7. Diluar nalar

50 41 8
                                    

Lyan mengekori Zinnia di belakang. Mata Zinnia tak henti-hentinya tertuju pada berbagai wahana yang ternyata juga turut serta meramaikan pembukaan wisata kuliner tersebut. Sudah seperti anak kecil pada umumnya, kedua tangan Zinnia sampai penuh dengan berbagai kantung plastik yang berisi aneka ragam jajanan.

Mulutnya tak lelah mengunyah dan menelan. Seperti orang kelaparan saja, hampir semua makanan yang dibelikan Lyan untuknya habis dimakan sendiri, dia bahkan tak sampai hati menawarkannya pada Lyan.

"Huhhh?" Sebuah tangan kekar menggenggam pergelangan tangan Zinnia dengan erat. Zinnia sampai terkejut dibuatnya. Kepalanya menoleh, hingga ia dapati Lyan yang tengah tersenyum sangat tipis.

"Pak Lyan ngapain pegang tangan saya?" Zinnia memiringkan kepala, mencoba mencari jawaban dari tingkah Lyan barusan.

"Banyak orang. Takut kamu ilang, nanti malah ngrepotin," cecarnya. "Habis ini mau ngapain? Mau nyoba naik wahana?" Tawar Lyan.

"Boleh pak?" Mata Zinnia berbinar.

"Boleh dong, mau naik apa?"

"Kapal kora-kora pak, Zinnia pengin banget naik itu!" Soraknya.

"Oke, siapa takut. Awas nanti kalau sampai mabuk," ancam Lyan.

Sekitar lima belas menit keduanya asyik menaiki wahana tersebut, Zinnia yang memang sebelumnya sudah makan terlalu banyak, alhasil sekarang tengah muntah beberapa kali akibat pusing yang tak tertahankan.

"Mau muntah lagi?" Tanya Lyan sedikit khawatir.

"Nggak pak, tapi perut Zinnia sakit..." Rengeknya, sembari terisak.

"Astaga, jangan nangis. Ya udah ayok kita pulang. Masuk angin juga deh kayaknya soalnya udah malem gini, maaf ya gara-gara saya kamu jadi kayak gini," sesal Lyan.

"Pak Lyan nggak salah kok, Zinnia aja yang rakus, semuanya dimakan, semuanya pengin dicoba," keluh Zinnia.

Lyan segera menuntun Zinnia ke tempat parkir, kemudian merebahkan Zinnia di kursi samping kemudi. Zinnia yang pada dasarnya memang sudah terlalu lelah, langsung terlelap begitu saja setelah mobil dilajukan.

"Dasar anak kecil, gitu aja langsung tepar," gumam Lyan.

***

Keesokannya Zinnia tidak masuk sekolah. Ternyata acara kencannya dengan Lyan membuat dirinya harus terbaring di kamar seharian. Sungguh membosankan, ia tidak bisa melakukan aktivitas apapun.

"Bosan banget, harus ngapain yah biar gak jenuh. Orang rumah pada kemana si? Kok aku ditinggal sendirian, padahal kan lagi sakit," Zinnia cemberut sembari memeluk guling kesayangannya.

"Ahaaa, aku chat Yaffa aja kali ya, suruh dia buat ke rumah aku nanti sepulang sekolah," gumamnya.

Zinnia :

Yaffa...

Yuhuuuu

Nanti pulang sekolah mampir ke rumah aku ya? Please 🥹

Sambil bawain aku jajanan yang biasa dimakan pas di kantin.

Aku tunggu.

Aku nggak nerima penolakan

Dadahhhh

Muachhhh

"Geli banget ngetik kek gitu," Zinnia cengar-cengir tidak jelas.

: Yaffa Bawel

Sakit kok banyak maunya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jantung HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang