Vote dulu sebelum baca 🌟
Tandai typo jikalau ada :)
Happy Reading.
* * *
"Na, mau ke kantin?" tanya Casey memandang Leona yang sedang mencatat catatan fisika.
"Duluan," balas Leona masih fokus dengan catatannya.
"Oke deh, nanti nyusul aja ya?"
Leona mengangguk saja, membiarkan Casey pergi ke kantin dan meninggalkannya di kelas.
Lima menit berlalu, merasa perutnya ingin mengeluarkan air kecil, Leona bergegas ke toilet. Melewati lorong panjang yang sepi, Leona merinding sendiri. Tak ingin berlama-lama, Leona langsung menuntaskan kegiatannya.
Selesai dengan semuanya, Leona mencuci tangan di wastafel seraya menunduk.
Awalnya, Leona mencuci tangan dengan tenang, namun setelah rambutnya ditarik kuat ke belakang, Leona sadar dirinya sedang dalam keadaan tidak bisa dikatakan 'tenang'.
"Kita ketemu lagi jalang," ujar Lilian menarik rambut Leona.
Leona melirik kanan dan kirinya yang dikelilingi para badut Lilian yang selalu mengikuti gadis itu ke mana-mana, ia mendengus kesal. "Kenapa?"
"Lo kira bisa lepas dari kita setelah kejadian tadi?" tanya Lilian masih mencengkeram rambut Leona.
Baru ingin membalas, Leona tiba-tiba teringat perkataan Casey yang tidak boleh dirinya berurusan dengan para badut ini. Leona menghela nafas, merasa enggan mengucapkan kata-kata yang akan membuat harga dirinya sedikit turun.
"Maaf."
"Maaf?" Lilian menatap remeh ke arah Leona.
"Gue udah minta maaf, bisa lepas?" Leona membalas dengan malas.
Merasa tangan Lilian tidak mencengkeram rambutnya lagi, Leona menoleh ke belakang. Ia melihat Lilian dan para badutnya yang tersenyum, namun Leona mengabaikan hal tersebut.
Lilian tak menjawab, hanya memandang dengan raut yang sulit Leona artikan. Karena tak mendapat jawaban, Leona bergegas pergi keluar dari toilet wanita. Leona membuka pintu, merasa curiga akan terjadi sesuatu.
BYUR!!
Leona terdiam, merasakan air yang membasahi seluruh tubuh hingga seragamnya basah kuyup.
Terdengar suara tawa dari belakangnya, Leona tersenyum kesal. Memang seharusnya tidak boleh terlalu positif thinking tanpa curiga apapun dengan para badut ini, Leona mengepalkan kedua tangannya. Benarkan, dirinya disirami salah satu badut Lilian dengan ember yang berisi air.
"Gimana rasanya? Enak?" Lilian mendekat ke arah Leona, jari telunjuknya mendorong dahi Leona. "Utututu, jangan nangis ya, gue 'kan cuman bercanda."
Badut pertama Lilian menelisik penampilan Leona. "Li, rencana lo bagus buat maluin ini jalang, di koperasi 'kan seragam lagi nggak ada. Dia mau pakai apa nanti? Nunggu kering? Keburu masuk, kecuali dia udah gila dan mau belajar basah-basah kayak orang kekurangan," ejeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Protagonist
Teen FictionYovie memiliki tunangan dan akan menikah. Tepat di hari pernikahannya, Yovie menyaksikan bahwa sang tunangan berciuman dengan pria lain, tunangannya ternyata adalah gay. Sejak kejadian itu, Yovie memutuskan terjun bebas dari gedung 5 tingkat. *** T...