02

253 36 0
                                    

Rumah Taesan

Suara alarm berdering nyaring dari kamar Taesan, sedangkan pemilik nya masih setia bergelung nyaman didalam selimut

BUG!!

Suara keras benda terjatuh membuat Taesan terbangun dan menatap bingung mencari sumber suara

Matanya tertuju ke jam Beker nya yang terjatuh kelantai, dan sudah dalam kondisi pecah

Taesan menghela nafasnya lelah, kemudian bangkit dan membereskan kamar nya

Setelah semuanya selesai, Taesan bergegas masuk kedalam kamar mandi nya

Setelah mandi dan berganti baju, Taesan keluar dari kamarnya dan menuju kearah dapur nya bersiap membuat sarapan untuk nya sendiri

Iya, untuk nya sendiri

Taesan membuka kulkas dan mengambil susu untuk ia minum, dan roti tawar serta selai cokelat kesukaan nya.

Setelah menyiapkan semuanya, Taesan memakan sarapannya dalam diam, sambil menatap kosong kearah kursi di seberang meja makannya

Kepalanya celingak-celinguk melihat sekeliling, namun tak menemukan siapapun

Helaan nafas kembali terdengar

Taesan menatap roti nya tak minat namun jika ia tak memakan nya, ia akan lemes saat sekolah nanti, akhirnya ia menghabiskan nya juga

Begini lah keseharian Taesan dirumahnya, selalu diisi dengan keheningan dan kesendirian

Dia masih memiliki orang tua lengkap, tapi terasa seperti hidup sebatang kara saja

Ayah dan ibu tiri nya selalu sibuk dengan dunia kerja nya masing-masing, sekalipun mereka tak pernah menatap kearah Taesan.

Bahkan Taesan yakin Kedua orangtuanya tak tahu sudah kelas berapa Taesan sekarang.

Ayah dan ibu kandung Taesan resmi bercerai saat dirinya masih kecil, sekitar umur 9 tahun saat ia duduk dikelas 3 sekolah dasar

Setelah resmi bercerai hak asuh Taesan jatuh di tangan ayahnya. Sang ayah menikah lagi dengan ibu tirinya satu tahun kemudian. Sedangkan ibu kandungnya pergi bekerja keluar negeri

Sejak itu, ia tak pernah melihat lagi wajah ibunya, bahkan kabarnya pun tak terdengar lagi, ibunya seperti menghilang begitu saja, tak ada pesan apapun dari sang ibu semenjak saat itu, tak ada informasi dimana ia berada saat ini, Taesan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan informasi ibunya namun tak membuahkan hasil. Terkadang Taesan merindukan sosok ibunya, datang menghampiri saat ia sedang bersedih, ibunya adalah orang yang begitu penyayang dan perhatian kepadanya,
Selalu mengerti tentang perasaan nya, berbanding terbalik dengan sang ayah yang jarang menanyakan tentang nya, bahkan ulang tahun taesan saja dia sudah lupa.

Taesan punya adik dari pernikahan sang ayah dan ibu tirinya, umurnya kurang lebih 4 tahunan, adiknya diasuh oleh keluarga ibu tirinya, sesekali ibu tirinya membawa nya kerumah ini. Anaknya lucu, tampan persis mirip ayah, Taesan bersyukur akan hal itu. Jadi dia tak terlalu membenci anak itu karena wajahnya yang mirip ayahnya bukan ibu tirinya.

Ayah dan ibu tirinya lebih sering tinggal di kediaman ibu tirinya, karena mengingat rumah keluarga ibu tirinya lebih dekat dari kantor mereka. Makanya Taesan sering kali sendirian dirumah.

Semuanya Taesan lalui dengan kesendirian, dia sudah mulai terbiasa dengan hal itu, tapi semuanya berubah saat ia kenal dengan leehan. Leehan telah membawakan warna bagi hidupnya, memang terdengar sedikit lebay tapi sejak ada leehan Taesan jadi jarang merasa kesepian, rumahnya yang begitu dingin dan sepi terasa hangat dan ramai saat ada leehan. Taesan begitu bersyukur bisa mengenal leehan.

Cerita 15 Tahun Kita - Gongfourz TaesHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang