PESAWAT dari Belandia, negara kincir angin, baru saja tiba dengan selamat di Bandara Kota Indasynia. Trolly berisikan tas di dorong dengan hati-hati. Empat tahun lamanya dia pergi menyepikan diri, kini dia kembali di tanah kelahirannya. Kerinduan ini semakin terasa sesaknya. Rindu pada sosok bunda, ayah serta adek laki-laki yang dia punya dan tentu... seseorang yang membuatnya pergi dari kota ini untuk menyembuhkan luka yang di perbuat.
Arsa Daniswara, nama yang indah persis orangnya. Sayangnya tidak ramai yang tahu kisah duka yang pernah dirinya lalui, hanya orang-orang terdekatnya saja yang menjadi saksi tika itu. Empat tahun dia berada di Belandia dengan alasan belajar tapi dia hanya ingin mengobati hatinya. Membina kembali kekuatan yang hampir hilang dalam dirinya karena hinaan orang itu.
Saat ini, dia kembali lagi setelah empat tahun itu berlalu. Tidak ada yang berubah pada dirinya. Dia masih Arsa yang dulu – yang polos, ceria. Namun itu hanya luarannya saja, karena nyatanya dia sudah mendapatkan kembali kekuatan yang pernah hilang dari dirinya. Karena itu juga dia berhasil berada di sini – di tanah kelahirannya. Pulangnya dia bukan untuk melerai dendam yang dia miliki tapi karena sebuah kerinduan yang sudah tidak lagi bisa dia halangi. Hal lain, dia pikirkan nanti. Dia sudah terlalu lelah menahan rindu ini sendirian, biarlah kali ini dia melepaskannya karena hanya dia yang mengerti bagaimana sesaknya menahan itu semua.
Udara kota itu dia ambil – menyedotnya sedalam mungkin dan membuka kaca mata hitam yang dipakai. Di simpannya kaca mata hitam itu di sisi tas agar tidak ketinggalan.
" I'm back..." ujarnya perlahan. Kini dia mengakuinya. Betapa tenangnya hati setelah dia akhirnya bisa kembali ke tanah kelahirannya sendiri. Kaku dia seketika melihat keadaan sekitar yang terlihat sesak.
Namun, Arsa kembali ditarik pada kenyataan setelah tubuhnya tiba-tiba di tabrak dari arah belakang. Dia menoleh, ingin melihat sosok yang menabrak. Seorang anak laki-laki dengan mainan mobil yang berada di tangan, terduduk di lantai bandara.
Lantas, Arsa mendekati sosok anak itu. Jelas sekali garis ketakutan di wajah yang menggemaskan. Dengan mudah Arsa mengangkat tubuh anak itu supaya bisa kembali berdiri.
Lucu... anak siapa ya? Terdetik pertanyaan itu di pikiran Arsa, namun saat melihat ke sekitar arah, tidak ada sosok orang tua yang mendekati mereka. Kemana perginya orang tua anak ini?
Setelah itu, perhatiannya kembali di arahkan pada sosok anak kecil itu yang tajam memerhati Arsa dengan sepasang mata yang menggemaskan – berkaca ingin menangis. Arsa mengukir senyuman. Tiba-tiba saja hatinya berteriak – gemas. Jika punya kesempatan, dia ingin punya anak segemas ini.
" Urmm... mama sama papa kamu kemana?" Arsa mula mengatur pertanyaan sambil tangan menghapus sisa air mata di wajah anak kecil itu.
Pertanyaan Arsa di jawab dengan sebuah gerakan kepala kiri dan kanan.
Arsa menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa kegatalan. Bingung. Duh... masa anak sekecil ini datang ke bandara sendirian? Tidak mungkin! Arsa berdebat di dalam hati.
" Nama kamu siapa?"
" Ha... Hara." Jawab anak itu dengan cadel yang bercampur takut.
Lucu sekali wajahnya, anak siapa ini? Pipinya gembul sekali!
" Hara datang ke bandara sama siapa? Ayo, bilang ke kakak biar kakak bisa hantarkan kamu ke mereka." Arsa bertanya lagi.
Kenapa masih tidak ada orang yang mencari anak ini? Tolong, jangan ada yang menuduh Arsa sebagai penculik anak...
Tiga menit berlalu, jari telunjuk anak itu bergerak menunduk pada satu arah yang tidak terlalu jauh dari kedudukan mereka. Sebuah restoran makanan cepat saji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again [ BL ] - slow update
RomansaHanya sebuah kisah cinta yang dimulai kembali setelah episode luka itu berlalu pergi. Ini kisah pasangan yang menikah karena permintaan terakhir orang yang mereka cintai. Kisah dua orang yang saling terluka. Jika Leo kehilangan kekasihnya maka Arsa...