BLACK03

16 1 0
                                    

Hai👋
.
.
Welcome

____________________________

"Nona, anda yakin?"

Ezi menghentikan langkahnya, kemudian menoleh kesamping. "Kita sudah bahas ini Dev!" tekan Ezi.

Dev diam menunduk, kembali mengikuti langkah Ezi. Mereka terhenti saat tangan seseorang menghalangi langkah keduanya , Dev segera menepis tangan itu sambil menatapnya tajam.

"Tidak boleh membawa senjata!" tegas pria berbadan besar, yang membuat kening Dev mengerut.

Ezi mengangguk, menoleh pada Dev memberikan kode. "Dev?"

"Tapi Nona, biasanya ki-"

"Turuti saja!" bentak Ezi, kemudian masuk terlebih dulu.

Dengan menahan amarah pada lelaki berbadan besar itu, Dev terpaksa menaruh beberapa senjata api yang dia bawa. Kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas, ketika pria itu memeriksa tubuhnya.

Setelah dipersilahkan masuk, Dev tersenyum miring. "Mana mungkin akan ku serahkan semuanya, pasti ada sesuatu. Ini aneh," gumam Dev, menyembunyikan pisau lipatnya kembali.

***

"Di ujung lorong, belok kiri," beritahu Neo, yang hanya dibalas anggukan singkat oleh Helmi.

Neo beralih pada Garenda. "Komandan, pak Helmi sudah menemukan ruangannya. Saya akan kirimkan."

Mendengar itu Garenda segera menatap jam yang melekat pada pergelangan tangannya, nampak GPS yang dipasangkan pada tubuh Helmi memancarkan warna merah. Kening Garenda mengerut, melihat rute yang Helmi lewati.

Setelah mendapatkan jalannya, Garenda segera menepuk pundak Ardi. Keduanya mulai berlari, menerobos kerumunan orang-orang. Menuju lorong yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang.

Garenda memberikan kode pada Andri, yang membuat sang empu mengangguk dan langsung menendang bagian perut penjaga yang menghalangi jalan mereka tadi, hingga tubuh besarnya tersungkur dilantai.

Keduanya terlibat perkelahian kecil, dan berakhir dengan Ardi yang mematahkan leher lawannya menggunakan tangan dan Garenda yang menusuk leher penjaga satunya menggunakan pisau lipat yang selalu dia bawa. Setelah kedua tubuh penjaga itu terbaring lemah di lantai, Ardi dan Garenda kembali melanjutkan langkahnya.

Garenda mengambil pintol yang dia sembunyikan dibalik jaketnya. "Bunuh semua yang menghalangi, temukan barang bukti dan target."

Ardi mengangguk mantap. "Siap Komandan."

***

"Hahahhah, sungguh?"

"Kau tahu, putraku memang luar biasa. Dia berhasil menyelundupkan narkoba dan senjata api ke luar negeri melalui jalur perairan, tanpa di ketahui oleh pemerintah tentunya."

Lelaki bertubuh gempal mengambil gelas yang disodorkan oleh pelayan, tangannya merangkul pundak seorang wanita penghibur yang menemaninya. Dia tertawa terbahak-bahak, kemudian meminum wine.

"Tentu saja, kau pasti menyuap pemerintah disana kan?" tanyanya sambil tersenyum miring.

Pria lainnya ikut tertawa. "Memang. Mereka tidak akan menolak, jika sudah menyangkut dengan uang." Dia menatap pelayan lelaki. "Hei, kau tidak melihat gelas ku kosong? Tuangkan lagi!" bentaknya kasar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B L A C K [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang