Rindu ; Chapter Satu

7 1 0
                                    

Hari demi hari berlalu, dengan diwarnai oleh pukulan dan tamparan. Sungguh tersiksa, tapi, sepertinya hari ini aku tidak akan mendapatkan pukulan. Aku pulang lebih cepat hari ini, karena ada rapat di sekolah.

Seperti biasa, ayah menungguku disofa, kali ini dengan Bunda. Aku mendekati kedua orangtuaku. "Ayah, Bunda. Aily ikut olimpiade!" Aku tersenyum lebar. Tetapi, respon Bunda dan Ayah biasa saja.

"Oh, harus juara." Bunda menjawab dengan datar. Sebenarnya, cukup membuatku sakit hati. Kenapa aku tidak pernah dapat apresiasi? Aku hanya menghela nafasku pelan, dan berjalan kekamar.

Setelah ganti baju dan makan, aku sedang membaca novel kesukaanku dikamar. Tiba tiba, Kak Niel masuk ke kamarku. Dia duduk dikasurku. "Adek, kamu ikut olimpiade, yaa?" Dia tersenyum kepadaku. Dan hanyaku balas oleh anggukan kecil.

"Kakak punya hadiah, loh.." senyumnya semakin melebar. Aku jadi penasaran, Kakak ingin memberiku hadiah apa??

"Hadiah apa, Kakak?" Tanyaku antusias ke kakak. Dia mengeluarkan sebuah tiket. Tiket konser?! Aku tersenyum sumringah, dan reflek memeluk kakak dan berterima kasih.

Sekarang sudah malam hari. Aku diajak oleh kakakku untuk keluar kepasar malam dekat rumah. Aku berjalan menuju tempat pasar malam tersebut. Aku membeli banyak jajanan dan bisa tertawa serta tersenyum. Tak terasa, sudah jam delapan malam, aku dan kakak segera pulang. Tetapi, kakak mengajakku untuk pergi ketaman bermain sebentar, untuk sekedar berbincang bersama.

Malam ini, kuhabiskan dengan berbincang dengan kakak. Malam ini malam yang sangat indah, bulan dan langit malam menjadi saksi aku tersenyum dan tertawa selebar itu didepan kakakku.

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang