[REVISI]
"Ciciii, mau kiss duluu,"
"Ini Ci, pake helmnya dulu. Sini, dedel pakein,"
"Ci, cici kerumah sakit sekarang ya ci"
"Adel, Ci.. "
Ingat ini cuman cerita fiksi ya!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- - - -
Sesampainya di kamar, Adel langsung merebahkan tubuhnya di kasur queen size miliknya, begitupun dengan Shani. Kelelahan yang begitu terasa setelah seharian beraktivitas membuat keduanya tertidur pulas tanpa disadari. Adel bahkan masih mengenakan seragam sekolahnya, menunjukkan betapa lelahnya ia.
Beberapa jam kemudian, Shani terbangun dengan mata masih setengah tertutup. "Hooaammm... Astaga, udah jam berapa ini? Aku malah ketiduran," ucapnya sambil menguap lebar.
Shani meraba-raba ponselnya di atas meja samping tempat tidur dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 17:00. Kaget, ia bergegas turun dari kasur dan menuju kamar mandi.
Shani selesai mandi dan mengenakan pakaian yang lebih nyaman. Ia kemudian turun ke ruang tamu. Dari kejauhan, ia melihat Gracia dan Antonio sedang berbicara serius. Rasa penasaran membuatnya mempercepat langkah.
"Papi sama Mami lagi ngomongin apa sih serius banget?" tanya Shani dengan nada penasaran, sambil menyelipkan rambut di belakang telinganya.
Gracia menoleh dan tersenyum kecil, tapi wajahnya tetap terlihat serius. "Eh, Cici, sini Ci. Papi mau ngomong serius sama kamu," ucap Papi sambil meminta Shani duduk di hadapan mereka berdua.
Shani duduk di hadapan mereka dengan tatapan penuh tanya. Antonio menatap Shani dengan lembut, tapi tetap ada keseriusan di matanya.
"Ci, Papi sama Mami ada urusan pekerjaan di Paris, kemungkinan sekitar 3-4 bulan. Papi sama Mami berangkat minggu depan. Cici sama Dedel gapapa kan kalo ditinggal?" tanya Antonio meminta pengertian.
Shani terkejut mendengar ucapan Papi. "Loh, kok mendadak banget Pi? Terus juga lama banget, masa 3-4 bulan," ucap Shani yang bingung dan sedikit khawatir.
"Iya Ci, perusahaan kita yang di sana lagi ada sedikit masalah. Jadi, Papi dan Mami terpaksa harus ke sana. Cici gapapa kan ditinggal sama Dedel?" ujar Antonio, meminta persetujuan Shani.
Shani menatap kedua orangtuanya sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja didengarnya. "Yaudah lah Pi, mau gimana lagi, itu juga demi perusahaan kita kan. Tapi gimana sama Dedel, apa Dedel bakal setuju ditinggal kalian berdua selama itu Pi, Mam?" tanya Shani dengan ragu.
"Untuk itu nanti kita bicara sama Dedel setelah makan malam. Sekarang kamu bangunin gih, udah jam 18.00 ini," pinta Gracia dengan lembut, mengalihkan perhatian Shani untuk sementara waktu.
Shani mengangguk dan beranjak menuju kamar adiknya.
"Tok.. Tok.. Tokk.."
"Dek, cici masuk ya," ucap Shani sambil mengetuk pintu.
Ceklek!
Shani membuka pintu dan melihat Adel yang masih tertidur dengan seragam sekolahnya yang masih melekat di tubuhnya.