BAB 2 - S2

1.7K 155 3
                                    

Happy reading

***

Di taman kampus

14:01

Terdapatlah 2 pemuda yang sedang duduk di gazebo sambil merenggangkan badan mereka masing-masing sehabis mendapat hukuman dari dosen mereka.

"Gila tuh dosen gak ada belas kasihannya apa?badan gue remuk-remuk semua njir.." Keluh salah satu mereka.

"Betul tuh, mana kita gak di kasih pemanasan dulu.." Jawab temannya.

Beberapa menit setelahnya, keduanya sekarang dalam posisi bersandar di pagar gazebo untuk beristirahat.

"Del, hari ini mata kuliah kita cuman 2 ya?" tanya zean memecahkan keheningan antara keduanya.

"Iya.. Kenapa?"

"Kalau gitu balapan yuk," ajak zean.

"Kagak mau gue. Badan gue sakit-sakit semua.." Tolak adel secara mentah-mentah.

"Gak seru lo del.." ucap zean mengeplak bahu adel yang membuat adel berteriak kesakitan. "Aduhhh!"

"Ze, lo apaan sih?! sakit tahu bahu gue" protes adel dan zean yang di marahin hanya cengengesan karena itu. "hehe.. maaf.."

Adel memutar matanya karena malas dengan perilaku sahabatnya yang satu ini. Tak selang beberapa detik saat kejadian tadi seorang dosen yang berparas cantik dengan memegang buku-bukunya mendekati mereka.

"Kalian berdua pada kenapa sih? kok dari kejauhan saya berisik amat.." tanya dosen cantik itu, keduanya menoleh secara bersamaan dan salah satu dari mereka angkat bicara. "Zean tuh kak marsha, main pukul-pukul aja, " adu adel dengan spontan.

Wanita cantik yang bernama marsha itu hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan keduanya. "Apaan sih kalian? teriakan yang kalian buat itu hanya membuat orang lain terusik.."

"Dengar tuh ze," ujar adel menatap zean yang ternyata sedari tadi membeku dan matanya tertuju pada wajah cantik dosen muda tersebut.

"Zean?zean?" panggil adel berkali-kali sambil menggoyangkan badan zean namun tetap tidak hasil.

Temannya memang sudah terpaku pada marsha. Rambut hitam panjang yang  halus dan lurus,matanya yang berwarna coklat disertai dres yang dipadukan oleh warna biru sian dan biru tua itu menambah kesan cantiknya.

Ditambah lagi dengan wangi parfum yang harum khasnya membuat siapapun yang tak sengaja menghirup parfum itu akan langsung terpesona.

Disisi lain, adel tampak bingung dengan teman yang sedari bengong. Dengan ide yang tiba-tiba muncul di otaknya, niat jahilnya pun segera dilaksanakan. Wajahnya sedikit mendekat ke telinga zean dan hal itu pun terjadi.

"ZEANDRA PUTRA!!!" Teriak adel tepat di telinga zean yang membuat sahabatnya tersadar karena merasakan gendang telinganya serasa ingin pecah.

Kesadaran zean langsung kembali dan menatap adel dengan tatapan kesal. "Bisa gak jangan teriak?! gue gak budek ya adel.."

"Lah lo sendiri daritadi gue ngomong sama lo malah planga-plongo." Mendengar itu zean terdiam sejenak dan kembali melirik marsha yang masih ada di hadapan nya lalu kembali menatap adel. "Bu marsha cantik banget gila." bisik zean pada adel.

"Oh? jadi itu yang buat lo planga-plongo.." balas adel dengan lantangnya. Adel pun tersenyum smirk seolah merencanakan sesuatu dan segera menatap marsha.

"Kak marsha.. Zean itu su-" ucapan adel langsung terpotong tepat setelah zean menutup mulutnya dengan tangannya kanannya.

"mmm!!" adel mencoba memberontak namun tetap belum di lepas oleh zean. Marsha yang tidak paham menatap zean dengan alis terangkat. "hmm.. itu.. bu.. maksud adel itu.. aku suka seandainya ibu jadi dosen penjas kami.." ucap zean gagap sebagai alasannya.

FAMILY? (Ondah) - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang