1

1.1K 67 7
                                    

"Aku punya pertanyaan buat kamu! Kalo aku sakit keras dan divonis bakal meninggal, kamu mau temenin aku terus atau enggak?"

Revan yang sedang bekerja di depan laptopnya, terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Kaynara.

"Itu pertanyaan apa?"

"Jawab aja. Mau atau enggak?"

"Yaiyalah nemenin. Yang namanya pasangan itu harus ada dikala suka dan duka."

"Iyakan??? Huaaa, kasian banget Hae-in." Kaynara menangis.

"Apa sih? Aku ngga ngerti."

"Aku kan lagi nonton drama, terus pemeran utamanya bakal meninggal kata dokter. Terus suaminya setia banget nemenin. Aku sedih sekaligus terharu liat mereka."

"Astaghfirullah, Kaynara." Revan mengusap wajahnya kesal. "Kamu ini nyamperin aku ke ruang kerja, nunda kerjaan aku, cuma gara-gara mau nanyain hal ngga penting yang kamu liat dari drama korea doang?"

"Ck! Itu penting buat menguji kesetiaan pasangan. Mas harus tau gimana setianya Hyun woo sama Hae-in di drama itu. OMG, aku iri."

Revan menggelengkan kepalanya heran.

Kaynara tidak berubah sama sekali.

Oh, mungkin lebih tepatnya, sifatnya kembali ke masa SMA. Dimana ia sering menonton drama, heboh karena drama, juga tergila-gila pada tokoh utama pria di drama tersebut. Padahal semenjak ia bekerja, dirinya sudah tidak lagi melakukan hal tersebut. Setelah menikah, Kaynara sering menyempatkan diri menonton drama. Tentu hal itu tidak mungkin dilarang oleh Revan karena menurutnya, ini adalah satu-satunya hiburan untuk Kaynara.

"Tuh anaknya nangis tuh," kata Revan.

"Ah, ganggu aja," ucap Kaynara bercanda.

"Astaghfirullah ni cewek bener-bener deh."

Kai Dharmendra. Seorang bayi laki-laki kecil yang dikaruniai Tuhan untuk mereka berdua. Kehadirannya membuat pasangan ini amat bahagia. Meskipun mereka memakai baby sitter, tapi Kaynara merawat Kai kecil sendirian. Entahlah apa maksudnya menyewa baby sitter kalau ujung-ujungnya Kaynara merawat sendiri.

Pagi sudah menjelang dimana artinya, Revan harus bekerja dan meninggalkan anak juga istrinya di rumah. Rencananya ia akan membawa ratusan orang pergi ke Korea Selatan selama 4 hari lamanya. Dan yup, Kaynara sudah membuat daftar titipan oleh-olehnya 1 lembar penuh untuk dibelikan Revan selama disana.

"Inget, ya, Mas. Aku udah list itu oleh-olehnya. Kalau bisa jangan ada yang terlewat," kata Kaynara seraya merapikan kerah baju seragam Revan.

"Iya, Sayangku. Kamu udah ingetin aku beberapa kali."

"Makanya. Nanti kalo udah sampe sana, kabarin aku ya."

"Nanti kamu ingetin lagi, gitu ya?"

Kaynara tersenyum menunjukkan gigi-gigi kecilnya. "Iya dong."

Revan menggeleng heran, kemudian memeluk sang istri. "Aku pasti bakal kangen 4 hari ngga ketemu kamu."

"Lebay banget. Biasanya juga suka ngga pulang semingguan."

Revan terkekeh. "Nanti kalo aku libur panjang, kita ke Korea ya. Aku ajak kamu kemanapun kamu mau."

Kaynara melepas pelukannya, "Beneran?"

Revan mengangguk mengiyakan. "Kita ajak Kai kecil juga."

"Yess.. Aku akan bikin Kai cinta Korea juga."

"Heh aneh. Dimana-mana bikin dia cinta Indonesia dulu. Ngaco aja," ucap Revan.

Kini Revan sudah berada di bandara untuk bersiap pergi. Ia mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Hingga 7,5 jam perjalanan udara yang seharusnya dilakukan 8 jam lamanya berhasil membuat pesawat yang dikendarai oleh Revan mendarat dengan sempurna di bandara Incheon, Korea Selatan. Ketika ia keluar, tangannya ditahan oleh seseorang. Saat menoleh, Evelyn disana, yang artinya sejak awal bersama Revan di pesawat ini sebagai awak kabin.

"Hi, Eve."

"Lama ngga ketemu, Van."

Revan tersenyum seraya mengangguk. "Udah berapa lama ya? Sampe lupa."

"Inget-ingetnya nanti aja, turun dulu yuk," ajak Evelyn yang diiyakan oleh Revan.

Disisi lain, atau lebih tepatnya di Indonesia, Kaynara sedang memainkan ponselnya sembari menjaga sang anak yang tertidur di box bayinya. Muncul sebuah pesan entah dari mana di ponselnya.

From : +628123456789

Hi, Kay. Seru ya ternyata tidur berdua sama Revan. Mainnya liar juga.

Si Gendut dan Si Casanova Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang