Admirer (Part 3)

165 24 2
                                    

"Iya. Aku menginap di rumah Hyunjin bersama Felix dan Seungmin. Seharusnya bersama Changbin, tapi dia pulang duluan karena harus menemani kakaknya."

Chan tengah melakukan panggilan video dengan keluarganya, mengabari bahwa ia tengah menghabiskan liburan di rumah Hyunjin.

Tak lama setelah mereka selesai makan, Changbin dan Seungmin sampai di rumah Hyunjin. Mereka menghabiskan waktu bersama untuk mengobrol bersama orang tua Hyunjin. Namun, di sore harinya Changbin harus kembali ke rumahnya karena diminta untuk menemani kakak perempuannya pergi ke suatu tempat, sedangkan Seungmin memilih untuk menginap di rumah Hyunjin bersama Felix dan Chan.

"Kalian terbiasa tidur malam, aku dan Felix tidak. Jadi, aku akan tidur bersama Felix saja."

Samar-samar ia masih bisa mendengar suara Seungmin yang tengah berdiskusi dengan Hyunjin di meja makan. Ia tak tahu apa yang mereka bahas lagi karena atensinya terfokus pada ponselnya.

"Apakah uang yang ku kirim cukup?" Tanyanya kepada ibunya.

"Lebih dari cukup nak," kesedihan muncul di wajah ibunya, "Maaf karena kami harus bergantung padamu. Padahal kau sendiri pun berada dalam kondisi yang tidak lebih baik dari kami."

"Tidak apa-apa, jangan meminta maaf," Chan tersenyum tipis, "Aku tetap akan membantu kalian sebisaku."

"Aku berharap semuanya segera kembali normal."

Chan pun mengharapkan hal yang sama. Ia berharap keadaan bisa segera membaik dan semua kembali berjalan seperti biasa.

"Titip salam dari ayah ibu dan juga ucapan terimakasih kepada orang tua Hyunjin," ibunya tersenyum melalui layar ponselnya. Chan turut tersenyum melihatnya.

"Kak Chan?"

Hyunjin tiba-tiba muncul di belakangnya, ia terkejut ketika melihat Chan masih berada dalam panggilan dengan ibunya. Ia baru saja hendak memutar tubuhnya untuk kembali sebelum sebuah suara memanggilnya.

"Hyunjin?"

Ibu Chan memanggilnya. Maka, ia melangkah mendekat untuk menyapa ibu dari leadernya itu.

"Halo bibi, bagaimana kabarmu?"

Chan sedikit memiringkan ponselnya sehingga Hyunjin dan dirinya masuk kedalam frame yang sama.

"Baik Hyunjin, bagaimana denganmu?"

"Baik juga bibi."

Ia melambaikan tangannya pada wanita itu. Lantas ibu dari leadernya itu mengucapkan sesuatu yang membuatnya tertegun.

"Terimakasih karena sudah mengundang putraku ke rumahmu, ia pasti kesepian karena tidak bisa pulang ke sini. Lain kali ikutlah dengan Chan untuk datang ke Australia dan menginap beberapa hari di sini, jika keadaan sudah lebih baik tentunya."

Dengan sedikit canggung ia melirik ke arah Chan, takut sang leader menganggap percakapan ini adalah bahasan yang sensitif. Tapi Chan tak bereaksi apapun, ia hanya tersenyum tipis sembari menatap wajah ibunya di layar ponsel.

"Tidak masalah bibi, toh sebagai anak tunggal aku cukup kesepian di rumah."

Hyunjin tersenyum manis kepada wanita itu.

"Kalau begitu sudah dulu, beristirahatlah. Kalian pasti lelah."

Setelah mengucap salam perpisahan, panggilan video itu dimatikan oleh Chan. Ia lalu mengantongi ponselnya dan berjalan mengikuti Hyunjin ke arah kamarnya.

"Seungmin sekamar dengan Felix. Kak Chan tidak keberatan sekamar denganku kan?"

"Uh..."

Chan sedikit ragu. Ia sebenarnya tak masalah sekamar dengan Hyunjin. Tapi mengingat belakangan kebiasaan tidurnya dirasanya cukup mengganggu orang lain, ia merasa sedikit sungkan.

No Eggplant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang