28

1K 85 22
                                    

📍Rumah Sakit.

"Kenapa lo harus merusak basecamp Lorenzo? Emangnya lo siapa sampai seberani itu?"

Jeno bertanya meremehkan sambil memiringkan kepalanya untuk menatap Jaemin.

"Seberapa penting lo sampai lo berani ngelakuin hal itu?! LO SIAPA GUE TANYA SAMPAI BERURUSAN SAMA LORENZO?!" bentak Jeno.

Jaemin kaget saat melihat amarah Jeno.

"Lo nanya gue sebenarnya siapa?"

"Gue orang yang selalu berperan penting di dalam kehidupan lo."

"Orang yang selalu ada buat lo tapi selalu aja nggak dianggap keberadaannya."

"Lo masih nanya itu?!"

Jaemin balas dengan jawaban yang begitu sesak baginya.

Jeno tertawa meremehkan saat mendengarkan seluruh penuturan Jaemin.

"Lo bilang kalau lo orang yang berperan penting di dalam hidup gue?!" Jeno mengulang dengan nada meremehkan.

"Lo itu cuma uke yang bikin gue malu! Uje yang sok jual mahal padahal udah nggak perjaka! Cih! Lo merasa hebat karena gue harus ngejar bekasan orang lain?!" ledek Jeno.

"Lo-"

"APA?! Lo enggak terima kalau gue bilang kayak gitu?! Muka lo nggak sepolos sama sifat lo itu! Gaguna!" bentak Jeno.

Jaemin memegang dadanya yang terasa begitu sesak. Dadanya benar-benar sesak seperti dihantam oleh bebatuan yang begitu tajam tetapi begitu tumpul.

Jaemin tak mampu menjelaskannya dengan kata-kata selain hanya bisa meremas dadanya yang begitu sesak.

"Drama! Nggak usah main drama karena tugas lo sekarang adalah ngejelasin kenapa lo harus merusak basecamp Lorenzo!" seru Jeno yang tidak peduli melihat wajah kesakitan Jaemin.

"Ja ... Jangan dekatin gue!"

Jaemin berbicara ketakutan dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Lo harus dapat hukuman karena udah mencoreng nama baik Lorenzo. Lo mencoreng Lorenzo sama aja kalau lo ikut mencoreng nama baik gue!" sinis Jeno.

Jeno beringsut mendekati Jaemin.

Tamparan keras dilayangkan oleh Jeno pada pipi Jaemin.

Mata Jaemin terpejam dengan kedua telinganya berdengung hebat.

"Lo harus mati dan anggap aja saat lo mati artinya gue udah setia banget sama lo, Jaem. Lo nggak guna buat hidup!" cecar Jeno.

"Selamanya lo itu milik gue, Nana."

"Gue sayang banget sama lo, Nana."

"Lo cuma milik gue dan berhak diatur sama gue."

"Lo gak boleh diatur oleh  siapapun selain dari gue."

Jaemin menggigit bibir bawahnya hingga berdarah dan hal itu tidak dipedulikan oleh Jeno. Jeno malah menarik rambut Jaemin dengan kencang.

Lorexda | Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang