Semua tau bahwa sejak dulu kala para makhluk immortal tidaklah bisa bersatu. Demon, werewolf, vampir, wizard, elf, dwarf, dan manusia, mereka memiliki wilayah dan kekuasaannya sendiri.Ego dan kekuasaan, sering kali membuat mereka tumpah dalam pertempuran. Sebagian besar di antaranya dipicu oleh bangsa Demon yang menganggap diri mereka paling kuat.
Perluasan wilayah besar-besaran yang dilakukan oleh bangsa Demon beberapa tahun ini, membuat mereka menjadi musuh semua makhluk.
Tapi itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, karena dengan kekuatan yang dimiliki saat ini, mereka tak akan mudah dilawan.
"Demon sialan!"
Boom!
Sebuah ledakan besar seketika meluluh ratakan daerah perbatasan antara demon dan werewolf. Beberapa pria bersayap hitam terlihat terbang di atas puing reruntuhan dan menatap tempat pertempuran itu dengan datar.
"Anda tidak perlu mengeluarkan kekuatan sebesar itu, pangeran." Ucap pria berambut cokelat pada sosok berambut hitam kelam yang ada di depannya.
Dia adalah Teodore, pangeran dari bangsa Demon yang sebentar lagi akan menduduki tempat raja, menggantikan ayahnya.
Rambutnya hitam kelam dengan mata ungu yang tajam. Sayapnya membentang luas dan aura hitam terlihat selalu mengelilinginya.
"Segera bereskan sisanya." Ucapnya Teodore yang merupakan perintah untuk ke 4 orang pasukannya.
Dengan cepat, ke empatnya segera melesat menyelesaikan tugasnya masing-masing, meninggalkan sang pangeran yang masih di tempat.
Walaupun Teodore terbang cukup jauh, namun dengan pengelihatannya, ia bisa melihat bahwa ada beberapa werewolf yang mencoba bertahan dari ledakan tadi.
Pria itu mengepakkan sayapnya dan turun ke reruntuhan. Di hadapannya sekarang, seorang werewolf sedang mencoba bangkit. Tubuhnya terlihat terluka cukup parah namun ia masih bisa mempertahankan kesadarannya.
Werewolf itu menatap tajam ke arah Teodore. "Sang Alpha tidak akan melepaskan kalian." Ucapnya dengan susah payah.
"Dia akan menunjukkanmu neraka—arghh"
Tangan Teodore bergerak cepat menembus perut werewolf tersebut hingga membuatnya jatuh ke tanah.
"Alpha mengecut kalian tidak akan pernah menang melawan kami." Gumam Teodore, masih dengan ekspresi dinginnya.
Teodore meluruskan pandangannya pada sebuah pohon besar yang tak jauh darinya. Di atas pohon itu, terlihat seorang werewolf yang Teodore tau adalah petinggi.
Mata mereka saling berselisih dan mengungkapkan ketidaksukaan nya masing-masing.
Perlahan, kaki Teodore melangkah mendekat namun baru dua langkah ia berjalan, pria itu berhenti. Tanah tempat Teodore berpijak muncul simbol lingkaran besar dengan tulisan rumit dan cahaya biru menyilaukan memancar darinya.
Teodore semakin menatap werewolf di atas pohon itu tajam sedangkan werewolf itu malah memberikan senyuman kepadanya.
Dengan cepat Teodore mengedarkan pandangannya dan melihat wizard bersembunyi di beberapa titik. Bangsa werewolf memang terkenal dengan kelicikannya tapi Teodore tak menyangka bahwa mereka bekerja sama dengan para wizard.
"Ini adalah akhir bagimu, pangeran Teo." Ucap werewolf itu dengan senyum mengejek. "Dan ke-empat anak buahmu tak akan selamat."
Aura hitam yang menyelimuti tubuh Teodore semakin tebal dan beberapa wizard yang sedang merapalkan mantra terlihat kesusahan menahan energi yang dipancarkan oleh anak raja demon itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blood and Soul
Fantasy⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Pertikaian antara bangsa telah lama terjadi. Sebagai pangeran demon, Teodore berambisi untuk menjadikan bangsa demon menjadi yang terdepan. Di tengah kegiatannya, tanpa sengaja ia bertemu dengan Ly...