Lyn duduk berhadapan dengan Tritan di kamar raja yang sangat luas itu."Apakah kau hanya meminum darah?" Tanya Tritan yang melihat Lyn tak menyentuh minumannya.
Lyn mengambil gelasnya dan meminum cairan itu sedikit. Ia memang bisa sedikit makan dan minum selain darah. Tapi tetap ia tak bisa hidup tanpa darah.
Tritan memperhatikan setiap gerakan Lyn minum. "Apakah dia memperlakukan mu dengan baik?"
Lyn kembali menaruh gelasnya. "Siapa yang Anda maksud?" Tanya Lyn, sopan.
"Anak nakalku."
Haruskah Lyn mengatakan tidak? Jika dipikir pria itu memang tak cukup baik memperlakukannya. Dari mulai menandainya, memenjarakannya hingga menjadi target seks.
"Dia cukup baik walaupun menyebalkan."
Tritan terlihat langsung mengerti betapa menyebalkan anaknya itu.
"Apakah kau punya perasaan padanya?"
Jantung Lyn tiba-tiba berdetak lebih kencang. Bagaimana mungkin ia memiliki perasaan pada orang seperti Teodore?
"Tidak." Jawab Lyn. Hubungan mereka hanya sebatas saling membutuhkan.
"Bagus. Kerajaan ini tak akan menerima vampir sebagai ratu."
Ada perasaan aneh yang muncul pada dirinya saat mendengarnya. Walaupun sebenarnya ia sudah mengetahuinya sejak lama, tapi tetap saja ada yang mengganjal.
"Aku tak tau apa yang menahanmu untuk tetap di sini. Tapi menjadi boneka seksnya itu tidaklah buruk."
Kedua tangan Lyn mengepal kuat dan tatapannya menajam. Harga dirinya tak terima jika Tritan mengatainya boneka seks Teodore.
"Saya bukan boneka seksnya." Sanggah Lyn dengan suara dingin. Dan Tritan menyadari perubahan itu.
"Kau pasti sudah bertemu Riel. Menurutmu bagaimana dia?"
Lyn terdiam sejenak masih menatap Tritan. Sebenarnya apa yang diinginkan pria itu?
"Ku dengar kau hampir mati karenanya." Lanjut Tritan. "Tapi kau sebenarnya sangat beruntung karena masih hidup."
"Apa sebenarnya yang Anda inginkan?"
Ekspresi Tritan yang awalnya cukup santai sekarang berubah serius. "Jinakkan sosok Riel dan aku tak akan menyentuh bangsa vampir."
Lyn sedikit tak mengerti dengan kemauan Tritan. Menjinakkan Riel?
Mengingat seberapa gilanya pria itu saja membuat Lyn tak ingin bertemu dengannya lagi. Ingatlah jika ia hampir mati karenanya.
"Saya tidak tau siapa sebenarnya Riel. Tapi melihat Anda meminta bantuan saya, saya menyimpulkan jika Anda dan bahkan Teodore sendiri tak mampu melakukannya."
Tritan tersenyum tipis, sangat tipis bahkan hingga tak terlihat. Putri Alberthus memang pintar dan mudah mengerti.
"Satu bulan sekali, Riel akan muncul. Tapi sebenarnya Teodore bisa memanggilnya kapanpun."
Dari cara bicara Trotan, Lyn bisa melihat bahwa pria itu menyetujui sebelah pihak. "Saya belum menyetujui hal tersebut."
"Aku tau. Tapi kau tak memiliki pilihan lain. Karena keberlangsungan bangsamu, ada di tangan kami."
Lyn tersenyum kecut. "Like father like son."
;;
Teodore baru saja kembali setelah melakukan beberapa tugas. Pria itu langsung menuju kamarnya dan menemukan Lyn yang duduk di atas ranjang sembari membaca sebuah buku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blood and Soul
Фэнтези⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Pertikaian antara bangsa telah lama terjadi. Sebagai pangeran demon, Teodore berambisi untuk menjadikan bangsa demon menjadi yang terdepan. Di tengah kegiatannya, tanpa sengaja ia bertemu dengan Ly...