02

1.6K 201 16
                                    

Pagi hari, riji membuka matanya merasa kepalanya berat dan pusing sekaleh. Tapi... Dia terbangun di sebuah kamar yng asing, tapi jujur saja itu itu luas dan rapih. Cahaya masuk dari jendela dan Riji mulai melihat sekitar dan juga melamun sebentar. Hingga dia mendengar suara pintu terbuka.

"Oh? Kamu sudah bangun? Baru saja aku mau membangunkan mu"

"Er.. kamu.. kak gin?"

"Wkwkw, jngn panggil kak pake gin aja udah"

"Tapi kamu kan lebih tua dari aku, ga sopan dong kalo aku langsung manggil nama"

"Emng umur kamu berapa?"

"Aku? Em.. umur ku 22 Oktober nnti"

"Oh.. gapapa, lagian ga beda jauh kok sama umur ku."

"Emng umur mu berapa?"

"Aku masih 25 tahun gausah manggil kak"

"Tapi beda 3 tahun?"

"Gapapa gapapa, shh pokoknya jngn manggil kak ok?"

"Y-yaudah deh, Makoto mana?"

"Kemaren diangkut pulang sama Agil ketauan minum, kemarin kamu pingsan kknya kebanyakan minum + kamu baru pertama kali nyoba kan?"

"Oh.. maaf ya kalau aku aga ngerepotin "

"Gapapa, aku gatau rumah kamu dimana kemarin aku mau tanya Makoto tapi udah di seret Agil duluan jadi yah.. aku bawa ke rumah ku aja"

"Ooo... Gitu, ma-makasih"

"Sama sama"

"Sebelumnya.. aku mau bertanya tapi jika kau tidak ingin menjawabnya tidak apa-apa"

"Okay apa itu?"

"Kemarin sebelum kamu pingsan karena kebanyakan minum, kamu mengatakan satu kalimat yng membuat ku sedikit khawatir mungkin, kau bilang kau rindu ayahmu dan jangan pukul ibu lagi, bisakah kau menjelaskan itu? Apakah ayahmu sering memukul ibumu?"

"Oh itu.."

"Jika tidak mau menjawabnya tidak apa, aku tidak memaksa"

"Yah.. um.. aku memang kurang beruntung karena ayah dan ibuku tidak pernah akur, ayahku seorang pemabuk, dan ibuku adalah seorang pemain atau bisa dibilang sering keluar dengan pria lain, setiap malam hari aku selalu mendengar ibu dan ayahku bertengkar, saling menyalahkan dan tidak ada yng mau mengalah, namun.. walaupun begitu ibuku selalu memberi perhatian pada ku meskipun.. dia seorang pemain, aku bahkan memiliki harta maupun tempat tinggal yng bagus tapi tidak ada kehangatan itu percuma" ucap Riji sambil sedikit melamun, juga memeluk lutut nya sendiri.

"Oh.. it's okay riji, kamu masih punya Mako kan yng bisa kamu ajak bercerita, kan?" Ucap gin menepuk kepala riji.
✧-----------------✧

Pada siang hari pulang kampus, riji sedang berdiri didepan gerbang menunggu sebuah taxi yng lewat karena hari ini Makoto tidak masuk. (Dikasarin sama Agil awokawokawok) Jadi Riji hanya bisa menunggu taxi yng lewat.

"Udah lah Sampe sore gw disini, gaada taxi lewat anjg.. mana rumah gw jauh lagi•_•"

"Telfon seseorang kali ya?" Riji membuka hpnya, tidak ada yng bisa ditelepon.

"Aduh.. siapa ya" lalu setelah beberapa lama mengscroll (apasi namanya 🗿 menggulir kontak kah?) kontak yng ada di hpnya, riji menemukan nomor gin.

"Hm.. kak gin sibuk ga ya? Ga enak aku.. tapi klo ga ditelpon gw bisa bisa disini Sampe malem anjir" dengan agak terpaksa, akhirnya riji menelpon gin.

"Halo?"

"Kak gin sibuk ngga?"

"Em.. aga sibuk di kantor tapi dikit doang, kenapa?"

"Ini aku lagi di kampus, gaada taxi lewat.. Makoto lagi sakit. Kalau ada waktu boleh jemput ga? Kalau emng sibuk gapapa deh, riji nunggu kendaraan aja"

"Oh.. riji gaada jemputan? Ini ga terlalu sibuk sih cuma beberapa buat tanda tangan doang, aku jemput ya?"

"Beneran?"

"Iya , tunggu aja aku udah mau otw ini"

"Oke"

Riji menutup teleponnya,menunggu Gin datang. Setelah hampir setengah jam, akhirnya sebuah mobil Toyota GT 86 berwarna hitam mendekat.

"Ayo naik" - Gin

Riji membuka pintu mobil itu dan masuk. Gin mulai mengemudikan mobilnya.

"Em... Beneran ga ngerepotin?"

"Engga kok, tenang aja"

"Ga enak kak ,kan kamu lagi kerja"

"Gapapa ga terlalu sibuk kok"

"Yaudah.."

✧-----------------✧
Otakku ngeleg 🗿

Tired? Don't worry i hold you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang