Lyn terbangun dari tidurnya. Ia masih berada di kamar Teodore dengan tanpa busana.Perlahan, ia mendudukkan tubuhnya dan meraih bathrobe hitam miliknya yang ada di lantai dan memakainya.
Hari tampaknya telah malam, itu terlihat dari pintu balkon. Dengan langkah pelan, Lyn menuju pintu balkon dan angin langsung menyapu tubuhnya.
Jadi ini pemandangan malam pusat kota demon?
Lyn berdiri lama, ia teringat keluarganya yang ada di wilayah vampir. Terutama dengan sang kakak. Apa yang sedang mereka lakukan?
Apakah mereka tak menyadari jika putri mahkota mereka hilang?
Tidak, kakaknya tak sebodoh itu. Ia sangat tau dengan sifat Drake. "Aku di sini, Drake.." gumam Lyn yang seakan memanggil Drake.
Namun tak ada sahutan. Malam itu tetap hening dan karena sudah cukup lama berada di sana, Lyn memutuskan untuk masuk.
Tepat setelah ia membalikkan tubuhnya, wanita itu dikejutkan dengan sosok Teodore yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.
"Dia tak akan pernah menemukanmu di sini. Dan dia tak seperti seseorang yang dengan ceroboh menyerang istana demon hanya demi mendapatkan sesuatu."
Lyn menatap mata Teodore yang semakin indah di kegelapan malam. Pria itu baru saja mengejeknya.
"Aku sekarang ingat siapa dirimu." Ya, nama Teodore tak asing di telinganya karena Drake sering membicarakannya dan menjelek-jelekkan nya. Sepertinya Drake dan Teodore memiliki hubungan yang tak bagus.
Lyn tersenyum tipis pada Teodore. Ia mengerti dengan status dan posisinya sekarang. Akan sangat menyenangkan jika keberadaannya di sana bisa menghancurkan kerajaan demon. Terutama dengan penerus kerajaan yang ada di hadapannya itu.
Tapi, apakah itu akan berjalan mulus saat mengingat Lyn membutuhkan darah Teodore?
Hah, haruskan ia berkorban demi kemenangan kerajaan vampir?
Lyn menangkup pipi kanan Teodore. Pria itu tetap diam, entah apa yang ada di pikirannya. Lyn tak bisa membaca pikiran seseorang.
Wanita itu mengecup bibir Teodore sekilas sebelum melangkah pergi.
"Mereka sudah menyiapkanmu kamar." Ucap Teodore saat Lyn sudah akan kembali masuk ke kamar.
"Bagus. Aku harap itu seperti kamarmu." Lyn tak akan terima jika putri seperti dirinya diberikan kamar yang jelek. Sudah cukup dengan penjara bawah tanah yang kotor itu.
Teodore tak mendengar pintu balkon di tutup, namun wanita itu sudah benar-benar masuk ke kamar.
Pria itu memang tak tau isi pikiran Lyn, tapi melihat dari jiwa Lyn, Teodore tau bahwa wanita itu memiliki sesuatu yang lain.
Kita lihat, apa yang akan kau lakukan..
;;
Pintu besar ruangan raja terbuka saat Teodore sudah berada di depan. Pria itu langsung masuk dan menghadap sang raja.
"Kenapa kau tak bilang jika sudah mendapatkan putri vampir?" Tanya sang raja bahkan sebelum Teodore memberi hormat.
"Aku memiliki rencana sendiri."
Raja bernama Tritan itu menatap tak suka. "Rencana apa hingga membuatmu tak melaporkannya?"
"Untuk saat ini aku belum bisa mengatakannya."
"Sebaiknya cepat kau penggal dia dan kirimkan kepalanya pada Alberthus."
"Kita tak perlu terburu-buru. Semua ada di bawah kendaliku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Blood and Soul
Fantasy⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Pertikaian antara bangsa telah lama terjadi. Sebagai pangeran demon, Teodore berambisi untuk menjadikan bangsa demon menjadi yang terdepan. Di tengah kegiatannya, tanpa sengaja ia bertemu dengan Ly...