PROLOG

60 12 15
                                    

HAIIIIIIIIIIIIIIII!

TAHU INI DARI MANA?!

OH, YA. SHOLAT, YAA! KARENA YANG NULIS JUGA BERUSAHA UNTUK SHOLAT DULUUU!

***

•°•° Prolog Cita, Lara dan Alur Semesta. •°•°

Bolehkah kami memilih masing-masing alur kehidupan, tanpa harus melibatkan retak seperti perpisahan, Tuhan?

Nada muak. Ketika setiap manusia pasti absen memaki kehendak Tuhan, yang selalu saja putus asa, bahkan merenung seakan itu semua adalah akhir dari dunianya.

Jika dibilang rindu, tentu saja Nada rindu dengan kedua orang tuanya, ia juga tak kalah rindu dengan Mas Anta.

Sejak Ayah pergi, pria tersabar yang Nada tahu itu seakan perlahan ikut mati. Mas Anta sekarang ialah Mas Anta yang kasar. Selalu membuat adik perempuan yang katanya ia sayangi menangis.

Tidak maksudku... Nada dan Mas Anta egois. Mereka ingin masa depannya, tapi terjebak di lika-liku prosesnya.

Mas Anta ingin menjadi dokter, dan Nada ingin menjadi psikolog.

Seperti mimpi, tapi Tuhan punya rencana akan permasalahan ini.

Segalanya tentang lelah, pasrah, tetapi dipaksa tabah.

Dan pada titik terakhir, apakah Anta akan berjumpa dengan gundukan tanah hampa milik Ibunya, lalu bercerita sepuasnya?

Ataukah, Anta ikut terbaring dalam sana? Dan, mungkinkah menyisakan Nada yang mulai mengidap melankolia karena terus dihujami kemalangan berupa 'ditinggalkan'

DJDKKEJFJDKWK

DADAH!

𝐒𝐞𝐫𝐞𝐧𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang