BAB 8 - S2

1.6K 140 9
                                    

Happy reading

***

Helaan nafas terdengar dari seorang pemuda yang sedang duduk dibangku halaman belakang sekolah.

Pemuda yang terlindung dibawah pohon besar, menyandarkan punggungnya di sandaran bangku besi itu.

Setelah pemilihan, pemuda bernama gito tampak gugup dengan hasil untuk kali ini. Entahlah perasaannya tampak berbeda saat mencalonkan diri sebagai ketua osis di sekolahnya ini. Padahal sebelumnya ia juga pernah menjabat namun untuk kali ini ia takut akan hasilnya.

Pasalnya persaingan di SMA dan SMP sangatlah membuatnya terkejut karena calonnya adalah anak-anak pintar, populer dan bahkan anak kepala sekolah pun ikut serta.

Semenit selanjutnya saat pikirannya sedang menggembara, sesaat terhentikan dengan sebuah suara percakapan yang dari kejauhan namun cukup terdengar jelas dikupingnya.

Karena penasaran, ia pun dan berdiri, kakinya mulai melangkah untuk mendengarkan percakapan itu secara perlahan tapi pasti.

Saat suara itu semakin dekat dan jelas seiring langkah yang ia ambil dan kemudian tepat dibalik tembok dengan sedikit mengintip untuk melihat siapa itu.

Kuping dan matanya mulai terpasang saat melihat seorang gadis dan pemuda yang sedang bercakap-cakap.

"Heh! Lo udah bagi-bagi uangnya kesiswa-siswa yang bakal pilih kita kan?!" tanya sosok pemuda yang seumuran dengan gito.

Gadis yang berdiri didepannya hanya menganggukkan kepalanya yang membuat pemuda itu tersenyum puas saat mendengar itu.

"Good!" Pungkasnya. Senyum puasnya beralih menjadi senyuman licik seraya berkata angkuh. "Gue bakal menang akhirnya."

Sementara itu disisi lain gito yang mendengar pembicaraan bicara dengan cepat merekam obrolan mereka.

Tanpa menyadari kamera, keduanya menyusun rencana dengan nada suara yang cukup untuk dengar.

Sesaat kemudian. "Gito!!" Teriakan namanya membuat ia terkejut dana segera mematikan ponselnya dan pergi menjauh sebelum ketahuan.

Keduanya juga sama kagetnya saat mendengar teriakan itu. "Siapa itu?"

Gadis menggelengkan kepalanya tak tahu. Senyuman pemuda itu pun hilang dan menatap gadis didepan nya dengan tatapan penuh ancaman.
"Kayaknya ada yang dengar tentang pembicaraan. Dan lo lebih pergi dari sini sebelum ada yang datang."

Gadis itu tampak bingung dan ingin sekali bertanya. Namun hal itu ia urungkan dan gadis itu menuruti perkataannya.

---

"Gitttto!!" Teriak seorang gadis yang tidak lain adalah kathrin.

Dengan cepat sosok yang diteriakin itu pun datang yang membuat kathrin semakin kesal dibuatnya. "Lo dari mana aja sih?!"

"Stt.. Bisa gak sih kamu jangan teriak." Gito berkata hampir terdengar berbisik.

"Huh? Lo ngomong apaan sih?"

Gito yang saat itu tidak ingin siapapun melihat mereka, memutuskan menarik tangan kathrin dan membawanya kesuatu tempat yang agak sepi.

"Heh! Lo mau apain gue?! Lo mau perkosa gue?! Tolong!!" Teriak kathrin saat gito menariknya pergi. Bukannya melepaskan, gito hanya bodoamat dengan itu.

Sesampainya mereka ditempat yang sudah sepi yaitu dibelakang sekolah. Gito melepaskan tangan kathrin yang membuatnya segera mundur untuk was-was.

Menghela nafas, gito hanya memijat pelipis dahinya sebelum angkat bicara. "Sekarang, apa maumu?"

FAMILY? (Ondah) - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang