Chapter Two: Just the two of us

112 25 3
                                    


~♡~

Peace and lovely youth 

Peace and lovely youth 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

Hari itu kim dokja merasa begitu bingung dengan semua yang terjadi. Seolah halaman baru telah di tulis indah dengan gadis berambut legam sebagai pemanis.

Sungguh, pipi kemerahan dengan air mata yang terus mengalir membuat pemuda itu kebingungan.

"Jangan menangis" dia berujar kaku, sungguh ia tak pernah menghibur orang lain sebelumnya.

Maka dia hanya bisa mengusap kepala gadis itu dengan kaku hingga tangisnnya mereda.

"Aku tidak tau jalan pulang" suara gadis itu terdengar begitu menyakitkan, seolah dia benar-benar tersesat dan tak bisa kembali.

"Aku akan mengantarmu" perkataan Dokja seolah mantra yang ajaib, gadis itu menatapnya dengan netra gelap yang sembab.

"Sungguh?" Dokja tak pernah berbicara dengan teman seumurannya apalagi seorang gadis. Maka Dokja tidak terlalu bisa berekspresi saat gadis itu menatapnya.

Hanya anggukan kecil, Dokja berdiri dan menunggu sang gadis untuk ikut bangun.

Gadis itu sangat kecil bahkan  tidak sampai pundaknya, langkah pelan dengan malu-malu seakan dia bukan gadis yang tadi menyalak keras di depan senior-seniornya.

"Yeom (nama)" ucap gadis itu pelan.

"Aku kira kamu harus tau namaku" sambungnya lagi.

Perasaan dokja tergelitik, apakah gadis itu belum terpengaruh dengan rumor tentang nya? Kenapa dia seolah ingin berdekatan denganya? Ah, apa Dokja terlalu berlebihan.

Wajah rumit dokja membuat gadis itu menoleh.

"Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan, tapi kamu harus jadi teman ku!" Dia berterus terang. Gadis yang tidak lebih tinggi dari nya itu berkata tegas seolah tak ingin mendengar penolakan.

Rasanya dokja ingin mendengus, "lihat saja nanti" maka ia akan menyesali perkataan dinginnya sore itu.

Hari-hari berlalu, dan semakin hari bertambah gadis dengan surai legam itu terus memaksa masuk kedalam hidup Dokja.

Hingga pemuda merasa kebingungan dengan tingkah gadis itu. Tetapi ada satu hal yang membuat dokja senang atas kehadiran gadis itu.

Itu adalah ketenangan.

Tidak ada yang berani macam-macam dengan (nama) dan karena gadis itu selalu bekeliaran di sekitar dokja maka, pemuda itu tidak mendapat perundungan lagi oleh seniornya.

Kadang Dokja melihat tatapan tajam dari para seniornya di lorong kelas tetapi jika (nama) menyapa nya bersama kedua kakak nya maka senior semuanya langsung menghilang.

Kakak (nama) memiliki popularitas tak main-main sebagai pereman sekolah, meski terlihat disiplin jika itu menyangkut saudara nya senior Cheolsu akan sangat mengerikan dan Senior Daejong bisa sangat brutal tak peduli dimanapun ia.

Dokja merasa pesimis namun entah kenapa kedua orang itu tak terlihat mengancam untuknya terlebih jika (nama) di sekitarnya.

Ketenangan menyapa nya seperti surga. Membiarkan pemuda itu membaca web novel kesukaan nya tanpa ada gangguan, meski di sana gadis itu nampak sibuk bersandar di punggungnya.

Bagi kim dokja, (nama) bukan sebuah gangguan lagi.

~~~


Bertahun-tahun berlalu, Kim dokja tak pernah merasa (nama) adalah penganggu.

Kehidupan akhir sekolah berjalan damai, dan gadis itu benar-benar menempel dengan title teman. Tapi akhir-akhir ini entah kenapa perasaan Kim dokja berubah menjadi lebih?

"Dokja! Di taman daun berguguran! Banyak sekali, ayo pergi lihat!" Cara bicaranya, Kim dokja bahkan mau mengalihkan perhatiannya dari novel ke (nama) seorang.

"Udaranya dingin (nama)" jawab Dokja.

Gadis itu mengerut, "tidak terlalu dingin kalau pakai mantel dan syal" jawab gadis itu tak mau kalah.

Maka jika sudah begitu, tidak ada yang bisa merubah perkataan (nama).

Itu adalah musim gugur, di dekat sungai Han dengan suasana tenang.

Kim Dokja jatuh cinta pada gadis bermanik legam, pemilik senyum paling candu yang pernah ia temui.

Bahkan ia tak keberatan dengan semua rumor dan masa lalu nya.

"Kim Dokja!" Suara yang memanggilnya itu.

Pemuda itu tersenyum tipis.

Kenyataan tidak terlalu buruk jika (nama) disisinya.

~\~

To be continue



Hello there! I'm Mrs. Poe♡
Aku sangat senang saat membaca komentar kalian di chapter sebelum! Terimakasih sudah memberi bintang dan dukungan yang manis♡

Maybe, aku akan updet setiap jumat malam! So tetap dukung books ini ya!

Thank you♡

Saviour (Kim Dokja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang