Part 1

1K 67 8
                                    

Sepasang kekasih masih tertidur di weekend pagi ini. Di bawah selimut, saling berpelukan, kulit saling bersentuhan, kaki saling bertautan, dan mata masih memejam.

Tiba-tiba ada rasa yang begitu gak nyaman dari dalam perut yang dirasakan oleh si cewek. Dia mulai beranjak, hendak ke toilet. Dengan melepaskan pelukan sang pacar, segera cewek itu menuju toilet yang berada di luar samping kamar, gak lupa mungut pakaian yang berserakan di lantai.

Pergerakan dari sang pacar, sedikit menganggu tidur nyenyak si cowok. Seakan sadar bahwa kekasihnya udah gak lagi dalam dekapan, dia segera bangun dan duduk di pinggir kasur. Penglihatannya masih buram ketika bangun tadi. Rasa ngantuk masih menghampiri diri. Tapi itu semua sirna, ketika dia mendengar suara dari dalam toilet. Segera si cowok mendekat ke arah luar kamar.

"Jen..." Panggil si cowok yang hanya pake boxer ke cewek yang di dalam toilet. "Sayang..." Ucapnya lagi yang sudah mendekat ke toilet.

Terdengar suara aliran air yang baru aja keluar dari closet.

Jennie, pacar si cowok, keluar dari balik pintu toilet.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya cowok itu khawatir

"Perutku rasanya mual banget" Ucap Jennie memeluk cowok tadi yang udah berdiri di depannya.

Si cowok membalas pelukan itu, lalu membelai lembut rambut pacarnya. "Asam lambungnya naik lagi? Kamu pasti sering telat makan ya. Udah ku bilangkan, sesibuk apapun kamu, jangan pernah lewatin jam makan."

"Bawel!"

"Bandel!"

"Ish, Jisoo!" Jennie menarik diri dari pelukan, lalu mecubit pinggang Jisoo, sang pacar.

Jisoo hanya ketawa merasakan kulit pinggangnya yang panas dan perih. "Mau aku buatin teh anget?" Tanyanya, Jennie hanya mengangguk.

***

Weekend siang ini tampak lebih cerah, secerah wajah Jennie ketika Jisoo bilang mereka bakal ngedate di luar.

Cewek berpipi gembil itu udah duduk di meja rias, berdandan ala kadarnya. Toh mereka cuma jalan-jalan di luar, habis itu nonton, lalu makan malam. Jadi gak perlu waktu lama mempercantik diri. Lagian ini musim panas di Seoul, cuaca di luar begitu terik, dan pasti nantinya berkeringat juga.

Jennie udah selesai dengan pakaian yang rapi dan make up minimalis. Ketika membuka pintu kamar, terdengar suara Jisoo yang lagi nelpon seseorang.

"Kenapa bisa salah entry gitu sih?"

"..."

"Aish! Mana sempat? Pokoknya gue gak mau tau! Laporannya harus siap hari ini!"

"..."

"Lo pikir gue juga gak butuh libur?"

"..."

"Ck! Liat ntar dah!" Jisoo mematikan sambungan di hp itu.

"Sayang..." Panggil Jennie di balik punggung Jisoo.

Cowok itu berbalik badan, tampak pacar seksinya itu memakai kemeja putih kebesaran, di dalamnya ada tanktop hitam dan celana gemes sepaha buat bawahan.

"Hei, kamu udah siap"

"Yuk, berangkat..."

"Y-yank... Hmm..." Panggil Jisoo ragu.

Dan Jennie udah paham maksud dari raut wajah Jisoo. Gak sulit buat Jennie membaca raut wajah cowok di depannya ini. Lima bulan kenalan dan empat tahun pacaran udah cukup bagi Jennie, memahami pikiran maupun gerak gerik Jisoo.

Dia Dia DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang