BAB 049

119 5 0
                                    

Penerjemah: Noon

Gigi datang dengan laporan hari ini dan menyeringai nakal.

"Saat kau memerintahkan untuk mengambil kapal Galleon, aku pikir Tuan akhirnya kehilangan akal sehatnya."

"Kalau iya, dia tidak akan mempekerjakan seorang penyemir sepatu ke dalam keluarga."

"Ah. Tapi tetap saja, bukankah Nona baik-baik saja? Dan dia sangat cantik! Astaga, Tuan Cesare benar-benar mendapatkan yang bagus!"

Cesare tidak menjawab dan mencelupkan pulpennya ke dalam tinta.

Kadang-kadang, Gigi tiba-tiba menangkap isyarat dan tidak mau berhenti berbicara.

"Bukankah itu benar? Sejak Nona datang, Tuan tidak lagi melakukan perjalanan malamnya, dan wanita-wanita lain sepertinya juga tidak..."

Saat Cesare mengambil botol tinta, terdengar suara lembut karpet diinjak, dan Adele memasuki ruangan.

"Oh... Kakak..."

Adele, yang hendak berbicara lebih dulu, berhenti dan menutup mulutnya. Melihat tangan Cesare yang bertumpu pada botol tinta, dia sedikit berjongkok.

Cesare merasa sedikit kesal. Apakah dia akan benar-benar melempar botol tinta pada seseorang, bahkan jika mereka adalah seorang sekretaris dan bukan manusia, tetapi seorang budak?

Cesare melambaikan tangannya.

"Sudah cukup, sapa aku dengan nyaman. Kau adalah keluarga."

"Ya."

Namun, matanya terus berkedip-kedip di antara wajah Cesare dan botol tinta. Sepertinya dia sedang mempersiapkan serangan yang tertunda.

Ketika Cesare menatapnya dengan tenang, Adele akhirnya mengarahkan pandangannya padanya. Ekspresinya tampak tegang.

Kalau dipikir-pikir, apakah dia selalu seperti ini?

Menjaga jarak dengan wajah tanpa ekspresi, selalu terlihat sedikit cemas, dan selalu terlihat sedikit sedih.

Tersesat dalam pikirannya saat dia iseng memainkan penanya, dia tiba-tiba menyadari bahwa Adele dan Gigi sama-sama tegang.

"Jadi, ada apa?"

"Yah..."

Jarang sekali, Adele tidak bisa langsung merespons. Dia membuka mulutnya beberapa saat kemudian, seolah-olah berusaha menghindari jawaban tertentu yang muncul di benaknya.

"... Terkadang, sebagai adik perempuanmu, aku ingin berbagi kehidupan sehari-hari denganmu."

Pada saat itu, karena Adele mengalihkan pandangannya sedikit dari mata Cesare, dia tahu. Dia sedang berbohong sekarang.

"..."

"Kakak?"

Rasanya seperti percikan air dingin. Musik waltz yang telah diputar di latar belakang menghilang. Kegembiraan memudar dengan cepat. Cesare merasa dia tahu jawaban pertama yang tidak ingin dia katakan.

'Untuk berhubungan dengan Lucrezia.'

Perasaan kotor karena menguping di teras muncul kembali. Pikirannya lebih tenang dari sebelumnya.

Cesare dengan tenang meletakkan pena pena itu. Semua mata tertuju pada ujung jarinya. Ruangan itu menjadi hening.

Cesare menyadari bahwa ia tersenyum.

"Berbagi kehidupan sehari-hari."

"Dan bisa bertemu dengan banyak bangsawan mungkin akan membantuku belajar lebih banyak tentang etika bangsawan sebagai seorang wanita, dan juga..."

Sangnyu SahweTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang