6.

131 9 0
                                    

     happy reading

Sekarang sudah tengah malam selena sedang, memasukkan barang-barang yang akan dibawa nya. selena menatap kamar yang selama ini adalah tempat ternyaman nya, dan tempat yang menyimpan sejuta kenangan manis dengan kedua orang tua nya.

Dikamar ini juga, ia mengetahui bahwa ada nyawa yang hidup didalam rahim nya.

Selena segera bergegas turun dari kamar nya, tidak lupa membawa tas ransel yang sudah berisi barang yang sudah dikemasnya tadi. sesampainya diluar mansion, selena menatap sendu bangunan megah yang menjadi tempat ternyaman nya untuk berlindung dari terik nya matahari dan dingin nya malam.

Puas memandangi mansion milik keluarga pradipta, selena segera berjalan keluar dari pekarangan mansion megah itu.

Selena berjalan tanpa arah, wanita hamil itu tidak tahu akan pergi kemana. sejujurnya selena tidak tahu sekarang dirinya dimana, yang jelas ia sudah jalan cukup jauh dari mansion milik keluarga nya.

Karena mereka sudah lelah berjalan tanpa tujuan, selena akhirnya memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di sebuah masjid yang ada dipinggir jalan.

"Kita istirahat disini dulu ya nak, besok baru kita akan menuju kota yang akan menjadi tempat untuk kita memulai kehidupan baru kita disana." gumam selena dengan mengelus perutnya.

ia akan beristirahat malam ini disini sampai pagi tiba, maka selena akan melanjutkan perjalanan nya menuju kota yang akan menjadi tujuannya untuk memulai kehidupan baru nya dengan calon anak yang ada dikandungnya.

                          °°°
Ditempat yang berbeda kini aaron dan kedua orangtuanya, segera berkumpul di ruang keluarga. sebenarnya hal seperti ini sudah biasa mereka lakukan. cuma karena mereka terlalu sibuk dengan urusan perusahaan jadi mereka hanya bisa berkumpul jika memiliki waktu luang seperti sekarang saja, jika mereka sibuk dengan urusan perusahaan jangan kan berkumpul, sekedar basa-basi saja mereka tidak sempat melakukan nya.

"Jadi bagaimana kondisi perusahaan yang ada di aussie gam?" tanya Gilbert ayah aaron.

"Semuanya aman terkendali, dad tenang saja." jawab Aaron.

"Baguslah jika semuanya baik-baik saja, dad kira kamu tidak bisa menghandle nya." ucap Aaron.

"Ck apakah daddy meragukan aku selama ini? tapi sayang nya aku bisa menghandle semuanya sendiri." ucap Aaron  sombong.

Gilbert memutar bola matanya ketika mendengar ucapan aaron.

"Sombong sekali kau, jika bukan karena daddy kau juga tidak akan bisa seperti sekarang heh." ucap Aaron.

Kiran yang mendengar keributan hanya dan anak itu, hanya menatap jengah keduanya. beginilah anak dan suaminya jika bertemu maka akan saling meledek satu sama lain.

"Huh kenapa kalian ini selalu seperti ini jika bertemu? dan berhentilah membicarakan tentang perusahaan jika sedang dirumah." ucap Kiran kesal.

"Maafkan aku honey, abisnya anak mu itu sombong sekali padahal aku itu bertanya baik-baik dengan nya. eh anakmu itu malah menjawab dengan sombong seperti itu." ucap Gilbert dengan senyum manis menatap sang istri.

Aaron menatap datar gilbert yang terlihat begitu berlebihan, jika menyangkut kiran.

"Daddy terlihat aneh jika bersikap manis seperti itu, aku jadi merinding mendengar nya." gumam Aaron yang masih bisa didengar oleh gilbert.

"Dasar anak kurang ajar, daddy masih bisa mendengar ucapan mu itu." ucap Gilbert datar.

"Sudah-sudah kalian berdua diam, mom pusing mendengar keributan yang kurang bermanfaat miliki kalian berdua." jengah Kiran.

Akhirnya kedua manusia berbeda generasi itu pun, memilih untuk tidak membuka suara lagi. mereka memilih untuk menurut daripada terkena amukan macan yang lagi tidur jadi mereka memilih aman saja.

                          °°°
Selena terbangun dari tidurnya ia merenggangkan badannya, yang terasa pegal. dilihat nya jam yang ada ditangan nya, ternyata saat ini menunjukkan pukul setengah lima pagi selena segera berlalu keluar dari masjid tempat nya beristirahat itu.

Selena berjalan menuju halte bus yang tidak terlalu jauh dari masjid tersebut, tak lama kemudian bus yang ditunggu oleh selena pun tiba.

segera menaiki bus tersebut dan mendudukkan tubuhnya, selena menatap sendu kota yang menjadi tempat kelahiran nya itu. tak lama kemudian bus, yang ditumpangi oleh selena berjalan meninggalkan kota tersebut.

Kurang lebih empat jam menempuh perjalanan, kini selena sudah sampai dikota tujuan nya. segera turun dari bus ia segera berjalan, untuk mencari rumah sewaan yang akan menjadi tempat tinggal nya.

kurang lebih satu jam selena mencari rumah yang akan disewa nya, sudah berada dirumah orang yang punya rumah sewaan itu.

"Permisi bu, apa benar rumah yang disana disewakan?" tanya Selena dengan sopan.

"Iya benar neng, emang nya kenapa neng?" ucap pemilik rumah itu.

"Jika ibu berkenan, saya ingin menyewa rumah itu bu." ucap Selena.

"Boleh atuh neng, justru ibu bahagia karena ada yang mau ngontrak dirumah itu." ucap nya. 

"Kalo boleh tahu perbulan nya berapa ya bu?" tanya Selena.

"Perbulan nya enam ratus ribu neng." jawab nya.

"Yaudah bu, saya ambil ya. ini uang untuk bulan ini." ucap Selena dengan memberikan uang enam ratu ribu dari tasnya.

"Nuhun neng, ini kuncinya." ucap nya dengan memberikan kunci rumah tersebut kepada selena.

"Terimakasih bu, kalau begitu saya pamit dulu ya bu." ucap Selena dengan berlalu dari hadapan ibu yang punya kontrakan tersebut.

"Mangga neng, selamat beristirahat kalau begitu neng." ucap nya.

"Iya bu terimakasih.." jawab nya

Azrina membalas ucapan ibu kontrakan itu dengan senyum, sekarang selena hanya ingin segera mengistirahatkan tubuhnya yang dari kemarin sudah sangat lelah.

karena perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu, hingga membuat badan nya terasa begitu lelah.








             

---TBC---
             see u next part y'all 💋        

Selena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang