3 - Salah

1.1K 119 3
                                    

Hai, Warganat!
Vote dan komen yang banyak, ya 💗
...

"Beneran ya kau antar Bira dengan selamat sampai ke rumah? sempat bestie ku ini kenapa-napa, kugibeng kepala kau, Sat" Olla bersidekap, sungguh-sungguh mengingatkan Satriya.

"Hmm, emang selama ini pernah gue bikin Xabira celaka? Pernah gue nurunin dia di tengah jalan?" Tanya Satriya dingin meminta jawaban Olla, yang tentu jawabannya sudah pasti tidak. Selama ini Satriya selalu menjaga Xabira dengan baik, walaupun perempuan itu mandiri, namun hidupnya tetap selalu di bawah pengawasan Satriya.

"Ya enggak. Tapi siapa tau kan, kali ini meleng kau" Jawab Olla.

"Nggak akan" Balas Satriya tegas.

"Ini kapan baliknya kalo lu berdua ngomong mulu, ck" Sebal Vanya kepada dua manusia banyak bicara di depannya itu.

"Ya udah, kita duluan ya, Ra. Baik-baik kau sama Satriya, pukul aja kepalanya kalo dia macam-macam samamu" Kata Olla.

"Bukan gue pukul lagi, langsung gue lempar ke akhirat, La" Ucap Xabira yakin.

"Memang circle ga beres. Udah balik deh lu berdua. Xabira aman sama gue" Satriya mengusir Vanya dan Olla, pusing mendengar suara cempreng keduanya.

"Dih ngusir. Ya udah, bye!" Ucap Vanya.

"Bye maksimal" Sambung Olla, kemudian keduanya berlalu dari hadapan Satriya dan Xabira.

Keadaan sekolah sudah cukup sepi karena semua murid sudah perlahan bubar dan pulang ke rumah masing-masing.

"Yuk pulang, Sat. Gue capek banget, mau istirahat" Ajak Xabira pada Satriya.

"Yuk, bee. Gue seneng deh lu nggak nolak-nolak lagi kalo gue anter pulang" Baru saja Satriya hendak menggandeng tangan Xabira, tiba-tiba suara seorang perempuan menyita atensi keduanya.

"Satriya!" Panggil perempuan itu, yang membuat Satriya dan Xabira reflek menoleh ke sumber suara.

"Eh, Zia. Kamu belum pulang, Zi?" Tanya Satriya ramah pada Zianna.

Xabira sudah terbiasa dengan sikap ramah tamah Satriya kepada Zianna. Jika sedang berhadapan dengan Zia, Satriya langsung mengubah gaya bahasanya menjadi "aku-kamu". Xabira juga tahu bahwa Satriya menaruh hati kepada Zianna selama ini, itu karena Satriya memang sudah mengatakannya terang-terangan kepada Xabira.

Siapa juga yang tak menyukai perempuan secantik dan sepintar Zianna? Semua orang tentu akan tertarik padanya. Bahkan, walaupun mereka sesama perempuan, Xabira pun kagum melihat sosok Zianna yang sangat cantik dan pandai merawat diri, bukan hanya cantik namun Zianna juga pintar dan berprestasi akademik.

"Belum, Sat. Syukur deh kamu belum pulang juga, ini Bu Retno minta kita ke ruangan OSIS sekarang, aku juga nggak tau kenapa. Kamu bisa nggak, Sat?" Tanya Zianna pada Satriya.

Xabira mengernyit heran, pasalnya saat ini Zianna seolah tak menganggap keberadaannya. Biasanya Zianna akan bersikap ramah kepada siapapun, termasuk dirinya, namun kali ini berbeda. Zianna seolah hanya melihat Satriya saja di hadapannya.

Tebakan Xabira sungguh tepat. Zianna memang sedang mengabaikannya saat ini. Tentu saja karena kejadian di kantin tadi pagi, Zianna merasa Xabira lah penyebab dirinya tidak jadi makan bersama Satriya, karena Satriya yang tiba-tiba menyusul Xabira ke UKS. Hal itu tentu membuat Zianna jengkel. Biasanya, Zianna masih bisa menahan kekesalannya terhadap Xabira, namun kali ini sudah tidak bisa lagi. Ia malas berbasa-basi dengan Xabira.

"Bisa, Zi. Kita ke ruangan OSIS sekarang, ya" Angguk Satriya.

"Bee, lu tunggu di sini sebentar nggak papa kan? Gue mau ke ruangan OSIS dulu, lu jangan kemana-mana ya, janji nggak akan lama, okay?" Ucap Satriya pada Xabira.

We Can't Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang