15. Harapan

182 7 5
                                    


Suara kicau kendaraan saling bersahutan, matahari yang malu-malu menampakkan dirinya bersembunyi di balik awan. Membuat langit kota terlihat suram, namun itu tidak bisa menutup pancaran sinar kebahagian dari sepasang mahluk ciptaan Tuhan ini.

"Kan? Sudah kakak bilang, tidak ada yang mustahil di dunia ini". Ucap Rey kepada Jake.

" Huummm, tapi kita masih belum nemu orang yang mau nyewain rahimnya buat kita". Balas Jake mengangguk ragu.

"Sayang... social media luas, kita bisa mencarinya dengan mudah". Ujar Rey menenangkan Jake.

" Tap-".

"Shhtttt, kamu tidak lelah? Tidurlah, saat sampai di apartemen akan saya bangunkan". Potong Rey. Sedangkan Jake hanya mengangguk, lalu mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Akhir-akhir ini tidurnya tidak begitu nyenyak karena terlalu memikirkan bagaimana mereka bisa memiliki keturunan, dan kini ia sedikit lega karena satu langkah telah ia jalani, namun dia masih mempunyai banyak anak tangga untuk dijalani.

Tak lama dari pembicaraan tersebut, Rey telah sampai d apartemen nya. Melihat wajah Jake yang begitu tenang saat tidur, Rey tak tega untuk membangunkannya. Alhasil, Rey memilih untuk menggendong Jake ke atas.

Setelah Rey sampai di apartemen nya, ia membaringkan Jake di tempat tidur lalu bergegas untuk membersihkan diri, ini baru jam 13.29 siang, namun udaranya membuat Rey berkeringat.

Sekitar 15 menit Rey dikamar mandi, dan kini acara bersih-bersih nya telah selesai. Sesaat setelah ia mengenakan baju, ia merebahkan dirinya di samping Jake lalu membuka handphone nya, ia mulai memasang status di semua akun social medianya bahwa ia sedang mencari wanita yang bersedia menyewakan rahimnya.

Setelah mengupload status itu di semua akun social media nya, ia membuka aplikasi toktok untuk sekedar mencari hiburan sejenak. Rasanya sudah lama ia tidak update tentang social media. Belum lama ia membuka aplikasi itu, sudah banyak notif yang masuk ke hpnya.

"Banyak sekali, saya tidak menyangka akan sebanyak ini. Huftt... ini akan lama untuk menyeleksi calon yang tepat". Keluh Rey saat melihat begitu banyak notif yang masuk.

.

.

.

.

Tok
Tok
Tok

" Masuk". Ucap Rey seolah sudah tau tamu yang datang.

"Yooo wasapp brooo! Lama nih kaga ketemu, bini lu mana? ". Sapa Amanda memasuki apartemen Rey.

" Lagi tidur. Ngomong-ngomong bantuin nyeleksi calon rahim". Jawab Rey.

"HAH!? ". Reflek Manda kaget dengan penuturan Rey.

" Aduh! ". Keluh Rey karena Amanda menjitak kepalanya.

" Bocah, tuh bini satu kaga cukup emang? Pake segala acara mau punya binj baru, bego lu, bini cantik malah di sia-siain, mending dikesiniin dah Jake buat gue". Omel Amanda.

"Lu yang bego, kalo ada orang ngomong tuh dengerin dulu sampai selesai". Ucap Rey tak trima dirinya di marahi tanpa sebab yang jelas.

" Hhe... oke-oke, kali ini gue dengerin". Balas Amanda tersenyum kuda.

"Jadi gini bro, bini gue pengen punya anak, tapi gue kaga mau hamil. Jadi gue sama bini gue jalanin program bayi tabung, tadi udah konsul ke dokter katanya bisa, tinggal nyari cewe yang mau nyewain rahimnya, nah ini gue udah nemu kadidat orang yang daftar, lu tinggal bantuin gue cek satu-satu". Jelas Rey panjang lebar.

" Ohh... OHHH GITU! Okelah gue bantuin, apa sih yang kaga buat bini lu". Balas Manda tersenyum mengerikan.

Rey yang melihat ekspresi temannya itu reflek ingin memuntahkan isi perutnya.

Sekitar setengah jam mereka sibuk menyeleksi calon rahim yang sehat untuk anak Rey nanti dan akhirnya, ketemu.

"WOI REY! YANG INI BAGUS NIH! ". Teriak Amanda kepada Rey.

" Gausah teriak, budeg lama-lama telinga saya". Sindir Rey namun tak urung ia mendekat ke arah Amanda.

"Yeuhh, nih liat. Cakep masih muda, kaga ada riwayat penyakit, pola hidup dia sehat, dan kebetulan dia butuh uang. Gimana kata lu? ". Jelas Amanda.

" Hmm... boleh dah, nyeritain nomornya kaga? Coba hubungin dulu, btw cantikkan bini saya". Jawab Rey.

"Iya deh si paling udah nikah. Lu kalo ngomong bisa biasa aja ga sih anjing? Muak gue denger lu ngomong formal". Kesal Amanda karena Rey terus-terusan berbicara dengan bahasa semi formal.

" Iya-iya".

Setelah selesai menyeleksi calon ibu anak Rey, mereka menghabiskan waktu mereka untuk bernostalgia sambil bercanda dan tertawa bersama.

.

.

.

.

Langit yang semula biru, kini perlahan berubah menjadi oren keunguan. Jalanan yang semula ramai, kini sedikit terlihat lebih tenang. Dan kini gantian apartemen Rey yang terdengar sedikit berisik, tebak suara apa yang berasal dari apartemen Rey?

Ya, tidak salah lagi. Kini Rey tengah berada di dapur untuk membuat makanan, namun kebanyakan hal yang dia lakukan hanyalah merusak dan mengomel.

"Bagaimana cara membalik ini?!? Sangat menyebalkan, apakah Jake tidak darah tinggi melakukan ini setiap hari!? Sepertinya saya harus mulai memikir kan tentang Asisten Rumah Tangga".

Sedangkan disisi lain, Jake yang tengah terlelap merasa terganggu dengan bau dan suara berisik yang Rey ciptakan.

" Hmm? Bau apa ini...? ASTAGA BAU TERBAKAR! ". Panik Jake ketika mencium bau sesuatu yang terbakar.

" Kak-, ya Tuhan... apa yang kakak lakukan? ". Ucap Jake jengah dengan tingkah Rey.

" Hhe... saya menyiapkan makan malam, eee anu, sepertinya kita perlu membeli panci baru". Ujar Rey sambil memperlihatkan jejeran giginya yang nampak rapih.

"Ihhh kakak ada-ada saja, padahal bisa bangunin aku. Sini biar aku bantu".

Setelah Jake menghidangkan makanan dan Rey membersihkan sedikit kekacauan yang telah ia buat, mereka mulai untuk makan malam.

" Hummm, nyam nyam nyam, wuasanya nyam nyam, twidak buwukkk". Komentar Jake sambil mengunyah makanannya.

"Ditelan dulu sayangg, saya tidak paham kamu bicara apa". Tegur Rey.

" Glek, hhe... rasanya tidak terlalu buruk, ini enak". Ucap Jake lagi setelah menelan makanan yang ada di mulutnya.

"Syukurlah kalau begitu. Ngomong-nhoming, saya sudah menemukan rahim yang tepat untuk anak kita nanti, dan wanita itu juga bisa menjadi temanmu, ia akan datang kesini besok, bagaimana? ".

" Humm, Jake boleh liat dulu gaa? ".

" Sure baby, as you wish". Ucap Rey lalu memberika biodata wanita yang bersedia menyewakan rahimnya untuk anak mereka nantinya.

"Cantik ya kak".

" Kamu lebih cantik dimata saya, tidak ada yang melebihi kamu bagi saya". Balas Rey meskipun ia tetap fokus pada makanannya.

Jake yang mendengar itu seketika salah tingkah sendiri, ia merasa begitu beruntung telah dipertemukan dengan pasangan seperti Rey, ia berharap akan bisa menemani Rey hingga nafas terakhir nya nanti.


As you wish my love...

Something About Love? (Femdom Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang