BAB 027

336 12 2
                                    

Penerjemah: Noon

"Salam, Tuan Putri. Saya mohon maaf karena menerima putra dari keluarga Della Valle dalam keadaan seperti itu."

"Y-ya, salam, Tuan Putri! Cesare, Tuan... Anda, Anda memanggil..."

Saat Lucrezia meluncur seperti merpati, dia berhenti.

Ekspresinya berubah tiga kali.

Pada awalnya, dia tampak terkejut dengan dada Cesare yang telanjang dan mengesankan.

Kemudian, setelah melihat perban melilit tubuhnya, dia memucat. Namun saat melihat Adele duduk di sebelahnya, matanya membelalak kaget.

"C-Cesare, Tuan..."

"Duduk."

Cesare memberi isyarat dengan dagunya. Tatapannya mengalir seperti air ke arah dua sosok di belakang Lucrezia.

"Apakah mereka seorang pelayan dan seorang ksatria pelayan?"

Adele memandang ke dua orang yang mengikuti di belakang Lucrezia.

Dia pernah melihat pelayan ksatria sebelumnya, melewati taman air.

Namun pelayan itu bukanlah gadis berambut hitam yang mencoba membunuh Adele. Dia adalah seorang pelayan gemuk dengan rambut pucat dan berkacamata.

'Dia sudah diganti.'

Itu tidak menyedihkan, tapi juga tidak lucu. Senyum Adele perlahan memudar.

Sebaliknya, senyuman Cesare semakin licik.

"Apakah dia aslinya adalah pelayan?"

Lucrezia mengangguk antusias mendengar suara manis Cesare.

"Ya...! P-pelayanku, Annesey..."

"Aku kira tidak demikian."

"Ya...? Ya ampun, pelayanku selalu Annesey... Benar, Annesey?"

"Ya. Nona."

Lucrezia kembali menatap Cesare, wajahnya meminta persetujuan.

Adele memperhatikan dengan tidak nyaman.

Canggung.

Meskipun dia laki-laki, dia bisa merasakan kebutaan Lucrezia terhadapnya. Saat Lucrezia melihat Cesare, pikirannya sepertinya dikuasai sepenuhnya oleh Cesare, meskipun orang yang dia coba bunuh ada tepat di sampingnya.

"Nona Lucrezia memang cepat beradaptasi. Jika dia tidak membenciku, kita bisa menjadi rekan yang baik."

"Terimakasih..."

Cesare tertawa seolah dia kagum.

"Begitukah? Kau bersyukur?"

"Ya ya..."

Dia sepertinya tidak menyadari apa yang dia katakan atau apa yang dikatakan Cesare.

Melihat sisi tersembunyi dari wanita yang anggun dan halus membuat Adele semakin merasa canggung.

"T-Tapi, Tuan..."

Kemudian, Lucrezia tergagap.

"Mungkin, a-apa kamu... Terluka?"

"Oh."

Mata Cesare menelusuri lengkungan halus.

"Putri duyung jatuh dari langit, jadi aku menangkapnya."

Dia segera mengulurkan tangannya dan meraih bahu Adele. Adele menegang saat dia ditarik ke pelukannya.

Namun Cesare tidak berhenti di situ; dia mencium sekilas kening Adele.

Sangnyu SahweTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang