburgh, Tala melihat ada siswa dari rombongannya yang berjalan pelan saat menyebrang sendirian ditengah barisan yang terputus karena ada penyebrangan itu, anak itu fokus pada HPnya sedangkan telinganya ditutupi headphone.

Sontak Tala yang sebenernya tidak mempunyai energi lagi untuk berjalan, dia justru berlari ke anak laki-laki itu dan mendorongnya jauh kedepan, karena Tala melihat ada mobil truk yang terus membunyikan klakson dari arah samping anak itu.

Dengan kondisi yang begitu lemah, Tala merasakan pusing dan tidak bergerak dari posisi ia mendorong anak laki-laki itu. Ia hanya diam sambil melihat mobil yang semakin dekat menuju kearahnya. Orang-orang yang melihat Tala meneriakinya untuk minggir dari sana, ada yang hanya menonton, ada yang terlihat khawatir tapi tidak tahu harus apa.. Sepersekian detik, Tala pingsan ditengah jalan itu. Beruntungnya, sang sopir truk bisa menghentikan mobilnya tepat beberapa jengkal dimana posisi Tala pingsan. Mobil itu melaju dengan cepat sampai sulit untuk menghentikannya dengan mendadak, mungkin itu sebabnya sang sopir memberikan klakson nya terus menerus.

Tentu saja crew TL lainnya, siswa siswi, guru serta orang-orang disana yang melihat kejadian itu langsung mengerubungi Tala untuk melihat kondisinya. Tala langsung dibawa kerumah sakit terdekat disana.

Kan hampir, Ndin.. Ngga bener-bener terjadi. Aku beneran baik-baik aja kok, serius..

Balas Tala ke temannya, Andin. Tidak mau membuat teman nya itu khawatir.









Terimakasih sudah membaca sesi ini🤍

Ruang CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang