BAB 12 - S2

1K 133 11
                                    

Happy reading

***

Di kantor polisi

Kini indah berada diruangan yang minim akan cahaya. Ruangan yang biasanya digunakan untuk menginterogasi orang.

Ia duduk dikursi dengan tangannya diborgol, menundukkan kepalanya dengan kegugupan dan.

"Apa salahku?" Ia berkata dalam gumaman kecil.

Tak berselang lama, sebuah pintu pun terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang merupakan kepala polisi. Pria itu menarik kursi didepan meja wanita itu dengan berkas-berkas ia letakan dimeja.

Tatapan tajamnya tertuju pada sosok wanita yang menjadi tersangka utamanya.

Helaan nafas kasar ia keluarkan. Sebelum pria itu angkat bicara.

"Jadi, hm." Pria itu memulai perbicaraanya seraya mengambil salah satu dokumenn dimejanya.

"Atas nama indah putri wijaya, benarkan?" Lanjut pria itu.

Indah mengangguk pelan dan kemudian mengangkat kepalanya, menatap pria itu.

"Sebelum kami akan menetapkan hukuman untuk anda. Saya menanyakan beberapa hal."

Dengan sedikit keraguan dalam hatinya. Indah pun angkat suara. "Pak, sudah berapa kali saya bilang. Bukan saya pelakunya dan bahkan saya tidak tahu menau tentang kematian mertua saya. Saya sudah menganggap mertua saya itu sebagai orang tua kandung saya karena mereka sudah merawat saya dari kecil. Dan tidak mungkin saya akan melakukan hal seperti itu."

Mendengar pernyataan panjang dari indah, pria bernama Hans itu kembali berkata. "Lalu kalau bukan anda, siapa lagi? Jelas-jelas hanya anda yang ada didalam rekaman CCTV itu. Tidak ada orang lain."

"Baik, pak. Memang saya membuatkan teh itu tapi saya tidak mencampurkan apapun."

Mendengar ucapan penuh keyakinan indah, Hans berpikir sejenak seolah mempertimbangkan sesuatu.

"Anda yakin?"

Mengangguk penuh tekad dengan harapan agar kepala kepolisian itu mempercayainya.

"Tapi untuk saat ini kami belum bisa mempercayai anda. Jadi untuk sementara waktu anda ditahan."

"Kami akan mencari bukti lebih yang lagi supaya kasus akan cepat diselesaikan.

Terdiam sejenak, indah untuk kali ini pasrah dengan situasi yang ada. Jika pun dia bersikeras menyakinkan pihak kepolisian pasti mereka tidak akan percaya dan belum ada juga bukti yang kuat untuk menyatakan bahwa indah itu tidak bersalah.

Keesokan harinya

Disisi lain tempat

Disiang hari yang cerah, matahari berada pada puncaknya. Tampak terik dan membuat siapapun yang keluar akan merasakan panas yang menyengat.

Suara-suara klakson mobil dan motor yang sering kaliterdengar. Mengingat mereka merada dihotel yang berada dipusat kota.

Saat ini, lulu sedang mengamasi kembali barang-barangnya untuk pergi kerumah ayahnya tinggal sekarang.

Tok.. Tok..

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar hotel. Siapa itu? mungkin saja itu farel yang sudah siap menjemputnya.

Mendengar hal itu lulu berdiri, ia melangkah kedepan untuk membuka pintu itu. Sesaat ketika dibuka, ternyata benar itu adalah farel yang sudah berdiri didepan pintu.

"Udah siap?"

Ia alihkan pandangan kembali kedalam, menampakkan beberapa barangnya belum tersusun rapi didalam koper. Lalu, ia kembali menatap farel dengan senyuman sumringah. Sudah mengetahuinya, farel hanya menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan sahabatnya ini.

FAMILY? (Ondah) - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang