09

32 4 0
                                    

HAPPY READING ~


Yoona menatap garasi. sial. ayahnya sudah pulang. mobil Tama terparkir sempurna disana membuat Yoona panas dingin. ia beralih menatap arloji yang bertengger di tangan kirinya. pukul 12.00 tengah malam.

"mampus gue. bego lu Yoon, bisa bisanya lupa" yoona memukul mukul kepalanya sendiri

Sehabis pulang sekolah, ia tak langsung pulang. melainkan ke rumah Vivi untuk maraton Drakor kesukaan mereka berdua. Hingga kebablasan dan membuat Yoona lupa kalau Ayahnya pulang sejak kemarin.

karna takut, gelisah, Yoona hanya berdiri saja ditempat tanpa berniat melangkahkan kaki. ia berpikir sejenak,
setelah meyakinkan diri, Yoona berjalan kearah pintu. membukanya perlahan. setiap langkah ia berdoa semoga ayahnya sudah tidur.

Entah kemana Galang berada. dengan pelan Yoona menutup pintu. ketika berhasil masuk. ia berjinjit agar suara kakinya tidak terdengar.

"plis, semoga aja udah tidur" batin Yoona

belum sempat ia sampai di tangga, lampu tiba tiba menyala. bahu yoona tiba tiba lemas, berakhir sudah. pikir dia.

"yoona!" teriak Tama yang tengah berdiri di depan sofa.

"udah berani kamu pulang jam segini?! habis darimana kamu?! hah!"

"ck, bisa sakit telinga gue lama lama" batin Yoona kesal

"dari rumah temen yoona" ucap Yoona jujur

"ngapain aja sampe malam baru pulang! nggak inget pulang kamu?! keasikan?!" Tama lagi lagi berbicara dengan nada yang tinggi, membuat gendang telinga yoona ingin pecah

Yoona mengangkat tangannya. menaruh ditelinga agar suara tanpa tak bisa ia dengar

"berisik! bisa diem nggak sih? sakit kuping gua"

"ohh udah bisa ngelawan" Tama celingak celinguk apa ada benda yang bisa ia lemparkan. ia melihat gelas yang tergeletak di meja sofa. tanpa pikir panjang, Tama langsung melempar gelas itu didepan Yoona hingga tak terbentuk.

serpihan kaca berhasil menyakiti kakinya. Darah Yoona sepertinya keluar. ia berusaha menahan rasa sakit.

"perih" gumam Yoona. ia meremas kuat ujung roknya

"dasar anak kurang ajar!" Tama meninggalkan Yoona sendiri. tidak peduli dengan putrinya yang menahan rasa sakit. memang tidak punya perasan!

Yoona berjongkok mencoba melepaskan serpihan kaca kecil yang menancap dikaki yoona.Darah tak henti mengalir. dan kapalanya ikut pusing

setelah berhasil melepas serpihan kecil itu. ia membuang kasar benda tersebut ke tong sampah. sebelum ia meninggalkan tempat, yoona tak lupa membereskannya.ia berjalan menuju kamar dengan tertatih. juga memegang pegangan tangga agar tidak terjatuh.

"dasar tua bangka!" kesel Yoona yang sudah berada di kamarnya

"kalo bukan ayah gue, udah gue bunuh dari dulu"

istighfar Yoon istighfar

yoona menatap nanar kakinya. ia mengambil kotak p3k di dalam laci kecil. mengoleskan salep, lalu membungkus kakinya dengan kain kasa agar menahan darahnya tidak keluar

yoona menghempaskan tubuhnya di atas kasur. memejamkan mata sejenak. tapi deringan ponsel berhasil mengganggu

                                                                     
drrt drrt drrt
                                                                                                                                                
ponsel Yoona berdering, ia mengangkat tangannya mengambil ponsel di atas nakas. menekan tombol hijau lalu menaruh di telinga

ARONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang