chap II

1.4K 105 21
                                    

HAPPY READING


Bersandar pada tembok Sooji menunduk merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat Dayeon yang menyiksanya. Tanpa ia sadari ada seseorang berjalan kearahnya dengan tangan menyilang di dada berdiri tepat dihadapannya.

"gwenchana?" mendengar suara yang familiar di telinganya sooji mendongak dan melihat harin yang tersenyum tanpa rasa bersalah sedikitpun kepadanya.

Tidak mendapatkan balasan dari Sooji, harin mengulurkan tangannya untuk membantu Sooji bangkit, mengabaikan uluran tangan harin dengan sedikit kesulitan gadis itu bangkit sendiri.

"Brengsek, Lo kan yang udah menyuruh Dayeon buat nyiksa gue?!"

"Kamu yang maksa aku berbuat begini Sung Sooji." ucap harin

"Psycho." bukannya marah, Harin malah tersenyum mendengar bisikan sooji sebelum gadis itu pergi.

"Semakin sulit didapatkan semakin menarik." gumam Harin sambil melihat punggung gadisnya yang perlahan mulai hilang dari pandangannya.

***

Mendudukkan dirinya di kursi yang ada di toserba Sooji sedang menunggu Yerim yang akan menyusul karena sebelumnya ia sempat menghubungi Yerim dan menceritakan apa yang ia alami.

Beberapa waktu menunggu akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga dengan beberapa obat yang sempat yerim beli di apotik.

"Lama banget sih Yer gue udah gak tahan nih, sakit banget anjing pukulan Dayeon." omel sooji.

"Ya lagian udah dibilangin juga terima aja kali si Harin, dengan begitu hidup Lo tenang." usul Yerim.

"Gimana gue bisa terima tawaran jadi pacar orang yang jelas-jelas udah bikin sahabat gue sengsara anj- ahk aw pelan pelan bisa gak sih sakit bangsat."

" Hahaha maaf maaf gue gak sengaja anjir." meredakan tawanya Yerim melanjutkan mengobati luka sooji.


***

Baek Harin menatap tajam kearah toserba disebrang jalan, memperhatikan Sooji yang ada disana dengan sesekali menghembuskan asap dari nikotin yang sedang ia hisap. Ada rasa tidak nyaman dan panas dalam hatinya melihat gadisnya disentuh oleh orang lain, walaupun ia tahu betul bahwa Yerim hanya mengobati Sooji, tapi bukankah harusnya dia yang ada disana untuk mengurus luka-luka yang didapat Sooji karena dia yang bertanggung jawab atas kondisinya sekarang.

"SIALAN." Maki Harin entah pada siapa, tidak tahan dengan pemandangan didepannya gadis itu akhirnya pergi dengan membawa amarah yang terlihat jelas, ia butuh pelampiasan untuk mengeluarkan semua emosinya, dan tujuannya ada Jaeun.

setelah beberapa saat tibalah Harin didepan rumah Jaeun, keluar dari mobil Menatap pintu pagar yang ada dihadapannya, baru saja tangannya terulur ingin memencet bel tiba-tiba suara dari belakang membuatnya tersentak kaget.

"Harin-ah." Jaeun yang baru saja kembali dari minimarket dikagetkan oleh sosok Harin yang berada di depan rumahnya.

Membalikkan tubuhnya Harin melihat Jaeun yang berdiri dengan tangan gemetar, gadis itu tersenyum sinis melihatnya, dengan langkah ringan Harin semakin maju untuk mendekati Jaeun yang menatap takut kearahnya.

"Lo tau nggak kenapa gue kesini?" jika orang lain yang mendengar betapa halusnya suara Harin ketika bertanya mungkin mereka akan mengira bahwa Harin ada seorang malaikat dengan hati yang lembut, tetapi itu tidak berlaku kepada Jaeun, gadis itu semakin gemetar ditempatnya.
Menggeleng dengan takut gadis itu menjawab pertanyaan Harin.

"Karena temen Lo udah bikin gue marah, Lo harus tanggung jawab!"

Mendengar ucapan Harin, Jaeun mengerutkan keningnya bingung, ia menerka-nerka siapa teman yang Harin maksud, apakah Sooji? pikirnya dalam hati.

"Siniin tangan Lo." perintah harin.
Mengeluarkan korek api yang selalu ia bawa gadis itu mengulurkan tangannya menunggu Jaeun memberikan tangannya.








MEDAN, 3 MEI 2024

Hai, maaf ya baru up sekarang wkwk. beberapa hari ini gue beneran sibuk jadi baru bisa lanjutin sekarang:)
buat kedepannya gue bakal usahain bakalan lebih cepat update yak, tapi gak janji wkwkwk.

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang