Chapter IV

1.2K 104 3
                                    

Happy reading
















kring
kring
kring

Bel jam istirahat berbunyi, Sesegera mungkin Sooji bangkit dari bangkunya untuk menemui Harin.

"Yak Sung Sooji Lo mau kemana, kita mau ke kantin. Lo gak ikut?" 
jaehyeong salah satu temen Sooji yang melihat Sooji seperti terburu-buru segera memanggil.

"Gue ada urusan sebentar, kalian ke kantin aja duluan." Jawab Sooji

Dengan nafas tersengal-sengal akibat berlari dari kelas ke belakang sekolah Sooji melihat Harin yang membelakanginya, terlihat ada asap yang mengepul yang berarti saat ini Harin sedang menikmati rokoknya.

"Matikan rokok Lo kalau emang Lo mau bicara sama gue" titah Sooji.

Harin berbalik dan menatap Sooji, membuang sisa puntung rokoknya lalu ia injak hingga padam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harin berbalik dan menatap Sooji, membuang sisa puntung rokoknya lalu ia injak hingga padam.

Kaki jenjangnya melangkah mendekati Sooji, Harin dengan tiba-tiba menarik pinggang Sooji hingga jarak antara mereka sangat dekat bahkan mereka bisa saling merasakan nafas satu sama lain.

Tidak ada penolakan dari Sooji dan itu membuat Harin bahagia
"Cantik, sangat cantik." Puji Harin di depan wajah Sooji.

Sooji membeku mendengarnya, entah kenapa rasanya seperti ada kupu-kupu terbang diperutnya.

Jantung keduanya berdetak dengan cepat, saling menatap dengan jarak yang dekat.

Dengan tiba-tiba Harin memajukan wajahnya semakin dekat, Sooji reflek memejamkan mata menunggu aksi Harin selanjutnya.

"Jantung kamu detaknya kuat banget sampai kedengaran gini." terkekeh geli Harin berbisik di telinga Sooji.

Sooji yang mendengar bisikan Harin seakan tersadar atas sikapnya, dengan spontan gadis itu mendorong tubuh Harin menjauh. pipinya memerah menahan malu, ia merutuki sikapnya tadi.

"Kenapa, berharap aku cium ya?" Tanya Harin dengan jahil.

"apaan sih Lo, siapa juga yang berharap dicium psikopat kek Lo." Elak Sooji.

"Iya deh iya." memilih mengalah daripada membuat mood calon gadisnya rusak.

"Sung Sooji." panggil Harin.

"Ya?"

"Kamu mau nggak jadi pacar aku?" tanya Harin dengan wajah serius.

Jika biasa Sooji akan langsung menolak, tapi kali ini Sooji entah kenapa merasa bimbang. Jujur saja sebenarnya dari awal ia pindah ke sekolah ini Sooji sudah mulai tertarik kepada Baek Harin, tetapi setelah tau bahwa Harin adalah salah satu siswi yang terlibat pembullyan rasa yang ia miliki tertutup oleh rasa benci.

"Bisa kasih gue waktu?"

"Tentu, tapi aku nggak bisa ngasih waktu lama-lama." jawab Harin.

"Yaudah kalau gitu, gue pergi duluan soalnya yang lain udah nungguin gue di kantin." pamit Sooji

"Tunggu dulu." Tahan harin dengan menggenggam kedua tangan Sooji.

Cup

Dengan tiba-tiba Harin mengecup bibir Sooji yang membuat sang empunya terkejut.

Melihat Sooji yang terdiam dengan wajah terkejut membuat Harin tertawa, lucu pikirnya.

"Udah, tadi katanya mau pergi?" Meredakan tawanya Harin bertanya.

Dengan cepat Sooji tersedar "Y....yaudah gue pergi kalau gitu." dengan cepat Sooji pergi meninggalkan Harin yang tertawa.

"HAHAHAHAHA lucu banget sih calon pacar gue."













***

Niat awal yang ingin pergi ke kantin, tetapi sekarang Sooji malah terdampar diatas rooftop, memegang bibirnya yang tadi di kecup oleh Harin, Sooji tersenyum mengingatnya.


"Gila gila gila keknya gue beneran udah gila." memukul kepalanya sendiri dengan pelan gadis itu bergumam.

"Siapa yang gila?"

"ANJING KAGET GUE!!" Teriak Sooji terkejut.

"HAHAHAHA ANJING MUKA LO SUNG SOOJI." Yerim tertawa puas.

"Udah, udah puas ketawanya?" SOOJI bertanya dengan wajah yang datar.

"Ya maaf, lagian Lo melamun mikirin apaan sih. Dari tadi dipanggil juga." Jelas Yerim

"Gaada." Elak Sooji

"Bohong banget." dengan mata memicing Yerim berucap.

"Terserah kalau gak percaya."

"Mikirin Harin ya?" tanya Yerim.

"Iyaa,"
"Eh enggak anjir."

"Jadi iya atau gak nih?"

GAK!!" Dengan tidak santai Sooji menjawab lalu berdiri dan pergi meninggalkan Yerim di rooftop.

"Eh anjir kok gue ditinggal sih." Teriak Yerim menyusul Sooji yang sudah menjauh.




Rasanya telinga Sooji ingin pecah karena disepanjang perjalanan menuju kelas ia di bombardir berbagai pertanyaan oleh Yerim, contohnya seperti
"Lo beneran mikirin Harin?"
"Lo udah mulai suka sama Harin?"
"Gimana, Lo udah berubah pikiran buat jadi kekasih harin?"

"

berisik anjir Yerim." mempercepat langkahnya Sooji dengan terburu-buru berjalan agar tidak mendengarkan omongan Yerim.

Menghentikan langkah kakinya di depan kelas, tanpa sengaja Sooji menatap kearah Harin yang juga sedang menatapnya dengan senyuman tipis.

Dengan segera Sooji memutuskan pandangan mereka, sial iya merasa malu mengingat kejadian ketika istirahat tadi, telinganya berubah menjadi merah, ia salah tingkah sendiri.

Tiba-tiba dari belakang Yerim menghampirinya "Woy, ngapain Lo berhenti di depan pintu gini, ayo masuk." Yerim merangkul pundak Sooji untuk masuk ke dalam kelas.







































Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang