8?

459 71 3
                                    

Pada pagi hari riji terbangun, jam menunjukkan pukul 05.12 masih cukup pagi. Dia bangun dan duduk lalu melihat ke samping nya, satu hal yng dilihatnya.. Gin yng tidur bertelanjang dada , sungguh membuat riji terkejut.

"Anjg..." Ucap riji dngn lirihnya.

"Ka gin..?" riji mengguncang pundak gin perlahan.

Gin membuka matanya netra coklat itu menatap riji dengan kantuknya.

"Ya..?"

"Aku pengen bilang sesuatu..."

Apa yng dikatakan riji padanya itu membuat nya terkejut hingga rasa mengantuk nya langsung menghilang seketika. Gin langsung duduk setelah itu.

"Aku tidak terlalu mengerti masalah mu itu.. tapi mungkin aku bisa membantu mu. Lagipula kau cukup terlambat mengatakan itu. Untuk selanjutnya aku akan bicara pada Rion " ujar gin dengan nada serius.

Riji hanya menunduk waktu itu, dia baik baik saja kemarin tapi entah apa yng membuat nya pagi ini menjadi ingat akan masalah yng di alaminya.

✧-----------------✧

Gin berjalan ke arah kolam renang, dia melihat Rion bersantai disana.

"Rion" - Gin

Mendengar namanya disebut, seorang pria berambut ungu itu menoleh.

"Ada yng ingin ku bicarakan padamu.."

Rion fokus mendengarkan meski tidak menatap sosok pria berambut cokelat itu. Saat mendengar kata-kata terakhir gin.. Rion terdiam sejenak dan menghembuskan asap rokok dari mulut nya.

"Rumit" hanya itu yng dapat dikatakan Rion saat ini.

"Meski begitu.. kau bersemangat bukan?"

Pria berambut ungu itu menyeringai tipis..
"Meskipun begitu, itu bukan masalah besar bagiku.. beradu timah panas pun aku tak akan mundur"

"Kau mulai menunjukkan dirimu yng sebenarnya,Rion. Tapi tetap ingat batasan mu,aku tidak ingin kau lepas seperti binatang buas kali ini"

"Hee... " Pria itu terkekeh.

"Kurasa anak yng tarik itu diluar dugaan ku. Tapi sangat berguna.. Riji Cassa Anova kuberikan hormat ku padamu" pria berambut ungu itu menyeringai lebar.

"Tapi kurasa ini akan ditolak mentah-mentah oleh Caine. Apa yng akan kau lakukan?"

"Sial .. aku hampir melupakan itu. Dia terlalu lembut untuk berada di komplotan seperti ini. Tapi tak apa.. aku yakin dia bisa mengerti perkataan ku. Jika seorang harimau kalah dengan seekor landak yng lebih kecil darinya... Maka tusukan kecil pasti akan mengirimkan getaran yng hebat" -Rion

"Maka tak ada yng bisa menghentikan dirimu saat ini"

"Jika diriku diberi mangsa.. maka aku akan menerimanya dengan senang hati"

✧-----------------✧

"Key, tidakkah kau merasa aneh beberapa hari ini?" Ucap Elya yng sedang memotong daun bawang.

"Aneh? Maksudmu?" Jawab key yng sedang mengaduk makanan yng diaduknya.

"Aku tidak tau bagaimana mendeskripsikan nya tapi... Aku yakin kau tau maksud ku"

Key diam sejenak menatap masakan di wajan itu.. setelah itu wanita berambut biru ini tersenyum.

"Sepertinya akan ada kejutan sebentar lagi"

"Ehm .. aku juga merasakan hal yang sama"

"Ya.. sifat sebenarnya, mungkin ini akan menjadi gebrakan besar"

✧-----------------✧

Echi menatap langit pagi dengan rokok di tangannya.

"Papi..? Tidak ku sangka akan secepat ini."

"Kau menyadarinya juga?" Ucap pria berambut merah itu.

"Ya.. dia benar benar mengeluarkan kartu as kali ini"

"Sí"

✧-----------------✧

Caine sedang merapikan kamar ,dia menjatuhkan salah satu foto Rion, Caine mengambil foto itu dengan hati hati dan menaruh kembali foto itu pada tempatnya.

"Entah mengapa perasaanku tidak enak.. kuharap tak ada hal buruk terjadi " ucap Caine pelan.

Setelah menata kasur, dia pergi ke lemari untuk menaruh baju yng sudah dilipat, saat Caine membuka lemari milik Rion.. semua baju yng dibawanya langsung terjatuh ke lantai, Caine terdiam membeku ditempat nya.

"Apa apaan semua darah dilemari ini?"

✧-----------------✧
Do U miss me?

Tired? Don't worry i hold you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang