03

826 44 2
                                    








"Kau mau ke mana?"

Langkah Lyn terhenti karena suara Drake yang berdiri tak jauh di belakangnya.

"Berburu." Jawab Lyn.

Drake melangkah mendekati Lyn dan melihat wajah adiknya itu. Ia tau bahwa belakangan ini Lyn tak bisa minum darah.

"Segera pulang jika sudah selesai." Ucap Drake dan berlalu meninggalkan Lyn.

Wanita itu segera melanjutkan jalannya menuju hutan tempatnya berburu. Ini sudah dua minggu dan tubuhnya semakin tak nyaman karena tak ada darah yang bisa ia konsumsi.

Di hutan, ia mencari setiap hewan yang bisa ia buru. Hal itu membuat tubuh hewan itu tergeletak dan berceceran di beberapa titik.

Lyn melempar mayat burung yang baru saja ia gigit dan terbatuk.

Kenapa?

Kenapa rasa darah mereka sangat tidak enak?!

Lyn terduduk dan menyentuh lehernya. Tenggorokannya terasa kering dan rasa haus itu meningkat.

Mata merahnya berkilat saat rasa laparnya tak tertahan.

Dia butuh darah.

Darah yang segar dan enak.

Bayangan rasa manis saat dirinya menghisap darah pria tempo hari muncul. Darah yang begitu harum dan manis, yang bisa memenuhi hasratnya.

Mata Lyn menatap luruh dengan tajam. Keadaannya sekarang tidaklah baik.

Dan ia harus segera menemukan pria itu.

Lyn menatap ke arah barat, dimana wilayah demon berada. Dengan kekuatannya, wanita itu melesat meninggalkan hutan tempatnya berburu.

;;

Teodore menundukkan kepalanya, memberi hormat pada sang raja. Saat ini ia sedang menghadap raja di ruangan kebesarannya.

"Kau selalu menyelesaikan pekerjaanmu dengan sempurna." Puji sang raja. "Kau ingin hadiah apa?" Pria itu menatap anaknya yang masih menundukkan kepala.

"Bebaskan 'dia'."

Ruangan itu seketika hening sejenak. Sang raja terlihat tidak suka dengan permintaan anaknya itu.

"Pergilah."

Teodore berdiri dengan tegak dan menatap ayahnya sebelum akhirnya keluar tanpa kata. Apapun yang pria tua itu ingin hadiahkan padanya semua tak ada artinya.

Dan apa yang Teodore inginkan adalah sesuatu yang pria tua itu tak akan pernah kabulkan.

"Bagaimana?" Tanya Peter, salah satu dari ke-empat orang kepercayaannya. Pria itu sedari tadi telah setia menunggu Teodore di luar.

"Kami tidak membahas itu." Jawab Teodore yang melangkah menuju ruangannya.

"Anda harus mendiskusikannya. Wilayah perbatasan vampir saat ini sedang lemah, dan kita harus bertindak."

Keduanya melangkah beriringan dan berpapasan dengan beberapa prajurit yang terlihat tergesa.

Tak lama suara kericuhan terdengar di luar. Dan Peter segera menanyakannya pada prajurit tadi. "Apa yang terjadi?"

"Ada vampir yang mengamuk di depan."

Peter mengerti dengan keadaannya dan menyuruh mereka untuk segera pergi. "Apakah kita diserang?" Gumam Peter.

Keduanya bertatapan dan memutuskan untuk melihat keadaan luar.

Kejadian itu begitu cepat saat Teodore baru saja menginjakkan kaki di luar, seorang wanita berambut silver menerjangnya dan langsung menggigit lehernya.

Blood and SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang