chap I

2.7K 139 6
                                    

"BAEK HARIN!!!" Dengan tatapan yang tajam sung sooji berjalan dengan tergesa menghampiri gadis yang ia teriakan namanya.

Plak!!!

"LO APAKAN TEMEN GUE ANJING, UDAH GUE BILANG KE LO JANGAN PERNAH GANGGU TEMEN-TEMEN GUE SIALAN!" Dengan nafas memburu gadis itu berteriak dengan marah tanpa perduli siapa yang ia maki.

Menghela nafas pelan gadis itu tersenyum "aku udah bilang ke kamu, jadi pacarku maka aku akan berhenti mengganggu teman kamu sayang." Harin berbisik tepat di depan telinga gadis yang iya sukai.

"Cewek gila, gue gak akan pernah mau jadi pacar Lo!" Tolaknya.

"Itu terserah kamu sayang, keputusan ada di tangan kamu. Yang jelas aku gak akan pernah berhenti gangguin jaeun sampai kamu jadi milikku" mengedikkan bahunya acuh gadis itu melenggang pergi meninggalkan sooji yang mengepalkan tangan dan menatap punggungnya dengan penuh emosi.



***

Brakkk!!

Dengan kasar sung sooji membuka pintu rooftop tanpa memperdulikan tatapan heran dari temannya.

"ANJING, BAEK HARIN SIALAN, CEWE GILA, PSIKOPAT." teriaknya frustasi.

"Lo kenapa sih anjir dateng-dateng teriak kek orang gila marah gitu?" Tanya yerim yang heran dengan temannya.

"Sialan, gimana gue gak marah coba temen gue di bully habis-habisan sama si psikopat gila." Setelah cukup tenang gadis itu menjawab.

"Sebenernya gampang ji, Lo cukup jadi pacarnya harin dan semuanya selesai." Ucap yerim dengan enteng.

Melirik sinis, gadis itu berpikir apakah benar yerim adalah temannya jika terkadang ia lebih membela harin dibandingkan dirinya.

"Temen gila!!" Sungutnya.

Terkekeh geli, yerim sebenernya tidak serius dengan perkataannya, hanya saja memancing emosi gadis itu adalah hiburan menyenangkan baginya, maka dari itu ia sering mengganggu sooji dengan mendukung harin menjadikan sooji kekasih dari seorang Baek harin. Cucu tunggal dari pemilik sekolah.



***

Duduk di salah satu bangku yang ada di belakang sekolah, harin dengan tenang mengeluarkan benda nikotin dan memantiknya. Menghisap lalu menghembuskan asap dari barang nikotin yang ia bakar.

Tangannya meraba pipinya yang masih berdenyut karena tamparan gadisnya, ah ralat lebih tepatnya calon gadisnya. Tidak ada emosi yang terlihat, hanya pandangan kosong dari matanya, tetapi jauh di lubuk hatinya gadis itu sedikit merasakan amarah.

Merogoh kantongnya gadis itu mengambil handphone pintarnya harin mendeal nomor dayeon, salah satu temannya yang merupakan seorang pembully.

Tut
Tut
Tut

"Halo Rin?"

"Sung sooji"

"Lo mau gue apakan dia?"

"Terserah Lo, yang penting jangan sampai kelewatan, atau Lo yang bakal jadi samsak bokap Lo."

"Oke."

Tersenyum tipis gadis itu mematikan rokoknya, melenggang pergi ke arah parkiran untuk pulang karena dia sudah tidak memiliki mood untuk kembali ke kelas.



***

Prriittttt

Dayeon meniup peluit yang selalu ia bawa kemanapun, dengan senyum kemenangan ia berjalan dengan santai kearah meja sung sooji, dan tanpa aba-aba menarik rambut gadis itu dengan sadis.

"Aaarrgghh anjing lepasin, Lo apa-apaan yak Kim dayeon sakit bangsat" dayeon hanya terkekeh mendengar rintihan sooji, tanpa memperdulikan omongan sooji, dayeon tetap menyeretnya ke area gudang sekolah yang terbengkalai.

"Kali ini Lo gak akan bisa lolos dari gue sung sooji karena harin sendiri yang kasih perintah ke gue." Sinisnya.

Tanpa belas kasih dayeon menendang dan memukul dengan brutal tubuh sooji hingga gadis itu nyaris kehilangan kesadaran.

"Dengerin omongan gue, sekali lagi Lo cari masalah dengan harin maka Lo gak akan bisa selamat untuk kedua kalinya." Setelah berucap dayeon meninggalkan sooji seorang diri di gudang sekolah dengan keadaan yang memprihatinkan.




Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang