Bab 17

119 20 5
                                    

●●●

EYERESARROW
MEMPERSEMBAHKAN

●●●

OUR RED WINTER

●●●

KETIKA pagi hari hampir menyapa, Xue Ling belum bisa menutup matanya barang sebentar pun. Jangkrik seolah sedang menjerit nyaring tepat di telinganya. Entah karena Rashina atau Marquis Zhangyen sendiri—atau bahkan Hong Lan, tapi pada akhirnya Xue Ling mendapatkan kenyamanan yang sama yang ia dapatkan di kediamannya di wilayah istana. Tidak ada sama sekali pelayan yang menurunkan pendapat mereka tentang dirinya hanya karena Tuannya menjadi pemberontak. Mungkin mereka merasa Xue Ling terlalu bodoh untuk menjadi komplotan Tian Gong. Sudah pasti seorang Jenderal seperti Wang Xujing lebih pantas dipercaya dari pada seorang gadis budak berpendidikan rendah seperti dirinya.

Xue Ling membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang yang lama kelamaan menjadi panas. Kamarnya terlalu luas dan hampa, ia kesulitan bernafas di sana. Tak lama kemudian, saat Xue Ling sudah terlalu pusing untuk berbaring lagi, pintu kamarnya diketuk.

"Xue Ling..."

Xue Ling segera terperanjat dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Senyum merekah di wajahnya yang pucat pasi.

"Nona Hong!"

Hong Lan menaruh jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan Xue Ling untuk memelankan suaranya. Sang Jenderal nampaknya baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Lukanya sudah dibersihkan dan rambutnya sudah ditata kembali. Meskipun agak lelah, ia masih terlihat cantik dan bersinar di mata Xue Ling. "Boleh aku masuk?"

Xue Ling mengangguk dan membuka pintu lebih lebar, mempersilakan Hong Lan untuk masuk. "Apa Nona Hong sudah makan?"

Ia mendapat banyak sekali makanan dari Rashina sebelum sang Selir pergi untuk bermalam di kamar Raja Qianlong. Tentu saja Xue Ling sangat merasa bersyukur, namun sayangnya ia sedang memiliki nafsu makan. Jadi berbagai macam makanan mahal itu terbiarkan menumpuk di meja di tengah kamarnya. Hong Lan menatap tumpukan tersebut dengan raut wajah yang tak terbaca.

"Kau belum makan?"

"Saya sudah makan tadi," jawab Xue Ling dengan wajah berseri-seri. Ia tidak berbohong, ia memang sudah makan tadi sore di kaki Gunung Hualun. Walaupun terasa seperti sudah lama sekali, namun kenyataannya kekacauan itu hanya terjadi dalam waktu semalam saja. "Nona Hong baru saja melewati malam yang panjang, sudah seharusnya beliau makan yang banyak sekarang."

Hong Lan berjalan ke arah meja tersebut dan duduk di salah satu kursinya. Ia menepuk kursi yang lain, menyuruh Xue Ling dengan ramah agar ia mau duduk di sana. "Omong kosong. Yang baru saja melewati malam yang panjang itu kita," ujarnya sambil menata berbagai macam lauk pauk.

Xue Ling menerima mangkuk nasi yang Hong Lan berikan kepadanya dengan kikuk. Ia lalu menatap gadis yang duduk di hadapannya itu dengan ragu. "Nona Hong, sejak kapan Nona mengetahui bahwa Tuanku sedang merencanakan pemberontakan?"

"Bukan Tuanmu yang memberontak," jawab Hong Lan sambil meminum teh yang sudah dingin. "Tapi Wang Xujing. Ia mengkritik sang Raja sejak dulu sekali—bahkan sebelum aku dan dia diangkat menjadi Jenderal. Untuk motif Tian Shuguang, aku belum tahu, tapi yang jelas dia bukan ingin memberontak."

"Bagaimana caranya Nona tahu bahwa Tuanku sedang bekerja sama dengan Jenderal Wang Xujing?"

Hong Lan menegakkan punggungnya dan menatap Xue Ling dengan serius. "Ketika kau berkata bahwa Tian Shuguang sedang berada di istana untuk mendiskusikan pernikahanmu, aku memeriksanya. Dia tidak pernah datang ke istana. Yang berdiskusi adalah ajudannya. Dia sendiri datang ke sini, ke Gunung Hualun, untuk bertemu dengan Wang Xujing. Jika ditempuh dengan kuda yang larinya kencang, untuk mencapai sini hanya membutuhkan waktu sekitar setengah hari. Waktunya mendesak, tapi bukan mustahil."

[GL] Our Red WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang