8. Babybreath

131 7 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ryan memeluk adiknya dengan perasaan yang campur aduk saking bahagianya. Bangga, senang, gembira, terharu pada kesembuhan adiknya. Hana juga begitu, kesakitannya kemarin-kemarin seperti tidak berarti.

"You did it well, Hana!" Ryan akan bersorak gembira dan bagi-bagi cilok setelah ini, dia adalah Kakak paling gembira di muka bumi ini.

Hana tersenyum, tentu dia senang dengan kesembuhannya. Namun, sekarang Adam tidak ada. Meski dia tertinggal di penyakit sialan itu, tapi pasti dia akan ikut gembira.
Adam sekarang sedang berada di persidangan antara hidup mati di ruang operasi.

"Selamat adikku," ucap Ryan. Entah sejak kapan dia mempersiapkan bunga untuk dipersembahkan untuk dunianya.

Seikat bunga putih, ada mawar di tengah-tengah gerombolan bunga baby breath yang senada. Hana menghirup aroma bucket dari Ryan, sangat harum. Paru-parunya benar-benar bekerja dengan baik sekarang.

"Jadi inget Adam."

"Adaaaam terus, ini Mas yang kasih, loh."

***

Hana tidak bisa tidur karena memikirkan Adam, padahal sudah lewat waktu istirahat Hana. Karena melihat bunga Babybreath yang indah di bawah lampu belajar, Hana menghampirinya.
Membuka laptopnya menentukan apa yang ingin dia lakukan dengan internet.
Ternyata ada surat elektronik dari Adam, apa untungnya mengirim surat elektronik ke pasangan sendiri? Apa dia sedang berpikir dia adalah sebuah perusahaan?

From:adamdarmawangsa@gmail.com
Subject: Secret

Hi Hana, I have a lot of free time before I go into surgery. I'm a little scared because it's definitely going to hurt, but I'm more scared because I might not see you again without saying anything.

I've written a lot of stories on Wattpad, so while waiting for the results, you can read them. And, I also wrote this letter for you. Your score of English Subject was so bad, so I think I will write it into Bahasa after this pharagraph for make sure that you understand me well.

Hana, aku bukannya kehabisan stok bunga di florist. Aku juga tidak kekurangan uang untuk beli mawar atau tulip, of course karena aku selalu di rumah sakit jadi uang jajanku gak pernah dipake.

Tapi selain namanya, katanya bunga Baby breath juga melambangkan sincerity, purify, love. Tiga hal yang kita berdua miliki.

Anyway, I miss you. Lets meet after surgery 🤍

Hana akhirnya membaca tulisan-tulisan Adam di wattpad untuk menemani malamnya yang panjang. Sebab pasti pikirannya selalu melayang ke remaja seusianya itu, apakah dia benar-benar akan punya bekas sayatan di dada yang akan dibawa seumur hidup? Atau luka itu tidak akan membekas karena langsung mengantarkan maut?

***

Malam menegangkan itu akhirnya terlewati. Semalam katanya Adam hampir tidak selamat, tapi untungnya Adam cukup kuat. Dia berhasil melewati malam penuh darahnya dengan selama meski belum ada tanda-tanda kesadaran.

Setiap hari Hana selalu datang, berharap sang pangeran mau bangun dari tidurnya. Sisi terburuknya, Hana juga tidak pernah dibolehkan masuk. Gadis mungil itu hanya bisa mengintip dari kaca pintu yang lebih tinggi darinya.

Setelah hari keempat melihat Adam dibungkam ventilator akhirnya Hana menemukan bahwa mata Adam terbuka meski sayu. Dia bersorak gembira sambil melambaikan tangannya di pintu, Adam bahkan baru bangun, tapi kelakuan konyol Hana sudah menyambutnya.

***

"Selamat terlahir kembali, Rajaku." Hana akhirnya mendapatkan giliran, tangannya menggenggam tangan Adam yang layu seperti sayur bayam. Efek anastesi dan juga perlu digaris bawahi mungkin dia sudah puasa sejak lima hari lalu.

Selain dibekap masker oksigen, Adam juga makan melalui selang di hidungnya. Hana yakin ini keadaan terendah terakhir mereka, karena Hana dinyatakan bebas dan Adam yang akan hidup dengan sebelah paru-paru yang bebas.

"Baby ... breath." Setangkai Babybreath diselipkan oleh Hana pada tangan Adam yang lemas.

Adam senang, sangat senang dia bisa hidup. Banyak sekali rentetan aktivitas yang akan dia rencanakan jika saja dia berhasil melewati masa-masa penderitaan ini.

Salah satunya mengajak Hana ke suatu tempat.

***

"Hana itu mantu idaman tau, Dam." Sania sebagai ibu sudah mendukung total kalau mereka akan melangkah ke jenjang berikutnya.

"Adam masih lima belas tahun, Ma!" sanggah Damar, terlalu dini untuk menyebut Hana menantu. Yang baru saja pulang dari rumah sakit hanya tersenyum.

"Bukannya terlalu bosan kalau aku nulis terus buat Hana?" Adam meminta pendapat.

"Bosan kalau ceweknya nggak suka baca. Makanya Hana itu pilihan yang bijak," ujar Sania lalu mengoleskan salep ke pinggiran luka dada Adam dengan hati-hati, bekas jahitan itu sudah mulai mengering dan perlu bantuan agar segera kering.

"Gaya pacarannya Adam vintage banget, klasik. Kayaknya Papa dulu lebih romantis dan modern dibanding kamu, Dam." Baru sejenak berucap bahu Damar sudah ditubruk oleh tamparan Sania yang cukup nyelekit.

"Enak aja! Nggak! Adam did the best!" Adam tersenyum saja melihat Ibunya, wanita itu memang bucin total dengan anaknya sendiri. Jika Adam mencuri ayam pun mungkin akan didukung dan dipuji.

Setelah diberi obat kedua orang tuanya meninggalkan Adam dan membiarkannya untuk beristirahat. Padahal Adam membuka ponselnya untuk menghubungi si kasih.

"Menurutmu aku membosankan?" tanya Adam tiba-tiba.

"Kayaknya kita udah tahu, deh. Kalau itu cuma salah paham, Dam." Hana membantah.

"Nggak, kalau dipikir-pikir pacarmu ini ngebosenin nggak, sih? Hari-hari sesak napas, hari-hari update wattpad doang."

"Doang? Ya ampun pacar siapa di dunia ini yang ganteng kaya lo, Dam? Lo diem kedip-kedip doang gue juga udah cinta." Setelah bualan itu terdengar suara tawa Adam yang dalam, sleepcallable kata orang-orang.

"Kekurangannya cuma botak aja, sih."

"Kurang ajar!"

"Cepet sekolah lo!"

"Gimana kalau besok pas gue balik sekolah, setelah sepulang sekolah kita ke hutan buat bikin time capsule?" tawar Adam.

"Hm ... baru nonton film apa?" tanya Hana.

"Udah lo bawa aja harta terbaik lo."

"Lo mau gue tanam?" tanya Hana.

"Gue harta terbaik lo? Rela gue ditanam?" Adam tertawa lagi setelah mendengar rengekan Hana di seberang sana.

Adam menutup ponselnya setelah dirasa yang terdengar hanya bunyi napas Hana yang teratur.

***

Bosen gasi ☹️ alurnya gini-gini aja, perlu sedikit guncangan.

BABYBREATH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang