Malam ini Lyn tak bisa tidur. Wanita itu bangkit dan berjalan keluar kamar. Suasana terasa begitu sunyi, hanya langkah kakinya lah yang terdengar.Lyn tak memiliki tujuan, ia hanya melangkah mengikuti keinginan kakinya. Hingga telinganya menangkap suara yang cukup keras.
Wanita itu menghampiri sumber suara yang ternyata berasal dari kamar Teodore. Lyn berdiri cukup jauh dari kamar itu, namun ia bisa melihat sosok Teodore yang berdiri di depan kamar sembari menyandarkan kepalanya di pintu.
Kaki Lyn perlahan mendekat namun belum lama ia melangkah, kakinya kembali terhenti saat tiba-tiba Teodore menoleh dan mata ungu yang ia sukai itu menyorotnya tajam.
Tubuh Lyn semakin terdiam ketika melihat ada yang aneh dengan Teodore. Di dekat area mata kanan pria itu, terdapat sesuatu berwarna hitam yang menyelubungi nya.
"Ughh.." Teodore menyentuh mata kanannya dan segera masuk ke kamar. Pria itu membanting pintu kamarnya, meninggalkan Lyn yang bingung.
Lyn sudah akan pergi, tapi suara teriakan dari kamar Teodore membuatnya berlari mendekat. Wanita itu membuka pintu kamar dan mendapati Teodore terduduk di lantai dengan memegangi kepala kanannya.
"Teo..?"
Teodore mendongak dan mendapati sosok Lyn yang berdiri di depan pintu. "Keluar." Ucap Teodore sembari menahan sakit.
Pria itu kembali menunduk dan mencengkeram kepala kanannya. Aura hitam perlahan menyelimutinya dan tubuh itu semakin meringkuk menahan sakit.
"Ku bilang keluar!" Teriak Teodore tanpa melihat Lyn.
Nafas Teodore terengah dan suara ringisan terdengar. Pria itu terlihat tersiksa.
"Sialan!" Umpat Teodore entah untuk siapa.
Aura hitam semakin tebal mengelilingi tubuh Teodore.
Lyn menutup matanya saat tiba-tiba aura itu meledak dan menyebar hingga angin kencang menerpanya.
Tapi itu tak berlangsung lama, setelah ia membuka mata, sosok Teodore masih di sana. Ia masih meringkuk di tempatnya namun punggungnya telah dihiasi oleh sayap demon miliknya yang lebar.
Perlahan Teodore mengangkat kepalanya dan Lyn melihat ada yang berbeda dari wujud demon Teodore biasanya.
Bercak hitam masih menyelimuti bagian mata kanannya yang hampir menyentuh bibir atas dan sebuah tanduk hitam muncul kening kanannya.
Teodore membuka matanya dan Lyn bisa melihat bahwa mata kanan pria itu berwarna lebih tua.
Sorot matanya terlihat begitu tajam dan sebuah seringaian menakutkan terukir di bibirnya.
Pria itu bangkit dan perlahan mendekati Lyn. Tangannya terulur dan jari panjang itu membelai pipi Lyn lembut.
"Siapa wanita cantik ini?"
Lyn masih terdiam, membalas tatapan yang pria itu tunjukkan. Nada bicara Teodore terlihat sedikit berbeda.
Teodore menyentuh rahang Lyn dan mendekatkan wajahnya. Mata ungu itu terpejam sejenak saat ia menghirup aroma Lyn.
"Aromamu lezat. Aku sangat lapar. Berikan aku jiwamu.." Teodore menjilat bibir Lyn dan menatap mata merah yang begitu dekat itu.
Bibirnya perlahan kembali maju dan melumat bibir Lyn. Pria itu menciumnya dengan rakus dan terus melumatnya dengan nikmat.
"Lezat.." gumam Teodore di sela ciuman.
"Mmphh.." Lyn mencoba mengimbangi ciuman itu namun ia kesusahan. Ini tak seperti ciuman Teodore sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blood and Soul
Fantasia⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Pertikaian antara bangsa telah lama terjadi. Sebagai pangeran demon, Teodore berambisi untuk menjadikan bangsa demon menjadi yang terdepan. Di tengah kegiatannya, tanpa sengaja ia bertemu dengan Ly...