8 - Pertengkaran

1.1K 162 33
                                    

Hai, Warganat!
Vote dan komen yang banyak, ya 💗
...

Satriya berjalan cepat menyusuri lorong-lorong sekolah. Tadi ia sempat mencari Xabira ke dalam kelas namun ternyata perempuan itu tidak ada di sana. Kata Olla, Xabira sedang di suruh Pak Mahen, pembina eskul seni, untuk memeriksa properti di ruang sekretariat seni karena akan digunakan untuk latihan teater sepulang sekolah.

Bunyi handle pintu yang terbuka membuat Xabira melirik sekilas ke arah pintu lalu kembali menatap ponselnya, ternyata yang datang adalah Satriya. Entah ingin apa laki-laki itu di ruang seni, padahal sekarang masih jam istirahat, seharusnya Satriya pergi ke kantin atau bersantai di dalam kelas.

"Ngapain, lo?" tanya Xabira tanpa menatap ke arah Satriya. Dirinya masih sibuk menaruh atensi pada ponsel yang sedang ia mainkan.

"Xabira" panggil Satriya. Kini laki-laki itu sudah berdiri tepat di hadapan Xabira yang sedang duduk di sebuah kursi kayu.

"Hmm" gumam Xabira tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel.

"Xabira?" panggil Satriya lagi, kali ini dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Iya, apa sih?" jawab Xabira dengan tetap tak menatap Satriya, jari-jarinya masih sibuk menari-nari di atas layar ponsel untuk mengetikkan sesuatu di sana.

"Xabira, gue mau ngomong!" geram Satriya dengan sedikit bentakan.

"Ya ngomong tinggal ngomong, Satriya, kenapa sih, ah" ucap Xabira santai.

Satriya tiba-tiba geram dan merampas ponsel yang sedang dipegang Xabira lalu melemparnya asal ke atas meja, perempuan itu sontak terkejut dan langsung melotot ke arah Satriya.

"Apa-apaan, sih?" decitnya dengan kesal. Xabira benar-benar dibuat terkejut dengan tindakan tiba-tiba Satriya.

"Kalo ada orang ngajak ngomong tuh ditatap, Xabira! Jangan kayak orang nggak punya sopan santun" ucap Satriya dengan sedikit membentak.

Xabira mendelik tak terima. Apa-apaan lelaki ini, datang-datang langsung memarahinya.

"Emangnya kenapa sih, biasanya juga gue ngobrol sambil main handphone fine-fine aja. PMS lo? Ck!" ucap Xabira kesal.

Ia memungut ponselnya yang ternyata sudah tergelincir jatuh ke lantai akibat tindakan Satriya. Untung saja ponselnya tidak kenapa-napa.

"Gue mau ngomong dan lo malah sibuk ngeliatin handphone sialan lo itu, lagi chatting-an sama cowok, heh?" tanya Satriya.

"Bukan urusan lo" jawab Xabira kesal sembari ingin keluar meninggalkan Satriya namun lengannya dicekal oleh lelaki itu.

"Jadi bener, lo lagi chatting-an sama cowok?" Satriya menaikkan sebelah alisnya, penasaran.

"Iya bener, terus kenapa?" jawab Xabira jujur sekaligus menantang.

Satriya menyeringai, tak suka dengan jawaban Xabira.

"Siapa?" tanya Satriya dingin.

"Bukan urusan lo" ketus Xabira.

"Siapa, Xabira?!!"

"Apa sih, emangnya lo harus tau semua privasi gue, ya?"

"Oh, udah mulai main rahasia-rahasiaan sama gue, hm?"

"Iya, masalah buat lo" sebal Xabira.

"Cowok lo?" tanya Satriya lagi.

"Bukan"

"Masih nggak mau ngaku juga?" cecar Satriya.

"Ck, apa sih nggak jelas lo"

"Tinggal kasih tau gue apa susahnya sih!" ucap Satriya kembali dengan nada tingginya. Xabira meringis frustasi, ada apa sebenarnya dengan lelaki ini.

We Can't Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang