10. Menyelinap

5 0 0
                                    

Sebelumnya ketika dia izin untuk beribadah, dirinya menggunakan sisa waktu yang cukup untuk menyelinap ke kamar Nathan, ternyata pria itu sedang istirahat karena napasnya yang terdengar teratur. Gisel yang sudah membawa persiapan langsung menaruh wewangian yang telah dirinya racik yang mengandung anestesi dan membuat orang yang menciumnya akan langsung tertidur. Gisel menghitung waktu, butuh 10 menit untuk dirinya menggeser pintu kamar Nathan, dia melihat pria itu dengan seksama ternyata pria ini memang sangat luar biasa meskipun terlihat jelas bahwa dirinya sangat tidak nyaman sekarang.

Gisel perlahan mengecek nadi pria tersebut dan menyadari bahwa kelumpuhan Nathan bukan suatu yang tidak bisa disembuhkan. Gisel menetapkan waktu 15 menit, kemudian mulai memijat titik akunpuntur di kepala, leher serta di dadanya. Gisel tidak tahu bahwa Nathan sesungguhnya tidak bisa terpengaruh oleh anestesi meskipun dalam dosis tinggi.

Nathan yang sedari tadi mengetahui bahwa seorang gadis mungil menyelinap ke dalam kamarnya, dia langsung ingin mengaktifkan sistem ke amanan kamarnya agar kedua orang tuanya sadar bahwa dokter yang mereka panggil adalah seseorang yang berhati jahat. Namun, sebelum itu Nathan ingin mengetahui sejauh mana wanita itu akan bertindak.

Nathan hampir saja berteriak kesakitan saat Gisel menekan titik akupunktur di lehernya, dirinya merasakan bahwa darah mengalir ke kepalanya yang membuatnya mengalami hipoksia, tapi sedetik kemudian dia terkejut karena aliran darahnya kembali normal mengalir ke seluruh tubuhnya ia sangat mengenal kondisinya sendiri bahkan hasil fisioterapinya selama dua tahun dia mengetahuinya dengan jelas bahwa tingkat kesembuhannya adalah 0 ℅.

Namun, sekarang dia merasakan perasaan hangat di dalam tubuhnya. Apakah wanita ini mencoba untuk membantunya?

Gisel dengan telaten memijat titik akunpuntur Nathan dengan sabar, dia akan memberikan titik akupunktur pada dadanya artinya dia harus membuka kemeja pria itu, tapi Gisel tidak terlalu menunjukkan ekspresi apa pun dia sadar bahwa pria ini sudah dua tahun lumpuh pasti otot-ototnya sudah tidak terlihat bagus. Namun, ia salah besar karena jelas di depan matanya dada bidang dan delapan pack tercetak di perut pria tersebut bahkan garis putri duyung yang menawan terlihat dengan jelas.

'Gue harus nyelamatin dia ....'

Gisel memosisikan tubuh Nathan agar bisa menyamping dia menarik punggung Nathan pelan agar bisa mendapatkan posisi yang nyaman. Posisi mereka terlihat sangat ambigu Nathan  membuka mata perlahan karena dia bisa merasakan nafas wanita itu menerpa wajahnya dan mendapati ekspresi gadis itu yang terlihat sangat menggoda.

'Kenapa nafas wanita ini begitu harum .... '

Setelah memijat kurang lebih dari 10 menit Gisel mengancingkan kembali kemeja pria tersebut dan memperbaiki posisinya karena tadinya dia harus memiringkan posisi Nathan agar dia leluasa untuk memijat titik akupunktur yang ada di punggungnya.

Gisel akhirnya meninggalkan kamar Nathan dan bergegas ke ruang tamu tanpa menyadari bahwa dia telah mengekspos dirinya sendiri. Nathan membuka matanya perlahan, dia masih belum bisa mempercayai Gisel sedikitpun karena orang di sekitarnya saja bisa mengkhianatinya apa orang baru seperti Gisel.

Nathan kemudian memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi mengenai titik-titik akupunktur yang Gisel perlakuan pada dirinya dan beberapa saat kemudian dia mendapatkan informasi dari bawahannya bahwa.

Informasi itu dengan jelas menjelaskan bahwa titik akupunktur di punggung dapat merangsang saraf di tulang punggung serta membantu sirkulasi, mereka juga membantu memberikan tidur yang lebih baik dan mengurangi stress pada otot yang bekerja terlalu keras. Adapun titik akupunktur di dada dan lehernya itu membantu radang paru-parunya dan juga membantu menyingkirkan penyakit paru-paru kronis.

Nathan dibuat terkejut bagaimana wanita itu tahu tentang radang paru-parunya? Karena sejak dirinya lumpuh episode dirinya terkena pneumonia terjadi sebanyak empat kali dalam sebulan.

'Wanita itu ... Sangat menarik.'

***

"Baiklah, Nak. Tidak masalah, kami menyerahkan putra kepadamu," ujar Wisnu saat mengetahui bahwa Gisel harus melakukan terapi kepada Nathan terlebih dahulu tentu saja dirinya tidak masalah apa lagi setelah mendengar bahwa tingkat kesembuhan putranya 95 ℅ dia tidak ragu dan langsung percaya kepada gadis di depannya itu.

Sementara itu, Gisel agak bingung mendengar perkataan Wisnu. Apa maksudnya akan memberikan Nathan kepadanya? Tapi, Gisel tidak terlalu memperdulikannya.

Gisel tahu bahwa Nathan menatapnya dari tadi, tapi dia berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja meskipun dia mengalami hati nurani yang bersalah karena telah masuk ke dalam kamar pria tersebut. Akan tetapi, Gisel melakukannya tanpa niat apa pun, semuanya hanya untuk memeriksa kondisinya entah kenapa dia menggunakan cera tersebut padahal dia bisa langsung meminta izin untuk memeriksa Nathan, tapi Gisel merasa pria itu pasti akan menolaknya langsung jadi dia harus memikirkan cara. Karena dirinya tahu, lumpuh selama 2 tahun dia sudah sangat kagum bahwa pria itu masih memiliki mental yang baik-baik saja.

'Maafkan aku, aku tidak ingin menyakitimu hanya ingin mengobatimu .... ' Gisel membatin, seakan bisa membaca pikirin Gisel Nathan langsung berbalik pergi dan masuk kembali ke dalam kamarnya dari awal sampai akhir dia yang paling tenang padahal dirinya yang akan dioperasi,  taoi seakan-akan yang dibicarakan bukan dia.

'Sungguh pria yang luar biasa ....'

"Ah, terima kasih, Sayang. Kamu memang bintang keberuntungan kami sebelumnya kami tidak memiliki harapan, tapi kamu memberikan kami secercah harapan meskipun operasinya nanti tidak berhasil kami tidak akan menyalahkanmu, maka lakukan saja yang terbaik, ya Sayang." Kali ini Jessica yang berucap, dia langsung memeluk Gisel dengan penuh haru  wanita paruh baya itu begitu bahagia karena mengetahui ada harapan bahwa putranya akan sembuh karena semenjak Nathan lumpuh pria tersebut telah meminta eutanasia yang tentu saja ditolak oleh mereka.

Meskipun Nathan lumpuh dia tetap putranya yang berharga, tidak pernah terpikir olehnya bahwa pria yang sangat percaya diri itu akan meminta eutanasia kepada mereka tanpa ekspresi apa pun. Tidak ada jejak ekspresi putus asa saat mengatakannya karena mereka telah melakukan yang terbaik untuknya selama dua tahun ini tentu saja putranya begitu menderita.

Tentu saja mereka juga tidak mengetahui bahwa Nathan kebal akan anestesi, itulah mengapa ketika menjalankan berbagai operasi rumit dia harus merasakan rasa sakit yang luar biasa. Dia harus menanggungnya sendiri, tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.

"Sama-sama Bunda Jessica, sebagai dokter tentu saja saya harus melakukan yang terbaik kepada pasien saya." Juga karena penampilannya yang sangat baik, sayang jika dia harus lumpuh seumur hidup. Tentu saja perkataan itu Gisel ucapkan dalam hati.

Jessica dan Wisnu tersenyum lembut kepada gadis muda di hadapan mereka. Mereka sangat beruntung jika Gisel bisa menjadi bagian dari keluarga mereka, gadis luar bisa seperti Gisel harus mendapatkan perlakuan dengan baik, tapi ketika mengingat perlakuan keluarga mereka sendiri lagi-lagi Jessica dan Wisni harus menghela napas dalam hati.

'Vian, sepertinya kamu telah membuang permata yang sangat berharga .... '

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Extraordinary Girl : AnaWhere stories live. Discover now