Bab 6

149 18 3
                                    

●●●

EYERESARROW
MEMPERSEMBAHKAN

●●●

OUR RED WINTER

●●●

"KAU pernah bertemu bibiku sebelumnya?"

Kamar itu merupakan kamar terluar kediaman Hong Lan. Semua furniturnya terbuat dari kayu cendana yang harum. Permukaan ranjangnya keras dan berdebu. Tidak ada satu pun barang di atas meja rias. Beberapa kaligrafi tergantung di dindingnya. Jendelanya tidak terlalu lebar, tapi cahaya yang masuk cukup banyak.

Xue Ling duduk di kursi rias sementara Xia Yun membantunya memasang perhiasan-perhiasan di kepalanya. Sang Putri berdecak kagum. Gadis pedagang yang kurang pintar ini benar-benar seorang dewi sungguhan!

"Nona Hong mengantar rombongan hamba ke ibu kota," jawab Xue Ling. Tidak salah, tapi membuat Xia Yun kesal.

"Maksudku, kau pernah berkenalan dengannya? Kau mengerti? Berkenalan dan berbicara dengannya?" tanya Xue Ling tidak sabar.

Xue Ling terdiam sejenak. "Satu kali."

"Satu kali?" ulang Xia Yun sembari menyisir lembut surai gadis itu. "Lalu kenapa kau datang ke sini jika kalian tidak terlalu akrab?"

Xue Ling kembali terdiam, kali ini cukup lama. Xia Yun yang tidak sabar lantas membuka mulutnya hendak protes.

"Nona Hong adalah orang baik," jawab Xue Ling sebelum Xia Yun berbicara. Ia melanjutkan. "Nona Hong adalah orang baik, jadi hamba datang kemari."

Xia Yun menelan semua caci makinya. Amarahnya mencair. Hatinya sedikit tersentuh. Ia berjalan memutar dan berlutut di hadapan Xue Ling. Gadis pedagang ini, pikir Xia Yun, meskipun tidak terlalu pintar tapi dia jujur.

"Tapi dia tidak bisa memberimu pendapat soal baju," ujarnya melembut. "Jika kau benar-benar kebingungan, datanglah padaku. Katakan saja pada Tuanmu itu bahwa Putri Xia Yun sendiri yang menyuruhmu pergi mendatanginya."

Xue Ling tergagap. Salah tingkah karena ada seorang Putri berlutut di hadapannya. "Baik, Yang Mulia. Hamba akan mengingatnya."

Xia Yun tersenyum. Ini pertama kali Xue Ling melihatnya tersenyum. Sebelum berangkat ke Zhong Tu, Tian Gong pernah membacakan syair puja-puji kerajaan itu sebagai perkenalan dasar. Mereka menggambarkan Putri Xia Yun secantik kelopak bunga iris yang baru mekar, dan kini Xue Ling mengerti kenapa.

"Berapa umurmu?" tanya sang Putri.

"Dua puluh tahun, Yang Mulia," jawab Xue Ling.

"Kau belum menikah?"

Xue Ling menggeleng.

"Bibiku hanya lebih tua 2 tahun darimu, tapi kau benar-benar terlihat jauh lebih muda," ujar Xia Yun. "Aku akan memanggilmu Ling-jie."

Dada Xue Ling terasa hangat. Baru saja ia ingat bahwa gadis yang gerak geriknya sudah sangat dewasa ini sebetulnya masih anak-anak. "Terima kasih, Yang Mulia," ujarnya.

Xia Yun mengangguk. Ia lalu mengganti topik. "Tapi jika kau belum menikah, maka siapa orang yang kau sebut-sebut sebagai Tuanmu itu?"

[GL] Our Red WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang